Mulai dari yang Kecil, dari yang Mudah- I

“Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah dan mulailah dari sekarang”

Saya seneng sekali dengan tagline diatas, very-very-very Inspiring menurut saya. Bahkan perusahaan otomotif yang raksasa, Toyota pun selalu mengaplikasikan hal ini, dan lihat saja sekarang perusahaan otomotif yang tertua di Amerika sana pun sebentar bisa di geser dominasinya oleh Toyota. Perusahaan segede mbahnya gajah itupun ternyata mengaplikaskan (Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah dan mulailah dari sekarang)ini.

Saya pernah menjadi jadi ujung tombak sebuah project team, dan goal-nya adalah bagaimana kita mudah memanage Asset Perusahaan.

Sekedar gambaran saja, jumlah asset di perusahaan itu, misalnya untuk Company yang di Indonesia saja jumlahnya bisa sampai puluhan ribu Asset (kalau nilai 1 asset terkecil saja misalnya 5 juta, dan yang gede bisa puluhan Milyar seberapa besar nilai uangnya ya...hehehe..). Ada sekian ribu mesin las, sekian ribu komputer, sekian ratus gedung, sekian ribu mesin2 yang lain.
Setiap tahun perusahaan harus membuat laporan keuangan yang akurat, artinya laporan asset harus akurat, ditambah lagi yang namanya Asset itu juga terkait erat dengan pricing untuk menentukan harga sebuah mobil.

Agar laporan asset itu akurat, maka harus ada pengecekan fisik asset di lapangan dan harus matching dengan yang ada di buku nya orang keuangan, padahal yang namanya Asset banyaaaa...kk sekali yang bergerak setiap tahun, pindah mesin ini kesana, beli mesin baru buat project ini, bikin pabrik baru, kirim asset ke perusahaan toyota yang lain, membuang asset yang tidak berguna..dll..dll...

Sementara di perusahaan lain, misalnya di sebuah BUMN tempat saudara bekerja, mengecek asset yang tidak sebanyak itu, dia membutuhkan waktu hampir setahun untuk menghitung asset2nya dengan benar dan akurat, artinya ketika menghitung asset yang terakhir, maka sudah saatnya harus menghitung asset yang pertama lagi...pusing kan..?

Ada IDE GILA..!
"Saya mau agar proses ngitung assset ini targetnya 2 hari bisa rampung, dan tahun berikutnya 1 hari bisa rampung, dan tahun berikutnya cukup 2 jam..!" Kata bos Jepang .
Perintah gila kan...? Di Indonesia saja bisa setahun ngitung asset, si bos ini maunya ngitung asset 2 jam rampung, yang bener saja bos..pikir saya ketika melihat action plan salah seorang temen saya di Jepang.

Dan ajaibnya, beberapa tahun kemudian target itu hampir tercapai, ketika itu saya bisa melihat asset puluhan ribu itu bisa di laporkan denga akurat hanya dalam waktu setengah hari..!
Dan tahun 2004 saya di berangkatkan ke Jepang dan salah satu tugas saya adalah bagaimana mengaplikasikan hal itu ke Indonesia, dan dari situlah saya mengenal “Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah”
Awalnya saya bingung harus mulai dari mana belajarnya, pasti akan banyak buku aneh-aneh berbahasa kanji, atau bahasa Inggris dan saya harus membaca buku-buku yang tebal itu, atau saya di suruh setiap hari di kelas mendengarkan kuliah sebagaimana orang traninning pada umumnya...

Ternyata dugaan saya keliru..!

Oleh sang guru saya diajak ke pabrik, ke lokasi yang kecil, dan disana saya dipertemukan dengan kepala group yang membawahi beberapa orang di lapangan.
“Hadi san, semuanya dimulai dari sini, dari tempat kecil dan sederhana ini. Kalau Hadi san bisa memanage asset yang jumlahnya puluhan ini, maka kamu juga bisa memanage asset yang tidak terkira banyaknya”

Saya garuk-garuk kepala...kalau Cuma mesin las sekitar 50an seperti ini sih 30 menit sampai 1 jam juga rampung..pikir saya.

“Bisa nggak Hadi san ngitung asset in dengan akurat dan di kasih waktu 3 jam..?” Kata Sensei (guru) saya.
“ Haik, Dekimasu...kore wa kantan desu (bisa dong, itu mah sederhana Oom..) “ kata saya dengan senyum lebar
“1 jam bisa” katanya
“Bisa dong , 30 menit juga bisa” Kata saya
“ 15 menit..?
” Bisa, sendirian kah..? Kalau kerja keras masih memungkinkan “ kata saya..
“60 detik bisa”“Dekimasen desu..(enggak bisa Oom..mana mungkin)” emang ngecek asset sama kayak sprint pikir saya...

“Kalau kamu sudah bilang tidak mungkin maka kamu tidak pernah akan berusaha, padahal kita bisa lebih cepet dari itu loh...30 detik (Nah loh..)” katanya...

“Menghitung 50an assset bisa 60 menit, apakah apakah sensei ngecek asset sambil lari-lari kenceng.?” kata saya..

“Siapa bilang harus one by one, nih cukup jalan saja ke papan itu, dan saya cek saja papan asset itu, setiap ada pergerakan asset alamatnya selalu di update dan saya percaya akurasi data itu sama seperti akurasinya komputer di Bank tempat saya menyimpan uang” katanya

“Dan saya hanya butuh waktu 30 detik untuk mengecek akurasi assetsaya, dan silahkan kamu counter cek dengan yang di lapangan secara sampling, berapapun Hadi san mau ambil sample...akurat apa enggak” katanya.

Saya coba-coba cek, dari asset gede di depan mata sampai asset yang terkecil di kolong-kolong....ternyata semua akurat bo..!
Pantes saja mereka bisa pamer kalau ngitung asset di Jepang yang puluhan ribu setengah hari selesai, bahkan mungkin sekarang bisa bener-bener 2 jam sesuai target mereka.
“Gimana bisa begitu sensei..?” sambil garuk-garuk kepala karena takjub...
“Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah” lagi-lagi ngomong begitu doi...
Mulainya dari sini, katanya “Buatlah peta tempat yang ukurannya 20x20 meter ini, buatlah gambar-gambar dimana asset2 itu berada, buatlah aturan (rule) kalau ada mesin baru masuk atau keluar dari area ini maka peta harus di update“

“Area kecil ini adalah percontohan, kalau sudah sempurna petanya, aturan-aturan mainnya selesai, maka ajarkan ini kesemua operator-operator yang ada di lapangan, bagi mereka pekerjaan ini sederhana dan menyenangkan, karena mereka pasti mengenal betul ada mesin-mesin apa di sekitar mereka”

“Kalau mereka sudah tahu caranya, mintalah kepada kepala group agar menjadikan ini sebagai bagian pekerjaan mereka dan kepala group, spuervisor dan manager menjadi penanggung jawabnya”
“Proses menduplikasikan apa yang sudah baik di area 20x20m yang kecil ini ke area 20x20m yang lain, terus yang lain agi, yang lain lagi..ini disebut YOKOTEN”
“Jadi...sudah tahu ya.. Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah, lalu improve-improve sampai bagus, sampai di dapat model yang bagus, dan duplikasikan, dan tidak sampai 2 tahun area pabrik kamu seberapapun gedenya juga bisa selesai, dan setelah itu kamu mudah dan enak melaporkan data asset yang akurat dan tidak sampai 1 hari selesai.!” Kataya mantap..

“Haik..wakarimashita..(Yes bos..saya faham dan mengerti).!” Kata saya.

Begitulah ceritanya..dan cerita ini akan bersambung, dan akan menarik sekali. Karena saya akan bercerita secaram langsung dari lapangan tentang perjalan saya dan perjalanan orang-orang di sekitar saya yang sedang “Memulai dari yang kecil dan memulai dari yang termudah”
Hanya bedanya topiknya bukan lagi menghitung asset, tapi topiknya adalah tentang perjalanan bisnis, dan sebagian orang umumnya akan memulai bisnis setelah mereka memiliki modal, artinya mereka MENUNDA BELAJAR karena menunggu modal.

Apakah yang seperti ini bener..? Bisa jadi bener...tapi ingat selain modal ADA VARIABEL LAIN yang perlu juga anda pertimbangkan, yakni WAKTU..! belum lagi embel-embel yang lain , macam takut, khawatir dll
Ya..something yang tidak kelihatan ini tanpa kita sadari ternyata justru garis batas yang sesungguhnya...modal anda gede, tapi kalau dapetnya 20 tahun lagi setelah anda pensiun dengan sisa waktu produktif hanya 5-10 tahun apa ya bisa..? Apa ya anda mau belajar dari awal..? Apa ya anda mau baca-baca buku..?Apa anda mau blusukan ke pasar..? (Bonus akhir saja oleh istri dibeliin furniture dan ranjang 5 juta engga pake mikir..mo buat bisnis kok takut...heheh)

Kalau anda tidak yakin, maka mulailah dari sekarang, sejak anda membaca tulisan ini. Lah saya belum punya modal gede, belum punya ruko, belum punya uang buat sewa..?
Mulailah dari yang kecil, dan mudah...manfaatkan 1-2 juta uang yang anda miliki saat ini buat belajar, maanfaatkan mobil pasif anda, maanfaatkan garasi anda, maanfaatkan toko nganggur saudara anda, maanfaatkan sebagian kecil teras anda, maanfaatkan motor anda...

Nantikan cerita menarik sambungan dari tulisan panjang ini, saya akan menceritakan bagaimana saya membuat outlet-outlet yang saya sebut Hasuko Distro, yakni Distro Peralatan tidur yang saat ini masih berupa prototype seperti cerita area 20x20m diatas.

Cerita ini akan saya tulis di blog ini, baik ketika ada WINNING maupun ada OOPS secara langsung, saya tidak tahu persis apakah Distro itu nantinya akan menjadi besar dan bener-bener tersebar di seluruh penjuru tanah air dan negara tetangga seperti bayangan di kepala saya saat ini..? Wallahu A’lam, yang pasti saya akan berusahan menikmati perjalanan ini....meski saat ini di seputar saya toko-toko dan mall-mall yang gede seperti yang saya bayangkan sudah banyak bertebaran..tapi justru disitulah seninya....Speed & Creative...itulah kuncinya..

“Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang termudah dan mulailah dari sekarang”

Tulisan saya berikutanya bisa anda baca di link di bawah ini :
Mulai dari yang Kecil, dari yang Mudah -II

Enjoy your business adventure..!

Hadi Kuntoro

NB:
Setahun yang lalu, seminggu sebelum saya resign, saya pernah berguru kepada seseorang untuk bisa pede ngomong, dan pede gaul, dan pede apa saja...sampai tebal muka..heheh...(Lihat kisah ketika saya belajar bersama beliau di LINK :6 Hari Menjelang Resign) dan yang surprise guru saya itu sekarang juga sedang “Memulai hal yang kecil dan mudah juga” ssst....beliau ikutan menjadi agen selimut Jepang Juga, meskipun saat ini beliau sudah punya kantor di Suite yang tinggi banget....Hallo Pak Guru, semoga anda membaca note ini....selamat berjuang Pak Guru..!

8 komentar:

Unknown mengatakan...

Pak Hadi, si bos itu mah enak karena ada yg mengerjakan untuk membuat peta-peta. Wong kerjanya cuma baca peta jeh, yah, gampang atuh..yg susah kan bikin peta dan mengerahkan tenaga untuk membuat peta.

Jawab Pak Hadi, " Yang pinter dong ah, kan bisa cari orang pintar untuk mengerjakan peta-peta tesebut. Yang ibu punya cukup konsep, translate konsep itu kepada orang yg otaknya nyambung dengan pemikiran kita.." Hehehe...

Menari banget baca tulisan2 Pak Hadi

Andri mengatakan...

Tulisan bapak sangat inspiratif pak, mungkin yang perlu dipunyai setiap orang itu adalah komitmen dan dedikasi dalam menjalankan usahanya.

Saya ingin 100% terjun ke dunia usaha tapi masih belum bisa menemukan dimana saya harus terjuan

Anonim mengatakan...

inspiring blog

Anonim mengatakan...

Nice site you have here..
Thanks for the info..I'll use this a lot

Anonim mengatakan...

enak pak, kalo semua berpikir sama
lha,, ini khan Indonesia
dimana semua orang rata-rata berpikir simpel
kerjakan yang mudah-mudah aja
ditambah kebiasaan "warisan"
dengan kata lain mengikuti alur yang ada, tanpa berani merubah menjadi lebih baik
plus banyak bos-bos yang dah siap pensiun yang tidak menghendaki perubahan
bagaimana kita bisa membenahi
yang muda yang tidak didengar

btw,,,
blog nya sangat inspiratif
mungkin suatu saat bapak bisa buat buku
bisa menjadi saingan inspirator top lain lho pak

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum Pak Hadi,

Teknik itu "Memulai dari yang kecil dan memulai dari yang termudah” teknik Jepang Kuno ya Pak.

Kalau tidak salah namanya "KAIZEN"
yang artinya continuous improvement.

Terima kasih pak ceritanya baguss bangett ... sangat menginspirasi kita yang sedang meniti bisnis awal

wassalam

Anonim mengatakan...

Slogan yg memang ketika diaplikasikan sangat powerfull pak. Perusahaan saya sebelumnya (sebelum terjun bebas mencoba menjadi TDA), yaitu Panasonic, juga menerapkan hal yang sama untuk berbagai hal yg berkaitan dengan produksi dan jalannya roda organisasi. Hasilnya memang duahsyaat...!!

Coba kalo kita bisa aplikasikan dalam hidup kita, keluarga kita, pekerjaan kita, usaha kita... Insya Allah hidup yg merupakan berkah dan anugerah ini jadi terasa makin nikmat.

Terima kasih ya Pak Hadi sudah mau sharing pemikirannya yg sangat bagus buat kami2 para pemula ini...

Fun with Luv mengatakan...

Funtastic pak...

alhamdulillah, saya bisa menemukan blog bpk..

"mulai dari yang terkecil, mulai dari yang termudah, dan mulai dari sekarang" kata2 itu sangat memberi inspirasi kpd saya untuk menjalani segala masalah kehidupan,dan setidaknya walaupun saya belum merintis bisnis seperti bpk dan kawan", tapi saya memang punya mimpi seperti bpk...

SaLam Kenal,

Ajeng