Maraknya bisnis kuliner di ibukota lambat laun merembet sampai ke desa, demikian pula di kota Wonosobo, jajanan-jajanan macam Kebab, Crepes, Fried Chicken..yang dulunya awam tahun 2010an mulai masuk, itulah makanya 2010 Oom Yoyok adik saya mencoba juga membuka usaha baru yakni mendaftar Franchise Burger..!
Setelah sebelumnya sukses membuka 6 toko busana Muslim, kami yakin usaha yang baru ini pasti jauh lebih mudah, apalagi franchise kami berpikir semua hal pasti sudah dipikirkan oleh yang menjual franchise, dan kami tinggal membeli, menyediakan karyawan, nanti si karyawan sudah ada yang mendidik, kami tinggal membantu promosi saja, dan itu tidak terlalu sulit pikir kami, tinggal buka di depan toko kan sudah ada keramaian, dan untuk pengembangannya juga lebih mudah, tinggal buka saja satu persatu di depan-depan toko, di Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga... woww... diatas kertas semuanya mudah.
Untuk ujicoba Oom Yoyok membeli 1 set Franchise yang medium, sekian puluh juta, sudah dapat gerobak yang bagus, peralatan masak kumplit, petunjuk penyajian plus bahan baku untuk operasional awal.
Ica, Zahra Anak-anak waktu itu masih SD kecil , seneeeng bukan main...."Horeee...oom yoyok jualan burger, aku mau beli setiap hariiii...kata mereka...." hahaha.....
Setiap hari mereka bertanya kepada kami kapan buka..? kapan buka..? hingga suatu hari karyawan-karyawan , yang akan menjadi operator siap setelah melalui saringan rekruitmen. Para karyawan mendapat pelatihan dan kami menjadi testernya sekaligus pembeli awal....
Dan tidak seperti yang kami bayangkan, ternyata membuat Hamburger yang enak, meskipun resepnya sudah ada, tenaganya sudah dilatih, untuk mendapat rasa yang pas ya butuh waktu....dan ketika ujicoba jualan Burger mulai dilakukan ternyata ada saja kendalanya....dan meskipun itu bisnis Franchise dan ada perjanjian yang menjual franchise akan memberikan pendampingan dan konsultasi, pelaksanaannya tidak mudah, akhirnya menyerah peralatan-peralatan burger itu di masukkan garasi hingga hari ini cerita Oom yoyok dan gerobak Hamburgernya dibenak anak-anak kami masih menjadi cerita misterius..."Dulu oom Yoyok mau jualan burger kok gak jadi sih kenapa ya mah..?" kami hanya tertawa....
Teman-teman, cerita bisnis Hamburger itu menjadi pelajaran, bahwa Insinyur, pernah kerja di perusahaan besar, pernah Punya pangalaman bisnis, punya modal, punya partner, punya prospek pasar, ternyata tidak cukup.......ada titik akhirnya berhenti dan memilih menyerah...dan setelah menyerah barulah angka-angkanya muncul, ooo...total biaya kuliah dari kampus hamburger sekian puluh juta...hahahaha...harapan yang hilang segini...biaya menggaji karyawan segini...jika uang kuliah itu adalah hasil hutang, maka akan lebih heboh lagi ceritanya...hahaha
Temen-temen, ketika bisnis Nutrition Club model Gotong Royong (NCGR) pertama kali di presentasikan Bulan Maret 2014 sekembalinya Oom Yoyok dari Manila, disitu saya takjub... wow ini menarik..... dan saya bener-bener tertantang karena pertumbuhan bisnisnya diatas kertas bisa di simulasikan secara sistematis dan MASUK AKAL. Dan yang menariknya bisnis ini bener-bener akan membuat orang sukarela bahu membahu saling membantu bisnis teman-temannya yang terikat dalam SISTEM GOTONG ROYONG.
Disini tidak ada biaya kemitraan, Franchise fee dan segala macamnya, yang penting kita mau sekolah nanti akan diajarin ilmu-ilmunya, dan lulus sekolah kita bisa magang di Nutrition Club manapun yang direkomendasikan, dan selama magang itu tidak ditarik bayaran, bahkan selama magang jika yang magang bisa mendapatkan pelanggan, maka pelanggan itu menjadi miliknya, bukan milik yang punya Nutrition Club, bukankah ini ajaib..?
Bayangkan bila kita sekolah dan ada tugas magang, misalnya magang di Supermarket, dan bisa mengajak teman-teman atau keluarga datang dan beli sepatu, baju, atau barang-barang lainnya, apakah kita akan dapat uang dari transaksi itu, hehehe...tentu saja tidaaaak...
Daaaan....tidak hanya ditempat magang itu saja, dimanapun ada Nutrition Club yang KOMIT menjalankan Sistem NC Gotong Royong NCGR, maka kita bisa menitipkan pelanggan kita, sehingga dia Menjadi Pecinta Produk, kita bergotong royong menciptakan PRODUCT LOVERS meski gak mudah ini konsep bisnis yang luar biasa, dan belum ada masuk kamus jenis pengembangan bisnis seperti ini di Indonesia.
Dari segi permodalan, bisnis inipun paliiiing minim, modalnya terbesarnya hanyalah produk-produk yang kita konsumsi untuk membuktikan hasilnya, dan biaya-biaya untuk training dan itupun bisa kita tutup dari keuntungan usaha, karena uang training atau sekolah, bisa kita dapatkan sembari kita menjalankan bisnisnya.
Saya lebih seneng jika biaya training, sekolah, pelatihan-pelatihan adalah diambil dari keuntungan bisnis bukan dari tabungan atau bahkan uang hutang, jauh lebih nikmat menikmati buah jambu rasanya agak sepat-sepat namun dari halaman rumah sendiri daripada jambu renyah manis namun beli...
Perjuangan yang terbesar di bisnis ini adalah MEYAKINKAN DIRI bahwa bisnis ini adalah sebuah bisnis yang FEASIBLE alias Sesuatu yang Layak dan masuk akal untuk dikerjakan. Karena jika kata-kata "MENGAPA BISNIS INI MASUK AKAL" sudah meresap dalam benak kita maka pelaksanaanya akan lebih mudah dari yang dibayangkan.
Itu makanya ada kalimat yang paling saya suka di pidatonya Jim Rohn "When The Why Is Clear, The How Is Easy"
Dan saya mengartikan ungkapan itu _"Jika di benak kita SUDAH TERTANAM bahwa bisnis dengan cara ini masuk akal maka menjalankannya mudah sajaaa...."_
Modalnya minim, pelatihannya ada, tempat magang ada bahkan sambil magang kita bisa mendapat pelanggan, maka jika suatu saat kita membuka Nutrition Club kemungkinan lebih dari 80% akan hidup dan berkembang. Karena kita melakukan bisnis dalam keadaaan sudah punya pelanggan, sudah tahu ilmunya, dan sudah terbentuk keyakinan, karena sudah pernah melakukannya...
Yaaa benar...saya garis bawahi yaa... KEYAKINAN KITA AKAN BERTUMBUH DENGAN BERBUAT/ACTION/BERLATIH, BUKAN DENGAN BERPIKIR dan hanya tindakahlah yang menghasilkan hasil-hasil.
Daaan, sistim bisnis yang sedang dijalankan dengan paradigma baru ini sudah bergerak mulai Juli 2014, dan kini mulai terlihat TANDA-TANDA bahwa BISNIS YANG SEBENERNYA SULIT ini alhamdulillah mulai bisa dijalankan oleh siapa saja, ibu rumah tangga, anak-anak muda yang baru lulus, pensiunan, mantan-mantan karyawanm bahkan adik-adik yang masih kuliahpun banyak yang MULAI BERHASIL menjalankannya.
Inshaa Allah Kita akan melihat 5-10 th lagi tergambar jelas di benak kami akan ada lebih dari 100.000 Nutrition Club di Indonesia...Aamiiin...
Semoga terinspirasi dengan cerita ini
*****************
Hadi Kuntoro
Pendongeng dari Kaki Gunung Dieng, Wonosobo
Hadi Kuntoro
Pendongeng dari Kaki Gunung Dieng, Wonosobo
"Mulai dari yang kecil, Mulai Yang Mudah dan Menyenangkan dan Mulailah dari Sekarang"