Belajar Dari Temen Tionghoa

“Wawa, dagangan bapakmu begitu banyak apa saja ada, gimana cara menghitung hari ini untung berapa.? Hari ini rugi apa enggak misalnya..?” tanyaku pada salah seorang sahabat Cina yang dulu pernah bareng-bareng sebangku sekolah di kampungku, panggilannya Wawa.

“Walah-walah...Coro de’e emang wong Cino dikiro uteke canggih banget po iso ngetung detail ngono kuwi .? (Walah..menurut kamu dikira orang cina canggih banget bisa menghitung detail seperti itu.?)” katanya sambil tersenyum.

Saya penasaran sekali dengan hasil temuan yang saya dapatkan. Harga-harga barang di tempat Cina-cina di kampungku yang jualan grosir kok kadang harganya mepet sekali dengan harga termurah yang saya survei grosir-grosir di Jakarta.

Untuk menjawab pertanyaan itulah saya akhir-akhir ini saya sering merapat banyak mengumpulkan informasi dan sharing dari temen-temen Cina, dan juga dari temen-temen yang pernah atau masih bekerja di toko-toko Sahabat-sahabat Cina di kampungku.

“Ngene (gini) tak ajari ilmu rahasia Engkoh-engkoh itu ya, hanya wong apikan koyo kowe wae sing tak ajari loh..hehehe...” Katanya

Napas bisnis itu adalah cashflow, pokoke nek duit itu bisa muter terus pasti awake dewe (kita) bisa numpang urip (hidup). Namanya uang berputar itu tidak harus selalu diatas terus, kadang dibawah juga. Kadang ada kenaikan harga di hulu sana kita ketinggalan harga dan jual rugi itu juga biasa, enggak apa-apa teruslah memutarkan uang kita” katanya..

“Meskipun enggak ada saingannya, kita hanya ambil margin sedikit saja, 10% itu sudah gede banget, beberapa malah 1-2 % saja, tapi perputarannya yang diutamakan dan nanti secara periodik kita ambil sedikit demi sedikit secara berkala. Misalnya di test kita ambil modal kita 500ribu disimpan apakah masih bisa jalan..? kalau bisa maka yang kita sebut KEUNTUNGAN BISNIS ya yang 500ribu itu. Bulan depan modal kita tarik lagi...kalau memungkinkan nariknya lebih banyak..lebih banyak..gitu terus..dan kalau nanti cashfow terganggu ya kita kurangin penarikanya, gampang kan..?” Katanya..

“Uang-uang tarikan modal itu nanti buat beli tempat lagi, atau disimpan dalam bentuk emas, dan gitu terus, dan yang paling penting GAYA HIDUP kami meski bisnis lagi bagus tetap tidak berubah, makanya nabungnya makin lama makin gede. Kamu bisa lihat toko Cina yang hanya jualan teh di depan itu yang kelihatannya kusam dan enggak laku, jangan salah Enkoh tua yang sering kemana-mana gandengan sama istrinya emas batangannya banyak sekali..hehehe..” Mmmmm..begitu ya...kataku dalam hati.

“Oo..sakjane hanya sederhana saja ya.?” Kataku pada Wawa

“Ya iya Cuma gitu, gila apa, emang cerdas banget, orangtuan atau embah-embah kita harus menghitung detail banget one by one seperak dua perak keuntungan kita seperti itung2an di alfamaret atau indomaret itu.?” Saya tersenyum dengan gaya bicara sahabat Cina saya ini.

Oya, orang-orang Cina di kampungku itu sebagaian besar hubungannya dengan orang-orang jawa baik-baik sekali. Bahkan kadang ada yang bahasa jawanya lebih medok dari kita.

Dialog sederhana Saya dan Wawa ini saya tuliskan disini agar para kita yang bukan Etnis Cina juga bisa belajar dan mengaplikasikan hal ini pada bisnis kita. Tahun ketiga saya berbisnis banyak sekali saya menemukan banyak temen-temen yang memulai bisnis dan berhenti tidak lama sebelum seumuran jagung hanya karena tidak memiliki wawasan seperti ini barangkali.

Untung yang segede-gedenya, adalah jurus yang umumnya dipakai oleh kawan-kawan pebisnis pemula. Ketika ada kawan lainnya yang ternyata jual lebih murah mereka kelabakan dan menganggap bisnis yang ada depannya itu tidak lagi bisnis yang nyaman, dan dia akan ganti lagi...nanti ganti lagi..begitu terus...hehe..dan suatu saat berhenti kecapekan..

AMBIL MARGIN SEDIKIT SAJA...inilah yang saya akan ingat-ingat...putar Terus uang kita, karena CASHFLOW ADALAH NAPAS bisnis dan TARIK MODAL SECARA PERIODIK dengan catatan bisnis tetap jalan..


Cerita-cerita langsung dari lapangan mengenai strategi bisnis temen2 Tionghoa yang lainnya nanti akan saya ceritakan lagi..banyak sekali kok yang bisa kita pelajari dari mereka...

Semoga Anda Terinspirasi..

Selamat Berpetualang..dalam Bisnis Dunia Anda..!

Hadi Kuntoro
http://www.rajaselimut.com
http://www.hadikuntoro.blogspot.com

NB:
Berita Dari Negeri selimut :
  1. Saat ini sudah ada lagi selimut yang paling menjadi favorit konsumen, yakni selimut terbaru koleksi musim dingin Jepang tahun ini, cakep sekali, klik saja link ini Osaka Standard 2Ply.
  2. Prototype Design Selimut Tahun 2009 juga sudah ada, dan anda bisa melihat ada produk spesial yakni selimut animasi namun 100% Acrylic. Lihat selengkapnya di http://www.rajaselimut.com

7 komentar:

YLabdo mengatakan...

Great posting Sinuwun Rojo Kemul.....hehehe. Ternyata sodara kita etnis cino pemikirannya sederhana saja dan " hidup dibawah kemampuan sebenarnya"....nah ini yg kayaknya sering dilupakan oleh pebisnis kita.....ditunggu sharing berikutnya.


Salam Berkelimpahan,

ylabdo ( toedoselimutjepang.blogspot.com)

Anonim mengatakan...

Suwun Pak Guru.
Bener juga, nek ambil untung 1%, barang setiap hari laku habis. Besoknya kulak lagi, habis lagi. Kulak lagi dst. Berarti sehari untungnya 1%. Jadi kalau sebulan tanpa libur bisa 30%. Juauuuuuh lebih besar daripada uang mandeg di bank.

Ini juga yang saya hitung ketika teman saya yang punya konter pulsa. Katanya untungnya jualan pulsa itu dikit. Tapi setiap hari kulakan pake uang modal yang itu-itu juga. Saya bilang berarti untungmu 20-30% per bulan. He... he... dia mesam-mesem.

Di sebelah toko saya ada Alfa mart yang hampir setiap hari kedatangan barang. Saya bisa bayangkan perpuratan uangnya yang cepat karena Alfa jual dengan harga murah (marginnya dikit).

Makasih ceritanya, Pak.
Salam,
Choirul
http://muslimart-dannis.blogspot.com

Unknown mengatakan...

pak Hadi..kadang2 kl kita jualan utk temen2 dkantor kebentur dg cashflow karena mereka biasanya membayar bulan depan(tempo)
Nah...mungkin pak Hadi ada tips/trik bagaimana mensiasati pembayran spt itu ?

Trims Pak

Anonim mengatakan...

Tipsnya menarik Pak, setuju sekali dan bisa dipraktekkan kalau kita jualan yang sifatnya B2C tapi kalau B2B menurut pengalaman saya agak repot untuk mengejar cashflow. Lha mereka itu (konsumen perusahaan) kalau pesan maunya cepat jadi dan berkualitas tapi giliran pembayaran ditunda-tunda setengah mati :)

Anonim mengatakan...

pak anda memberi ispirasi kepada saya .... terima kasih
bagaimana cara menjadi dealer atau reseller? terima kasih
thada1335@gmail.com

HADI KUNTORO mengatakan...

Mas toto, untuk menjadi agen or reseller gampang kok, silahkan hubungi kami di LINK INI = http://www.selimutku.blogspot.com/2008/10/kontak-kami.html

Salam Hangat

dwi mengatakan...

Ass... bagus artikelnya, sangat memberikan inspirasi dalam dunia bisnis semoga bisa dilanjutkan lagi dengan artikel menarik lainnya...