"SANGAT MENDEBARKAN" Hari Pertama Membuka Bisnis..

6 Juni 2006

Dalam buku yang saya baca, proses pindah kuadran merupakan salah satu hal yang sangat mendebarkan. 

Tabungan, Waktu, Perasaan (cemas,khawatir,emosi dsb) rasanya bener-bener tersedot olahnya.

Dari sekian banyak perasaan degdegan, yang paling saya ingat degdegan saat mengecek ulang saldo tabungan yang saya investasikan ke bisnis baru saya.

Virus-virus bisnis begitu ganas dan menguasai akal sehat saya dan disana mengeluarkan popup-popup seperti syware dan pesannya adalah bukalahbisnis..bukalahbisnis....begitu terus berulang-ulang seperti komputer saya yang dulu pernah hancur karena seringkali mengunjungi ”situs” tertentu pas 4 bulan trainning  di negara saudara tua sono...(jadi malu nih..). 

Akibat "virus bisnis" itu tabungan saya selama 5 tahun nyaris habis bahkan saya masih minjam uang Ibu saya dari hasil penjualan kios ibu di kampung, masih plus lagi utang dari kakak ipar! Wah..wah...

Rasa ayem tentrem sebagai karyawan yang mapan dan punya tabungan,  berganti menjadi ketakutan, kalo rugi, terus bangkrut modar (mati) aku...modar aku...begitulah teriakan-teriakan yang muncul dari akal sehatku.

Ritme tidurku jadi kacau, lebih sering hanya tidur 4 jam sehari, ke kantor kesiangan meski tidak terlambat tapi saya kehilangan waktu emas untuk olah raga 30 menit lari pagi-pagi mengelilingi pabrik sebelum bekerja.

Makanpun jadi tidak teratur lagi dan terasa baju-baju besar yang sudah dikecil-kecilkan oleh istri tercinta mulai terasa sempit lagi . Edan....semua berubah!

(Setahun saya ngurusin badan mulai berantakan lagi...oya dulu berat saya 90 Kg. Dengan cara makan diatur dan olahraga lari tiap pagi menjadikan badanku pernah sampai 69 turun 20an Kg dalam 1tahun)

Rasa stess itu membuat akau dekat lagi dengan makanan-makanan dan pola yang sebelumnya sangat aku jauhi.

Makanya hari-hari terakhir menjelang pembukaan saya lebih banyak main untuk mencari dukungan dan suport dari temen-temenku dan baca-baca email dari rekan millist.

Akhirnya tibalah saat-saat yang sangat dinanti-nantikan, yakni pembukaan toko kami secara resmi pada tanggal 16 Mei 2006.

Pembukaan dilakukan di dua tempat langsung yakni di Wonosobo dan di Bekasi pada hari yang sama yakni hari Selasa (bukan hari keramat lho..).

Gbr. Ini adalah lahan kosong milik saudara saya (keponakan) yang tanahnya nganggur

Gbr. Tanah nganggur itu saya usulkan untuk didirikan toko busana muslim, ternyata saudaraku setuju..alhamdulillah..

Gbr. Toko ku yang pertama..! semoga dari tempat kecil (yang numpang pula hehehe..) suatu bisa menjadi anak tangga pertama dari ribuan tangga perjalanan bisnis saya..Insya Allah..

Sebelum toko dibuka ada acara selamatan di rumah saudaraku yang tanahnya saya bangun toko kecil saya, dan pada acara itu ada pesan-pesan dari saudara-saudaraku yang saya tuakan yang sedikit membesarkan semangat.

Tibalah hari pertama buka.... (saya khawatir karena hari pertama perusahaan retail yang terbesar di Amerika, selesai opening ceremoni hanya didatangi oleh rombongan-rombingan nenek-nenek yang datang membawa payung dan kalkulator ditangan. Kesana-kemari memencet kalkulator abis itu pulang...ih..sedih banget dan ini berjalan hampir seminggu kata buku yang saya baca).

Sangat takut itu akan terjadi pada saya...

Apakah hari pertama ada pembeli...? Alhamdulillah ada...!

Pecah telur..tapi pembelinya saudaraku sendiri yang ikut pada acara selamatan, mungkin nggak enak atau kasian denganku he.he.he..gak apa-apa yang penting laku.

Sekarang usahaku sudah berjalan 20 hari dan Alhamdulillah omsetnya masih terus naik.

Saya tercenung dan terharu ketika terakhir mengetik laporan omset sampai akhir bulan mei 2006 , keuntungan kotor dari omsetku selama setengah bulan pertama ternyata kira-kira sudah mendekati setengah dari gaji yang aku terima sebagai keryawan yang sudah 10 Tahun!

Subhanallah...diluar sana ternyata banyak hal yang tidak terduga ya?

Ternyata digarasi di kampung (Wonosobo) yang biasanya senyap karena tidak dipakai, dan di tanah kosong tempat pembuangan sampah di bawah pohon mangga di depan rumah saudaraku di Bekasi (tempat sekarang toko kecilku berdiri) adalah ladang uang kalau kita benar-benar serius usaha dan minta sama Allah.

Gbr.Garasi yang sejak dibuat pertama kali enggak pernah dipakai...mubazir ya tempat segede ini kok enggak dimanfaatin..

Gbr. ternyata dengan modal hanya sekitar 3 jutaan kami bisa menyulap tempat itu menjadi toko...tapi lokasinya jauh dari kota..enggak apa-apa entar kita fokus..pasti ada cara untuk membuat mereka datang kesini..

Gbr. Didalam toko yang tadinya garasi yang enggak kepake..ajaib ya..ternyata tempat seperti ini juga bisa kita jadikan tempat buat menghasilkan income

Saya ingat dengan kata-kata ustadz di kantor bahwa pasti Allah akan kasih rejeki dan itu bisa didatangkan dari tempat yang tiada kita duga asal kita Iman dan Taqwa pada Allah, yakinlah akan hal itu karena semuanya tertulis di ayat-ayatNya yang Mulia, dan keyakinanmu itu harus melebihi keyakinan logikamu bahwa besok matahari masih terbit...Allahu Akbar..

Apakah saya masih pusing dan khawatir karena tabungan saya habis...bahkan punya utang? TERNYATA MASIH..!

Tapi sekarang frekuensi khawatirnya kecil dan  bahkan kadang-kadang hilang sama sekali apalagi pas saya evaluasi hasil-hasil penjualan harian.

Dan yang nyata sekali adalah keuntungan pada saat hari Sabtu atau Minggu hehe..

Apabila sebelum bisnis Sabtu Minggu adalah hari membuang uang maka sekarang menjadi hari yang irit bahkan hari yang laris mendatangkan uang.! Karena Sabtu-Minggu hanya saya yang main-main sama anak jalan-jalan berenang dll.

Paling uang keluar buat eskrim saja dan Istri yang biasanya "Sang Pemakai Uang yang Dahsyat" sekarang njagain toko jadi nggak terpikir lagi untuk jalan-jalan di mall beli-beli baju.hehehe...! 

Kalau dulu seakan-akan istri saya serasa dendam, karena Senin sampai jumat nggak pernah main ntar mainnya nunggu bapaknya libur, makanya kalau Sabtu-Minggu ribut, saya penginnya relaks dan tidur-tiduran dirumah main sama anak-anak, eh istri penginnya jalan-jalan mumpung ada mobil nganggur...tragis banget ya....dan inilah biang keributan kami..hehehe, coba kalau setiap "everyday are holiday"..kayak apa senengnya ya...mimpi kali...

Jadi kalau karyawan sepert kita punya bisnis walaupun omset nol ternyata keuntungannya tetap ada yakni : Istri tidak boros...! karena istri mungkin mikir 

” Kalo saya beli panci yang harganya 500 ribu itu saya harus punya omset 3jutaan agar bisa terbeli..”  akhirnya gak jadi beli panci lho wong biasanya setelah dibeli juga pake sekali dan seterusnya nganggur...kita jadi irit kan..?

Tulisanku sudah banyak ya.. maksud saya posting tulisan ini di millist adalah saya ingin berbagi perasaan dengan anda, mungkin dari yang saya ceritakan ini ada sedikit berguna bagi yang sekarang juga sedang memulai usaha seperti saya, sekaligus saya mohon doa restu dari temen-temen agar usaha saya makin berkembang dan semangat untuk menuju TDA tetap membara di dada saya. 

Salam  Fuuntastic...

Hadi Kuntoro

http://www.hadikuntoro.blogspot.com

5 komentar:

Stokis Center Avail Jakarta Barat mengatakan...

Salam Pak Hadi..
Tulisannya sungguh menginspirasi..
semoga suatu hari saya segera bangun dan beranjak ya Pak.. bahwa masih banyak peluang di depan mata bisa segera kita kerjakan. Terimakasih Pak postingnya sangat bermanfaat & menggugah.. Ohya, salam kenal juga u istrinya pak..

Anonim mengatakan...

Terimakasih banyak pak Hadi.
Tulisan pak Hadi membuat hati saya lega, karena slama ini saya bertanya2
pernah gak ya orang yang sangat sukses seperti pak Hadi ini mengalami
deg-degan ketika awal berbisnis atau ketika omset sedang gak menentu...

Saya tidak begitu bisa menulis, tapi akan saya coba ya, sebagai rasa terima
kasih tak terhingga karena telah diberi pencerahan oleh salah satu guru
bisnis di komunitas TDA ini.

Seperti itulah perasaan saya setiap hari kala omset sepi, selalu bertanya2
dalam hati, apa bisnis ini cocok untuk saya, apa saya tidak salah lagi dalam
memilih jenis usaha.

Saya dulunya TDB (thn 1994 s/d 2001an), sekretaris senior di salah satu
perusahaan rekanan pt. telkomunikasi indonesia (telkom).
Saya dulu hobi ikut2 seminar, sampai suatu hari (sekitar tahun 1999an kalau
gak salah) saya mengikuti seminar yang berjudul
"Sekretaris menjadi pimpinan". Begitu menariknya sang pembicara saat itu
membawakan tema tersebut, sampai-sampai selama berhari-hari saya kepikiran
terus untuk jadi pengusaha... hehehee.. . Tapi karena merasa gak mungkin,
seminggu kemudian saya saya segera men-delete keinginan itu dari pikiran.
Tak disangka, pada tahun 2001 bos saya berniat membuat perusahaan baru dalam
bidang "freight forwarding", dan meminta kesediaan saya untuk mengawasi
mengingat latar belakang saya di bidang ekonomi. Saya pun bersedia, namun
sayang, karena bos saya salah dalam memilih partner akhirnya perusahaan
tersebut gulung tikar dalam 2 tahun.
Kebetulan tahun 2002 saya mengalami banyak musibah, diantaranya wafatnya
secara berturut-turut kedua orangtua saya karena sakit. Tabungan habis
terkuras. Waah...panik saya, adik2 masih sekolah nih, dan masih banyak perut
yang harus diurus (kebetulan saat itu sedang banyak orang dirumah yang
menjadi tanggungan saya, sama sekali bukan bermaksud riya). Sempat selama
berminggu-minggu saya menyesali keputusan saya resign dari perusahaan
terdahulu yang telah memberi saya kenyamanan selama bertahun-tahun.

Akhirnya saya menjalani pekerjaan apapun yang bisa saya kerjakan, yang
penting halal. Mulai jadi tukang ketik di lembaga psikologi, tukang bikin
dokumen2 untuk perusahaan, pokoknya wes..yang penting dibayar dan halal.
Sempat juga bikin travel sama teman, tapi di"khianati" .

Sepanjang perjalanan usaha, mulai dari TDB hingga jadi tahun lalu, saya
selalu bertanya2 apakah bisnis ini tepat, apa saya sudah benar dalam
menjalankan ini. Gelisah terus. Karena dalam usaha2 yang lalu, selalu
melibatkan cara "kurang benar" untuk memuluskan usaha. Misalnya, maaf!,
harus berbohong untuk pimpinan, atau, ma'af lagi! harus membayar sejumlah
uang kepada pejabat tertentu agar dokumen dapat diloloskan. Teman-teman di
bisnis sejenis santai2 aja, tapi saya kog gelisah terus. Masa' sih saya
harus terus-terusan begini.

Makanya, dengan bantuan pinjaman dari salah seorang adik saya yang sudah
sukses, akhir 2007 saya memutuskan untuk berdagang aja. Memang saya masih
sering berpikir apa ini usaha yang terakhir dan cocok untuk saya? Tapi saat
ini saya menganggap inilah yang terbaik, bisa berbisnis dan beramar ma'ruf
nahi munkar, insya Allah. Tidak perlu berbohong, tidak perlu "suap". Hati
jadi lega. Meskipun masih banyak kendala yang saya hadapi. Masih lamban
jalannya. Omzet belum memuaskan, ada langganan yang tega tidak membayar
piutangnya (padahal awalnya lancar2 aja). Tapi saya anggap semuanya untuk
mengingatkan saya agar lebih berhati-hati, lebih banyak ber-ihktiar, lebih
banyak berdoa, lebih banyak bersedekah dan terutama sekali lebih banyak
ber-istighfar.

Semoga tulisan saya tidak ngebosenin dan bisa dimengerti.. .hehehe.. .pemula
niih...

Terimakasih banyak atas siraman energi positif dari pak Hadi. Doain saya
bisa sukses juga ya pak.
Salam sukses selalu.

Lina.
www.griiyamuslimhaj i.blogspot. com
FB:Lina Tohir

ide mengatakan...

mas saya sangat setuju dengan tulisan mas diatas,
"Jadi kalau karyawan sepert kita punya bisnis walaupun omset nol ternyata keuntungannya tetap ada yakni : Istri tidak boros...! karena istri mungkin mikir "

Rika Purba mengatakan...

Salam kenal Pak Hadi, tulisan bapak sangat menginspirasi. Saya juga sering berpikir, apa ini yang cocok untuk saya? kalau dipikir lagi, emang enak jadi karyawan, dapat tunjangan pengobatan, dapat uang transport, dapat jaminan jamsostek, dapat gaji walo kerja "kurang" benar. kadang ogah-ogahan. alasan bosan. memang bosan. saya sudah 5 tahun lebih bekerja di tempat saya sekarang. masih TDB judulnya. tapi setiap hari tidak pernah absen googling peluang usaha, semua website dibacain. coba ini itu. saat ini saya sedang memulai usaha saya berdagang baju hamil dan menyusui. ini terinspirasi dari kehamilan pertama saya, betapa susahnya mencari baju hamil. akhirnya sampaikan ide kepada suami, saya mau jualan baju hamil. dan suami setuju. Tapi saya berjualan masih online pak. belum punya toko, Tapi kami bercita-cita punya toko offline juga. memang kalau sepi order hati suka risau. Padahal saya pakai online shop, situs pertemanan facebook dan website gratisan di multiply. Apalagi kalau saya punya toko offline, kalau orderan sepi, bisa ga tidur saya mikirin bayar gaji karyawan, bayar listrik dan sewa ya. Tapi saya yakin, saya sedang memulai langkah saya untuk mengurus bisnis saya dan cita-cita saya dapat terlaksana, kelak saya bisa berbisnis dari rumah tanpa harus meninggalkan anak. amin..

Anonim mengatakan...

Bismillahirahmanirahim.....tulisan pak hadi penuh inspiratif..pas banget dengan swasana hati saya hari ini. mudah2an saya diberi keberanian kekuatan untuk kembali membangun usaha kami...amin...