Transformasi Mindset dari BISNIS MLM menjadi BISNIS KONVENSIONAL



Obrolan ini menarik untuk di sharing, pagi ini ada seorang WT baru yang ngobrol dengan saya via WA... jangan protes yaa.... obrolannya saya unggah kesini, karena ini cukup menarik, dan semoga menginspirasi.....
                   
WTBaru = Pak Hadi alhamdulillah saya lolos WT, NC sekarang ramai 25-30an Customer. Saya banyak belajar dari NCGR, terima kasih saya sudah dibimbing Pak Hadi, Pak Yoyok dkk, meskipun saya bukan teamnya, saya sedih mengapa upline saya gak mendampingi dan mengajari apa-apa, malah yang mengajari orang lain, yang gak dapat apa-apa dari saya....                       

Hadi =  Wuiihh.... Selamat ya, NC nya ramai dan sekarang sudah WT yaa..πŸ‘πŸΎπŸ‘πŸΎπŸ‘πŸΎ Kita sama-sama belajar, sayapun banyak belajar dari sampeyan brow....                       
Inget WT itu hanya sebutan doang, belum merupakan indikasi atau pertanda bahwa bisnis anda running well (bagus) untuk seterusnya. Sinyal bahwa bisnisnya baik adalah AWT yaaa..... Namun sayange peluange sampeyan ke AWT kok keciil menurut saya...hehehe...                       

WTBaru = πŸ˜±πŸ˜±πŸ˜‚πŸ˜‚ lha kok bisaa..hadewwh pak Hadi bikin saya shock. Tahunya gimana pak..?

Hadi = Secara mental, pondasi dasar bisnis sampeyan saja sudah salah kaprah... kenapa ada kesan upline harus peduli dan mendampingi sampeyan...?                       
WTBaru = lha bukannya upline harus care, peduli dan mendampingi donline, karena kan upline mendapat income royalti juga dari kita..?                       

Hadi = Dulu ketemu herbalife yang mempertemukan upline bukan..?

WTBaru = iyaaa

Hadi = Jika upline dapat income Royalti, Yang membayar Royalti  Herbalife opo sampeyan

WTBaru = Yang membayar Royalti  Herbalife pak πŸ˜ƒ tapi kan sumber royalti dari omset penjualan kita...πŸ˜ƒ

Hadi = Upline agar dapat Royalti  harus membeli produk juga, atau dikasih begitu saja tanpa perlu bekerja atau tanpa beli apapun...?

WTBaru = Ya harus ada pembelanjaan produk pak, upline saya NC juga, modelnya masih konvensional...             
          
Hadi = Owkee... broo mindset sampeyan itu masih Mindset MLM dan NCGR itu sebuah transformasi (perubahan bentuk) baik Mindset (paradigma), Strategi maupun Actionnya. Transformasi dari bisnis MLM menjadi bisnis Konvensional (bisnis apapun pada umumnya)

Ayuk kita ambil persamaannya yaa.... anggap saja bisnis herbalife adalah bisnis Selimut Jepang saya, saya punya teman namanya Anto, kerjanya di pabrik selimut. Berarti bisa dianggap Anto adalah upline saya. Akhirnya saya kenal dengan pemilik pabrik selimut, bisa jualan selimut awalnya sedikit-dikit merangkak, lama-lama banyak bahkan akhirnya bisa order ribuan, dan kita  bisa order selimut dengan corak  sesuai kemauan sendiri..                       

Penjualan kami sukses pernah sampai dengan omset 2 sd 3 milyar sebulan. Dan saya sangat berterima kasih kepada Anto karena menjadi perantara mempertemukan dengan pabrik selimut. Dan sebagai ucapan terima kasih saya sering ngasih Anto Uang setiap bulan (berarti saya membayar upline yaa...hehe)

Anto mungkin dikasih oleh pabrik, namun kita nggak pernah mempedulikan itu, dan kita rutin ngasih tips uang ke Anto, dan kalaupun pabrik tiap bulan ngasih uang ke Anto saya justru senaaang sekaliii.... dan tidak akan mengurangi kebiasaan kita untuk ngasih uang ke Anto...     
                  
Kita nggak pernah sama sekali bilang, "Anto kamu mestinya sering-sering bantu saya kan kamu dikasih uang sama pabrik... dan kadang kita kasih uang juga... " πŸ˜ƒπŸ˜ƒ                       

Kita berpromosi, mencetak brosur, menawarkan produk hari demi hari ke konsumen, door to door, pameran ke pameran, hotel ke hotel... dll... dan itu berjalan beberapa tahun hingga akhirnya sukses,  dan sama sekali kami gak minta bantuan Anto, bahkan kepikiran untuk minta bantuan aja kagak.... bisnis ini bisnis kita sendiri masak malah aneh kalau saya menunggu-nunggu bantuan Anto... saya sudah sangat berterima kasih dengan Anto...                       

Jika bisnis Selimut kita disamakan dengan bisnis Herbalife, Anto adalah upline herbalife saya, saya berterima kasih kepada upline karena mempertemukan dengan Herbalife.

Apakah saya perlu ngasih tips atau uang ke Anto upline saya..? Hehehe...enggak perlu... dia enggak minta, malah kadang Anto yang ngasih tips berupa promosi atau ajak makan-makan kita...hehehe

Apakah Anto dibayar oleh herbalife jika omset saya bagus..? Tergantung Anto punya omset juga apa enggak, jika Anto pasif, gak punya omset, gak beli produk ke herbalife ya Anto tidak dapat royalti apa-apa...meskipun penjualan saya buanyak dan prestasinya buagus sekalipun hehe...  
                     
Apakah Anto harus bantu mendampingi bisnis saya, ngajarin saya..? Jika iya saya akan sangat berterima kasih dan sudah sepantasnya saya akan memberi uang ke Anto, meskipun Anto juga dibayar oleh herbalife... jika saya tidak dibantuin Anto pun seharusnya kita tetep berterima kasih dan tetep ngasih tips uang jika omset kita bagus...

Artinyaa....bantuan Anto merupakan anugerah plus-plus- plus +++ dan jikapun tidak membantu apapapun sebenere si Anto sudah sangat membantu.... karena gara-gara anto itulah kamu masuk herbalife, belum tentu ketemu saya terus sampeyan tak ajak ke herbalife dan mau loooh...

Artinya bantuan dari upline itu merupakan bonus alias anugerah tambahan dari Allah sang pencipta...
                       
Namun pada prakteknya banyak yang aneh-aneh ... ada yang  galau karena upline gak bantuin, gak didampingin katanya...... yaa ini aneh bin ajaib... dan inilah yang membuat orang terjebak gak kemana-mana salah satunya ya sampeyan ini... hehehe.... selama kita masih menggantungkan kesuksesan kita di tangan orang lain ya impossible majuu, itulah makanya saya bilang keciiil sampeyan naik kelas ke AWT...hehehe

 WTBaru = hiks...gitu yaa...                       

Hadi =  Yang ironis lagi malah ada yang menjadikan upline sebagai kambing hitam sumber masalah dari bisnisnya.... karena upline gak bantuin maka saya gak bisa apa-apa...πŸ˜‚πŸ˜‚  alamaaaak... ini lebih aneh lagii... 

WTBaru = Saya banget itu Pak hehehe

Hadi = Menjadikan herbalife seperti bisnis konvensional (bisnis biasa pada umumnya) bukanlah hanya di strategi dan actionnya saja, namun paradigma kita juga harus berubah total, tidak ada lagi upline donline... jika upline gak bantu apa-apa yang alhamdulillah berkat upline ketemu lah kita dengan herbalife... apalagi jika upline bantu-bantu wow... super Alhamdulillah... namun saran saya jangan mengharap-harap yang kedua ini.... agar kita jadi pebisnis yang Independen (bebas)

WTBaru = Apakah Artinya kita gak perlu mendampingi team kita yang menjalankan bisnis

Hadi = Kalau saya lebih seneng dengan kalimat *menunjukkan jalannya* , daripada kalimat *mendampingi* .

Contoh :
“agar kamu pinter seperti yang lain-lain ayuk sekolah ke Magelang kayak saya, agar cepet punya banyak customer belajar yuk ke NC nya si A bareng dengan saya, agar dapat update ilmu dan inspirasi ayuk ikut Reuni, atau pelatihan-pelatihan yang lain..”

Ibarat memancing ikan saya akan sampaikan 
“Kamu pasang umpan ginin caranya, cemplungin ke kolam gini nyemplunginnya , dan begini cara memegang kailnya" jadi kita dengan team sama-sama memancing ikan

BUKAN :
"Sini saya pasangkan umpan, sini saya pegangin kailnya agar kamu dapat ikan" atau " sini saya pancingkan sampai dapat ikan"
 
WTbaru =  Yess faham Pak hadi, siap jadi AWT Pak....haha

Hadi = Selamat berjuang yaaa....

MIKUL DHUWUR MENDHEM NJERO

Nasehat bahasa Jawa "Mikul Duwur Mendem Jero" ini saya dengar sejak kecil, sering saya dengarkan di acara-acara entah "ular-ular pengantin" (nasehat untuk penganten, di acara siaran bahasa Jawa di Radio, Drama bahasa jawa, acara-acara kethoprak di Televisi jaman dulu (wkwkwkw...yang suka kethoprak ketahuan sudah tua yaa...), dan setiap anak yang orangtuanya Jawa pasti sudah mendengar ini, namun saya kaget, baru pagi saya paham apa maksud yang sebenernya dari nasehat itu.

Mikul = memikul, duwur = tinggi, mendem = memendam di dalam tanah, Jero = dalam.

Jadi selama ini dalam benak saya,  "Mikul Duwur Mendem Jero" artinya hanyalah jaga nama baik orang tua atau berbakti kepada orang tua... itu saja....oya.. dulu semasa sekolah, nasehat itu malah dalam pikiran saya maksudnya adalah "anak yang berbakti adalah yang jika orang tuanya meninggal dia ikut memikul keranda jenazahnya, dan ikut menguburkannya" hehehe.....

Dan pagi ini saya mendapat penjelasan yang lebih gamblang dari Mae, di dalam sessi telepon kuliah pagi...hehehe.... (Hampir setiap hari biasanya habis subuhan , kalau gak Mae yang menelepon, saya yang menelepon kadang hanya "say hello" 1 atau 2 menit saja..... kadang Mae nasehat-nasehatin sampai lama... apa saja tentang kehidupan.... saya mendengarkan seperti mendengarkan ceramah di radio, kadang saya catat, dan sekarang sudah modern, jadi saya rekam...wkwkwkw)

Dan pagi ini pula saya makin faham apa maksud  "Mikul Duwur Mendem Jero".

Semua orang pasti ingin jadi orang baik atau ingin berakhir dengan baik, namun terkadang  terkadang orang tua (para pendahulu) kita ibarat sebuah drama, kebetulan ditugasi menjadi orang yang kurang beruntung.  Contoh ada orang yang (naudzubillahmindzalik) menjadi Penjahat, yang kebetulan berakhir sebagai penjahat, ada yang korupsi dan berakhir sangat tragis meninggal dikenang sebagai koruptor, ada yang hingga akhir hayat dikenang sebagai tukang hutang yang gagal bayar... tukang judi yang meninggalnya waktu sedang berjudi.... maaf..maaf...itu sebuah contoh yang ekstrem yaa.... namun jika kita sebagai keturunannya melakukan hal yang sebaliknya, kita dikenal sebagai orang yang namanya sangat-sangat baik, maka apapun yang dilakukan orang tua kita lama-lama dilupakan orang lain, bahkan orang tidak melihat tidak ada "Ketidakbaikan" pada diri orang tua anda, yang tergambar adalah orang tua anda sangat beruntung karena memiliki anak yang baik, berakhlak baik, jujur, amanah.... masalalu orang tua anda terkubur dengan sangat dalam karena kebaikan-kebaikan perilaku anda, maka anda sudah berhasil mengubur "hal Buruk" orang tua dengan sangat dalam.....

Bahkan bukan hanya mengubur "hal buruk" namun pada saat yang sama, kebaikan anda sekaligus akan mengangkat "hal baik" yang pernah dilakukan orang tua anda.

Misalnya orang tua kita di masa lalu "penjudi tukang sabung ayam" namun juga dermawan, dan juga sering juga terlihat aktif shalat di Mushala, bahkan kadang sering jadi tukang adzan misalnya, maka perilaku baik anda akan benar-benar *Mengubur dengan sangat dalam* profesi orang tua anda sebagai "tukang sabung ayam" dan yang terkenal adalah, anda anak dari orang tua yang dermawan, rajin ke Masjid dan tukang adzan...hehehe....berarti anda telah memikul/mengangkat "hal baik" orang tua anda  dengan sangat tinggi sekaligus telah mengubur "hal buruk" nya dengan sangat dalam.

Itu Tentang orang tua anda, dan diri anda.... hari berganti...tahun bergulung.... dan kini saya dan andapun sudah berubah (atau kelak akan) menjadi orang tua, memiliki anak-anak, atau keponakan atau generasi penerus anda.....

Bagaimana agar generasi berikutnya (anak-anak kita) juga akan "Mikul Duwur Mendem Jero" diri kita....? Jadilah contoh orang yang baik, berperilaku yang baik, berakhlak yang baik, apalagi kita ini adalah pebisnis.... kebaikan-kebaikan kita di dunia saja akan mendapatkan manfaat yang double-double.... kita "Mikul Duwur Mendem Jero"  orang tua kita iya, kita menjaga reputasi alias nama baik juga akan berimbas baik kedalam bisnis kita, karena pebisnis yang baik, yang jujur dan amanah selalu dicari oleh siapapun baik itu pembeli produk maupun orang yang akan menjadi pebisnis mitra anda....selain itu kita juga sekaligus mengajari generasi berikutnya agar berperilaku yang baik, sehingga generasi berikutnya pun akan "Mikul Duwur Mendem Jero" orang tuanya, siapa diaaa..? orangtuanya ya diri kita iniii....  ya anda yang membaca tulisan ini...hehehe...?

Oya, satu lagi nasehate Mae.... Jaga Nama Baik, jika ada 10 orang pedagang (Juragan) supplier anda, lalu anda membohongi salah satu diantara mereka, maka hanya 1 orang yang tidak percaya kepada anda, yang 9 mungkin masih tetep percaya...namun jika anda membohongi 2 diantara mereka, maka anda tidak akan dipercaya oleh ke sepuluh orang itu....

Dengarkan Rekaman Nasehat Mae dalam bahasa Jawa Banyumasannya Pagi ini, dibawah ini link-nya :
https://drive.google.com/open?id=0B9u_zPbLyu_UOTBhSzhjQnZQZUk

Semoga tulisan ini bermanfaat..... salam kebaikan

Note :
Alhamdulillah usaha "Kursus Pola Makan Sehat" yang sering disebut Bisnis "Rumah Nutrisi" yang kami geluti makin lama makin berkembang, setiap bulan di Magelang kami terus mengadakan pelatihan-pelatihan yang terbuka bagi siapa saja yang ingin menggeluti atau memahami konsep bisnis kami....kami terus menerus bongkar pasang strategi agar terus update sesuai kondisi kekinian. Jika anda tertarik ayuk deh main ke Wonosobo....entar saya ajarin strateginya....hehehe...