Cerita & Tips dari Puncak Gunung

[Ketika menulis ini saya sedang ada di kampung, di pegunungan yang sering berselimut kabut]

"Asyik...! aku mau ngasih makan ayam yang banyak sekali" teriak gadis-gadis kecil saya setiap kali kami ajak ketempat neneknya. Dan itu tidak boleh ditawar, ketika sampai disana yang biasanya dicari adalah tempat penyimpanan beras, dan asyiklah mereka memanggil manggil ayam-ayam untuk makan beras-beras yang mereka taburkan seperti memanggil sahabat-sahabat mereka.Saya teringat ketika kecil dulu,saya pernah melakukan hal yang sama, dan telinga saya habis dijewer oleh Ibu meski hanya menaburkan beberapa jumput beras. Karena membuang beras spt itu adalah pamali, dan dahulu kami lebih sering makan nasi jagung, karena ibu tidak kuat membeli beras.Pemandangan seperti ini barangkali menjadi nostalgia ibu terhadap saya, makanya ketika anak-anak saya menaburkan beras sampai setengah gelas ke ayam-ayam itu, ibu malah ikut menemani dan ikut ngobrol dengan ayam-ayam seperti anak-anak kami.[hehe..enggak cuma ngasih makan, mereka malah kadang masuk kandang..!]
Saya perhatikan dari jauh sambil tersenyum..ibu sekarang sudah kelihatan tua, namun semangat hidupnya sungguh luar biasa. Pagi-pagi jam 4.30 meski suhu sanggup membuat rahang bergetar Ibu berjalan ke Masjid,setelah itu ibu bersiap-siappergi ke pasar naik mobil bak terbuka menembus kabut tebal ke pasar-pasar yang letaknya cukup jauh dari rumah. Hari pasaran Kliwon pergi ke pasar A, Legi ke pasar B, Pahing ke C dst..nanti kalau Kliwon ke pasar A lagi..terus berulang...enggak ada libur sabtu atau minggu...[Ibuku meski sudah 56 tahun masih kelihatan cantik dan enerjik ya..]

Itu ibu jalani semenjak usia 24tahun, ketika ditinggal mendadak ayah kami yang berpulang ketika saya kelas 1 SD, hingga saat ini usia 56 tahun, untuk menghidupi 4 anak2nya...saya adalah anak nomor-2.

Semangat juang Ibu untuk terus berdagang sangat hebat...dan saya sendiri tidak begitu mengikuti untuk apa hasil berdagang Ibu saat ini, hingga suatu hari saya bertanya dan mendapat jawaban

"Ibu baru bantu saudara kita si A, kemarin si B datang minta bantuan buat ini, Ibu sedang mengumpulkan uang buat masjid X dll..." Oo...itu rupanya...pikir saya...dan saya tidak pernah mengusulkan Ibu untuk berhenti bekerja, karena saya tahu semangat itulah yang membuat Ibu tetap sehat hingga saat ini...

Pagi hari, kalau sayapulang dari Masjid, saya rutin telepon Ibu, dan pasti disambut dengan ceria..

"Kamu sehat,jangan kecapekan ya..? udah shalat belum..? kalau naik kendaraan hati-hati disitu ya.."itu adalah ratusan kalimat yang rutin saya denger...

"Ibu lagi bahagia apa lagi sedih..? Ibu ke pasar mana..? Lagi sepi atau ramai..? Kemarin dapat berapa bu..?" Itu juga kalimat yang ratusan kali ibu denger dari saya...dan saat ini saya dan Ibu sama-sama pedagang jadi pagi selain bercanda kita biasa bertanya soal omset masing2 seolah2 kami berlomba...sering ibu saya godain bahwa omset Ibu sehari sama dengan laba saya sehari...dan ini saya maksudkan agar perasaan khawatir ibu terhadap saya yang resign dari tempat kerja da memilih berbisnis bener2 hilang...

Oya, ada yang beda kalau pas awal bulan,

"Ibu saya kirim uang sebagain dari keuntungan bisnis, nanti kalau pas ke Banjarnegara diambil ya..." Dan biasanya langsung disambut bacaan Hamdallah dari Ibu, dan disusul dengan doa-doa dan harapan dari Ibu, dan saya siap-siap mendengarkan saja 5-10 menit..sambil berkata Amin...dan saya membayangkan kata-kata "Amin" saya ini dibarengi juga oleh suara "Amin..Amin..Amin..." yang membahana di angkasa, suara-suara malaikat-malaikat yang mendengarkan ucapan Ibu...

2 Tahun yang lalu saya meminta adik saya membukakan rekening BCA buat Ibu saya. Di kampung kami, Bank dan ATM BCA hanya bisa didapat di kota Banjarnegara sekitar 30km dari kampung Ibu. Di Kampung bank nasional yang ada hanya BRI saja. Melihat uang bisa keluar dari ATM bagi ibu mungkin pengalaman yang paling menakjubkan dan menggembirakan dibanding mendapatkan uangnya itu sendiri..

Pembaca, sahabat dan rekan-rekan bisnis, saya menuliskan cerita diatas agar karena semata-mata saya ingin membagi tips kepada anda.Kalau anda masih ada Ibu atau Ayah, cobalah buka rekening untuk mereka...dan berikan mereka surprise2 dari hasil bisnis anda...Atas Ijin Allah bisnis anda pasti akan sangat di mudahkan...Believe it or Not....yang jelas saya sudah melakukan hak itu dan hasilnya sungguh diluar perkiraan saya saat ini..

Kalau Ibu,ayah atau mertua anda sudah tidak ada gimana..? carilah orang2 terdekat dengan beliau entah saudara kandung,sahabat mereka misalnya..coba saja deh...dan mulailah dari yang terkecil...anda kira-kira saja keuntungan bisnis bulan ini berapa trnsfer 2%,5%, 10% atau 20% dari net profit anda ke mereka...Insya Allah nanti efek dari bisnis anda akan sangat fantastis. Anda akan ketemu dengan peluang2 dan bertemu dengan kawan2 yang tidak anda duga2 sebelumnya...Jangan lupa juga untuk rajin2 telepon atau berkunjung dan minta doa-doa dari mereka.

Satu lagi,anda jangan berkecil hati meski hanya mengirimkan 10-20ribu sementara orang tua anda kaya raya...kadang uang itu nanti akan dibelikan mainan yang mahal dan diberikan ke cucunya, alias anak kita..no problem...ini bukan transaksi anda dengan beliau, tapi ini transaksi anda dengan Allah atau Sang Pencipta

Seandainya anda saat ini memiliki anak TK atau SD, yang setiap hari anda kasih uang jajan atau tabungan di sekolah, terus tanpa anda duga tiba2 suatu hari si kecil pulang membawa uang hasil tabungannya yang senilai beberapa ratus ribu, dan si kecil berkata

"Ibu, aku sudah nabung banyak sekali,ini aku ambil buat beli baju Ibu ya..."

Saya yakin ekspressi kebahagiaan anda akan sulit anda bayangkan...buat menyenangka anak anda, mungkin anda bener2 beli baju baru, namun anda juga belikan anak anda baju atau mainan yang jauh lebih mahal dari pada uang yang si kecil berikan kepada anda...kebanggan anda ini tidak akan terhapus sampai kapanpun...

Ingat...Ibu atau ayah kitapun begitu...mereka tetap mengaggap kita sebagai anak kecil, meski kita sudah 20,30,40 atau 50tahun sekalipun....

Semoga anda terinspirasi

Salam Hangat

Hadi Kuntoro

http://hadikuntoro.blogspot.com/

NB: Saat ini beberapa mahasiswa Kampus Selimut sudah ada yang berubah metamorfosis menjadi embrio gajah-gajah...saya ingin anda yang manjadi Mahasiswa di kampus kami untuk ngobrol dengan mereka...silahkan kontak pak Faiz (afaiz89@yahoo.com.sg) di Surabaya, Pak Zul Amri (zul_amri81@yahoo.co.id) di Bogor, Pak Edi Kurniawan (bandoqc@centrin.net.id) di Tanah Abang

1 komentar:

WURYANANO mengatakan...

Kalau membaca tulisan-tulisan Sang Raja Selimut Jepang ini, serasa membaca Novel Motivasi Kehidupan.

Luar Biasa Prima!

Banyak inspirasi di dalam setiap paragraf tulisannya. Salut!

Kalau boleh saran, adalah lebih baik jika Mas Hadi mau menuliskannya ke dalam sebuah Buku, mungkin dalam bentuk Novel Motivasi.

Kan belum pernah ada sebutan Novel Motivasi. Jadi bisa diawali dengan tulisan Mas Hadi duluan.

Jadi disarankan aja ke Penerbitnya untuk memberikan Label Novel Motivasi untuk tulisan sampeyan.

Bagaimana Mas, berminat kan? Semoga ya.

Salam dari Kota Surabaya,
Wuryanano