Ora Sah Aleman (Tidak Usah Manja) Jilid-II

Pembaca Budiman,
Pagi ini saya akan menceritkan kehebatan semangat TDA di kampung nun jauh dari Ibukota.
Namanya Pak Sigit Nursetiyadi, sigitnursetyadi@yahoo.co.id (Hallo Pak Sigit...mohon maaf hari ini giliran anda saya perbincangkan...)

Pak Sigit ini adalah salah satu figur member TDA di kampung yang semangatnya tidak kalah dengan TDAers yang deket2 dengan pusat kekuasaan di sekitar jabodetabek...
Jauh2 hari sebelum ada mastermind dia sudah biasa mastermind berdua bersama adik saya, Yoyok, hanya berdua, padahal lokasi rumahnya jauh sekali, Cilacap-Wonosobo, karena untuk ukuran dikampung naik motor dari rumah dia kerumah Yoyok yang memakan waktu 3 jam adalah bukan perjalanan dekat....

Itu seperti temen2 naik motor dari Cikupa Tangerang ke Cikampek atau lebih...dan itu rutin dia lakukan, apalagi kadang sekalian belanja kerudung...
Dan ini sangat hebat, karena sebenenrnya dia bisa belanja kerudung yang sama dengan diskon yang sama ke tempat terdekat dengan beliau yang nggak sampai 15 menit, tapi dia lebih seneng ke Wonosobo, inilah kekuatan kedekatan hati para member TDA.

Temen2 bisa bayangkan naik motor 3 jam di kampung, dan kadang dari Wonosobo jam 9-10 malam, lewat jalan2 gelap, kalaupun lewat perkampungan biasanya jam 9 sdh spt kampung2 mati..belum kalau hujan..belum melewati puluhan Kuburan..belum kepikir ban kempes...hiiii kalau saya membayangkan sering merinding...
Bagaimana kalau dia sedang memboncengkan barang banyak, ban kempas, jam 11 malam, hujan deras, pas berhentinya di deket kuburan, yang sopir truk saya pernah digangguin sekitar jam2 segitu....merinding kan....hehehe...itu hayalan....Insya Allah pak sigit akan dihindarkan oleh Allah dari hal2 seperti ini...

Tapi ini menggambarkan betapa kuat tekad Pak Sigit ini...dan ada cerita yang cukup unik di blog adik saya tentang Pak Sigit ini, yakni ketika habis belanja sambil membawa dagangan beliau membeli buah durian, buah yang jumlahnya bejibun ditempat kami...
(kisah Pak Sigit dan Duriannya bisa dibaca di Antara-durian-dan-kerudung.html, mohon maaf..semoga pak Sigit tidak marah beliaunya saya jadikan bahan perbincangan)

Inilah sedikit cuplikan cerita dari adik saya...

Antara-durian-dan-kerudung

Pak sigit yang menceritakan bahwa diperjalanan pulang belanja kerudung rabbani dari toko saya di Wonosobo minggu kemarin sekitar pukul 8 malam, dia membeli 2 buah durian seharga 25 ribu. Durian tersebut diikatkan pada footstep belakang motor bebek yang dia naiki., atas saran dari penjualnya, karena kalau taruh di jok atau di atas bisa merusak cat motornya. Sesaat setelah dia melanjutkan perjalanan tiba-tiba saja motornya melewati lubang di jalan raya, dan sesuai dengan perkiraan, durian yang dibawan di footstep motornya jatuh dua-duanya... Dia turun dari motor dan mencari durian tersebut.

Karena gelap, dia hanya menemukan 1 durian saja. Sedangkan yang satunya lagi raib entah kemana. Karena sudah malam dan suasana jalan tersebut gelap, maka di akhirnya melanjutkan perjalanan pulang ke rumah cilacap dengan 1 durian..
Hal itu yang dia ceritakan padaku pada saat menunggu barangnya di packing oleh karyawanku kemarin...

Apanya yang menarik dari cerita itu?
Begini, setelah selesai bercerita saya mengajukan pertanyaan, "Pak Sigit, seandainya waktu itu duriannya ketemu, pengaruhnya sekarang gimana?
"Ya ndak ada"
"Trus kalo dulu ilang dua-duanya?" tanyaku lagi.
"ya ndak ada juga..karena kan kejadiannya dah minggu yang lalu..."
"trus kalo yang jatuh waktu itu dan hilang gak ketemu adalah kerudung rabbaninya, gimana? Ada pengaruhnya tidak sampai sekarang..?"
"Ya jelas ada..."

Nah ini maksudku.. ada sebagian temen yang tiap ada obral dan discount barang-barang yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas pasti dibeli. Sedangkan temen yang lain selalu membeli barang-barang obral dan discount. Cuman yang dibeli ayah Kayanya adalah barang2 yang bisa dijual lagi dengan nilai lebih tinggi

Maksudnya di sini adalah, apabila kita membeli dan menggunakan barang-barang konsumtif, maka 1 minggu kedepan, 1 bulan kedepan, hampir dipastikan kita lupa kalo pernah membelinya. Kita jiga tak akan mengingatnya, sekalipun barang tadi hilang tanpa kita pakai sedikitpun. Kalo kita sedih kehilangan barang konsumtif kita, kebangeten (baca: keterlaluan). Karena hal itu tidak akan berpengaruh di kita 2 atau 3, tahun lagi..
Namun jika kita kehilangan barang atau sesuatu yang bisa dimasukkan dalam portofolio kita, keterlaluan kalo tidak bersedih...

Salam FUNtastic...
Hadi Sancoyo/Yoyok
www.yoxjourney.blogspot.com


Kisah yang menarik Bukan..?

Karena tahan bantingnya itu, maka pagi ini postingan ini juga saya muat di blog saya, dengan judul "ORA SAH ALEMAN (TIDAK USAH MANJA) jilid kedua.

Judul itu saya pilih sebagai pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan kehebatan semangat mereka yang ingin berubah, siaran ini langsung dari lapangan. Lihatlah semangat mereka di lapangan dalam mencari ilmu, membina silaturahim, dll...Insya Allah...semakin banyak PEMBACA2 yang TIDAK ALEMAN, maka negeri ini akan makin tumbuh kuat dan Dahsyat..!!

Salam Dahsyat...
Hadi Kuntoro

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah Pak Hadi bisa aja :D
Perasaan, semangat saya gak sehebat itu deh..
wong kadang juga sering banyak malesnya :D
Nah, klo dah males emang enaknya baca2 postingan TDA Community
Dijamin..Terbakar lagi
Semoga komunitas ini akan menjadi salah satu faktor kebangkitan
Indonesia. Seorang yg berjiwa entepreneur yang
masuk komunitas ini seperti ikan yang dipaksa masuk air, gak betah
lama2 di komunitas yang sebelumnya.
Memang ini bukan milis pada umumnya, karena saya merasakan sendiri
beda-nya dengan milis-milis yang lain. Disini ada roh nya, ya roh yang
membuat kita BERANI take action.
Saya termasuk yang kesetrum tangandiatas@ yahoogroups. com :)
Semoga roh ini tetap bertahan dan meningkat dengan bertambahnya anggota
Terimakasih kepada semuanya yang telah bisa membuat saya kesetrum,
karena postingan-postingan temen2 TDA yang high quality,
seperti lampu philips : "Mari jadikan segalanya lebih baik" :D