Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-III

Tulisan ini adalah sambungan dari artikel saya sebelumnya :
Mulail dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-II

Dalam beberapa sessi seminar, ketika saya sharing tentang perjalanan usaha busana muslim saya mulai dari 0 (nol), ada komentar yang beberapa kali saya dengar dan ini sangat menarik yakni :
“Pak Hadi kan lulusan S1 dari Teknik Mesin UGM, dan bekerja di perusahaan Internasional pula, jadi wajar saja kalau dalam berbisnis bapak tidak mengalami kesulitan, karena bapak tidak ada masalah dengan modal. Bagaimana dengan kami-kami yang hanya lulusan SLTA, dan tentu saja gaji kami tidak seberapa sebagai modal usaha..?”

Ini adalah pertanyaan klasik, dan untuk menjawabnya saya biasanya gantian bertanya kepada beliau

“ Pak, menurut bapak agar bisa sukses berbisnis perlu modal berapa..? 100juta..? 200 juta..? 500 juta..? atau kalau saat ini tiba-tiba ada yang memberikan modal kepada anda 1 milyar apakah anda bisa langsung bisa berbisnis..? Hehe..bisa jadi kalau saat ini diberi 1 Milyar paling-paling anda deposito kan dan anda makan daru uang deposito...jadi kapan bisnisnya..? apakah bener bahwa modal berupa uang itu satu-satunya kunci agar anda memiliki bisnis dan bisa sukses...?”

Menarik ya...kalau anda sendiri, para pembaca blog ini bagaimana..?hehehe..jangan-jangan sama saja...

Membuka toko kami yang ke-3, di tempat yang cukup strategis di Kabupaten Banjarnegara (Jateng) adalah babak baru usaha kami. Sebelumnya kami hanya berani memanfaatkan tempat-tempat yang murah meriah, dan kini mulai memberanikan diri untuk menyewa tempat.

Kalau anda sudah memiliki toko yang besar atau usaha yang sudah running, barangkali hanya tersenyum kecil dan merasa lucu melihat kami yang begitu antusias dan memiliki harapan terlampau tinggi dengan tempat kecil yang hanya berukuran 2.5x5 m heheh...tapi begitulah...saya yang merasa ini adalah dunia baru, karena selama ini saya kehidupan saya tidak banyak variasi, kerja-kerja-kerja...tiap hari begitu, sehingga mendapatkan income dari sumber seperti ini adalah sesuatu yang amazing, dan membuat kami semangat menyala-nyala..

Bagaimana caranya ya, bisa memiliki toko namun modal yang dikeluarkan sedikit saja, dan saya tidak mau berhubungan dengan perbank-kan dulu, meminjam uang buat modal, karena itu sesuatu yang baru yang saya belum tahu ilmunya. Memang sih di kantor pernah minjam-minjam ke Bank, tapi kan nicilnya dari gaji sehingga tidak merasa terlalu pusing...kalau nicilnya dari keuntungan bisnis, sedangkan bisnis sendiri belum tentu 2-3 bulan bisa langsung mendapakan keuntungan buat nicil bank...iya kalau untung..lah kalau sebaliknya...? Apa enggak modal abis utang masih tetep ada..?

Itu pemikiran saya waktu itu, tapi modal sendiripun juga sanga terbatas..? Tapi saya maunya berhasil meski modalnya pas-pasan. Menarik kan..? disinilah seninya..

Saya ingat di kantor, setiap awal semester atau awal tahun, bagian demi bagian selalu diminta untuk menyerahkan rencana-rencana belanja (Budget) untuk membiayai pekerjaan baik pekerjaan rutin atau pekerjaan yang sifatnya project, apakah perlu dana untuk Menambah bangunan, membeli mesin2, peralatan pendukung, studi banding ke Jepang, Mendatangkan seorang guru ahli, dll..dll.

Biasanya dikantor kami ada meeting besar (Meeting budget tahunan or semesteran) yang mengumpulkan seluruh usulan-usulan dari berbagai departemen, biasanya usulan awal gede banget, terus satu persatu disuruh presentasi, di gojlok, di bantai oleh bos2..dan yang pasti usulan yang aneh2 dan bisa dihilangkan maka sekecil apapun usulannya pasti akan lenyap, sebaliknya sesuatu yang menarik, masuk akal, terukur dan lebih-lebih akan mendatangkan profit, meskipun gede, maka bos akan sangat mendukung bahkan bisa jadi “Apa anggaran ini tidak kurang..?”

Terinspirasi dengan hal itu, maka sayapun mencoba mengaplikasikan jurus ini diluar kepada orang lain, yang saya anggap bos saya seperti di kantor ketika itu.

Kebetulan Yoyok, adik saya yang saat itu masih aktif di Bank Danamon dan istrinya rajin sekali menuliskan catatan harian transaksi di toko Garasi wonosobo, sedangkan saya dan istri menuliskan laporan untuk toko Bekasi. Catatannya sederhana saja, hanya seperti contoh dibawah ini :
(Kalau gambarnya kurang gede di klik saja ntar mungkin bisa gede loh)
Catatan simpel seperti itu kami buatkan summary-nya dari bulan ke bulan, dibuat grafik-grafik, dibuat juga proyeksi-proyeksi keuntungan kalau seandainya kita memiliki modal yang besar, dan semuanya hanya kami buat di selembar kertas.

Kemudian kami presentasikan dengan target investor pertama kami, yakni sebuah BMT kecil di kampung, yang ketuanya kebetulan kakak kelas saya sendiri, namanya Mas Umar. Saya inget,waktu itu sore hari saya dan Yoyok mempresentasikan di sebuah rumah makan ayam goreng di deket alun-alun Banjarnegara.

“Mas Umar, saya ada rencana someday untuk back to kampung, kepengin sedikit andil menerapkan ilmu yang saya dapat baik ketika sekolah maupun ilmu yang saya dapatkan di pekerjaan, dan ilmu-ilmu bergaul selama di Ibukota. Dan salah pintu yang akan kami lewat adalah melalui jalur bisnis” Kata saya

“Langkah itu sudah saya mulai saat ini meskipun semuanya masih dengan modal yang terbatas. Namun kami memiliki team yang Insya Allah bagus ada Saya dan Yoyok, dan semuanya akan kita kendalikan langsung oleh kami sendiri, dan kita juga punya komunitas bisnis yang luar biasa dan pusatnya ada di Jakarta, dan kami juga sudah sering melakukan konsultasi bisnis dengan para ahli disana”

“Ilmu marketing bisnis kami juga sebagaian mengaplikasikan ilmu marketing terbaru yang saat ini uptodate di kota-kota besar, dan inilah hasilnya yang kami dapatkan beberapa bulan ini” kata saya sambil menyodorkan selembar kertas yang merupakan summary atau rekapitulasi usaha kami selama beberapa bulan dari toko2 murah meriah kami.

Dan satu persatu di terangkan detail oleh Yoyok yang kala itu menjadi salah satu marketing terbaik di Bank tempat dia bekerja, hingga karirnya cukup bagus dan melompat-lompat kelasnya.

“Aku wes maca dan wes mudeng kabeh, dan Insya Allah saya tertarik dengan usaha ini karena nyong juga trust karo rika (Saya sudah baca dan mengerti semua, Insya Allah saya tertarik karena saya percaya dengan kalian)” kata Mas Umar dengan dialek Banyumasan yang khas sengaja saya tuliskan.

“Jadi sekarang apa yang bisa saya lakukan untuk kalian..?” Katanya.
“Ada 2 macam investasi dari kami, apakah mau beli putus apakah investasi sharing modal..?”

“Kalau saya maunya yang sharing modal saja Kang” Kata saya
“Kalau aku rugi di sangga (dipikul) bareng kalau untung ya pada untung bareng, kalau melihat angka-angka kami di kertas itu, bisa jadi keuntungan yang BMT-mu dapetin jauh lebih tinggi, dan berlipat daripada kalau saya pinjem uang di Bank konvensional, tapi ini malah menyengkan, kami bisa jualan dengan tenang, dan kalau hasilnya gede kami ikhlash ngasih gede ke Bank-mu, gimana..?”

Singkat cerita, presentasi kami berhasil meyakinkan beliau...alhamdulillah...dan akhirnya beberapa puluh juta sharing modal diberikan kepada kami, dan sebagai formalitas, kami diminta tetep menyerahkan sesuatu agunan agar Mas Umar juga enak dengan anak2 buahanya, meski menurut beliau tanpa agunanpun gak apa-apa karena beliau kenal betul dengan kami..subhanallah....

Dan muncullah Perjanjian kerjasama Bagi Hasil, dan kalau anda tertarik pengin lihat seperti apa perjanjiannya bisa melihat ke Link ini..Insya Allah akan sangat berguna bagi anda:
Dan akhirnya berdirilah toko kami yang ke-3
Dan alhamdulillah sesuai harapan, bulan demi bulan kami bisa memberikan bagi hasil yang lumayan gede kepada BMT yang ada di kampung tempat saya berasal, yakni BMT Al-Huda di kecamatan Karangkobar. Misalnya kalau saya pinjem ke Bank 10juta bunganya barangkali hanya sekitar 150ribu sebulan, tapi ke BMT ini kami bisa memberikan lebih dari 500ribu..tapi anehnya kami ridlo dan ikhlash...memang menurut saya perbankan yang seperti ini adalah perbankan yang paling indah...dan yang seharusnya ada di Dunia...Wallahu a’lam...

Dari modal itu berdirilah toko Almasyhur Distro yang Ke-2.
Almasyhur Distro yang ke-1 adalah yang saya ceritakan di tulisan saya sebelumnya yakni toko garasi rumah yang ada di Wonosobo. Jadi saat itu toko kami ada 3, Wonosobo, Bekasi, dan Banjarnegara...semuanya masih kecil-kecil..tapi semangat kami gede banget...sampai-sampai adik kami Yoyok sambil kerja, sambil bantu2 njagain memberikan support kepada Istrinya..

Posisi Yoyok yang sebagai marketing bank di lapangan sangat memungkinkan untuk bisa ketemu klien2nya di toko kami, sambil nawarin pinjaman sambil nawarin bisnis...hehehe...
Letaknya cukup strategis, meski kecil dan bangunannya bangunan lawas yang rapuh. Kalau anda pergi ke kota Banjarnegara, toko kami letaknya ada di seberang Polres Banjarnegara, di samping Bank BCA, kalau anda kebetulan lewat anda bisa mampir ke toko kecil yang membuat hati kami heboh ini...karena inilah pertama kalinya kami menyewa tempat yang menurut kami cukup mahal waktu itu...


Jadi...anda tahu sendiri kan..? Semuanya tidak berarti harus diawali dengan modal besar. Sekecil apapun diri anda, Selemah apapun kekuatan anda, sesempit apapun waktu anda, anda pasti tetap bisa melangkah mewujudkan mimpi anda...

Mulailah dari sekarang, karena menunda untuk mulai adalah pekerjaan yang sangat-sangat-sangat merugikan...

Nunggu modal dulu, nunggu warisan dulu, nunggu pinjaman dulu, nunggu waktu paling tepat, nunggu ada saat luang...karena bisa jadi ketika yang anda tunggu itu datang kesempatannya sudah lari...dan ingat, waktu Setahun, Sebulan atau seminggupun yang kita lewatkan sia-sia, tidak pernah akan kita dapatkan kembali meski kita sudah punya uang milyaran... mulailah berlatih dari sekarang agar ketika modal yang gede itu datang kita tidak kebingungan...

Di cerita berikutnya, saya akan menuliskan kisah yang jauh lebih menarik lagi, yakni perjuangan kami untuk membuka toko yang ke-4 di kampung, yang nantinya akan menjadi toko Almasyhur yang ke-3.

Ikuti ceritanya di :

Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-IV

Semoga tulisan ini menginspirasi anda...

Nikmati apapun yang anda lakukan hari ini...

Hadi Kuntoro
http://www.rajaselimut.com
http://www.rabbani.asia.com
http://www.hadikuntoro.blogspot.com

NB:
  1. Bila ada orang yang bertanya “Saya kepengin sekali berbisnis, tapi saya bingung bisnis apa ya..? maka jawaban saya adalah “Lihatla semua benda yang ada di sekitar kita, apa yang tidak bisa dijadikan bisnis..?” dan hingga saat ini banyak tidak tahu jawabannya...jadi..? peluang ada sebenrnya ada di mana-mana..
  2. Alhamdulillah Insya Allah sebentar lagi bakal ada "Calon Distributor" di Yogyakarta
  3. Selimut Jepang kami Alhamdulillah mulai banyak di pakai dan di rekomendasikan dokter2 loh..(nantikan ada ceritanya ya..ada cerita dahsyat tentang hal ini)

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamuallaikum Wr Wb,

Salam sukses Pak Hadi, baru kali ini saya membaca blog Anda, itupun karena saya baru bergabung dengan milis TDA. Isinya sangat-sangat mencerahkan.
kalau boleh tau , terutama mengenai BMT, apakah betul-betul syariah, dan apakah harus ada agunan?
Posisi saya sekarang di jakarta, kebetulan saya punya usaha agency dan salah satu klien tetap saya adalah perusahan rokok nasional dan international.
Yang menjadi kesulitan saya adalah akses pinjaman modal ke bank yang selalu mensyaratkan agunan.
padahal kalau saya baca mengenai syariah, dengan system ini akan tercipta sinergy yang saling menguntungkan. betul seperti cerita Anda bahwa bagi hasil yang bisa kita berikan atas pinjaman modal yang diterima jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan bunga bank. tetapi system syariah murni ternyata tidak diterapkan oleh bank-bank syariah di tanah air.
kalau saya mencari pinjaman modal dari personal dan coba untuk menerapkan system syariah, kebanyakan dari mereka cenderung meminta lebih lagi.
Mohon informasi lebih detail mengenai BMT yang saat ini menjalin kerjasama dengan Anda.

Terimakasih sebelum dan sesudahnya.

Wassalam
Judo

ferry3 mengatakan...

Assalamu alaikum dan salam sesuba....

Wah baca pengalaman pak hadi yang funtastic, jadi ikut termotivasi...

Kebetulan saya juga buka toko busana muslim di kota kecil GOmbong, nda jauh dari Banjarnegara....

Dan selama ini kita belum buat laporan yang detail, jadi kita pun masih meraba2..ada profit atau tidak setiap bulannya...

Liat laporan bulanan pak Hadi tampak sederhana tapi cukup mewakili, jadi saya ijin untuk ikut menggunakannya, cuman ada satu yg jadi pertanyaan: HPP itu apa dan dari mana dapatnya???( maklum pemula, Pak)

Makaseh

Anonim mengatakan...

Pak Hadi, saya sudah mengunjungi blog Bapak beberapa kali. Hasilnya ??? Saya makin puanas dan gerah buat total terjun di bisnis tahun ini. Sebenarnya mimpi untuk punya bisnis sendiri sudah menggelitik sejak 7 tahun yang lalu tapi saya dulu sempat mikir mana mungkin bisa bisnis tanpa modal ? Tapi ternyata benar kata Pak Hadi. Berapapun besarnya modal yang kita punya kalau nggak ada niat pastinya ga akan bisa jalan.

Tahun kemarin dengan hanya bermodal oven tangkring pinjaman dan sebuah loyang saya memulai bisnis makanan. Ternyata bisa jalan dan saat ini semua mengalir begitu aja. Demikian juga dengan bisnis mebel. Cuma bermodal niat dan tekad supaya bisa bermanfaat bagi orang lain aja akhirnya bisa jalan juga.

Yang pasti saya nggak akan pernah nyesel gabung di TDA ini. Setiap kali semangat saya menurun dan butuh suntikan motivasi, saya cukup balik ke milis atau sekedar blog walking ke blog2 TDAers yang dasyat. Habis itu semangat saya langsung serasa di-charge. Luar biasa banget cara TDA ngomporin saya.

Terima kasih ya rekan2 TDA yang sudah mau berbagi rahasia sukses, berbagi kisah2 yang sangat inspiratif dan bikin saya selalu optimis walaupun selalu jatuh bangun dalam menggapai sebuah keajaiban bernama "kesuksesan" dan mau sharing sehingga saya selalu berfikir saya nggak pernah sendiri di dunia ini.


Yami
www.yamiyummy.co.cc
www.de-moris.com

HADI KUNTORO mengatakan...

HPP= Harga pokok produk
Misal anda beli baju dari jakarta 1 lusin = 120.000, dan biasaya paket sampai ke gombong=24 ribu,maka HPP = 10.000+2000=12.000 ini itungan sederhananya ya...

Anonim mengatakan...

Biasanya kerjasama bagi hasil ini baru bisa di approve kalau memang kita selama ini mmeiliki track record yang bagus dan kenal bener dengan BMT itu, kalau dari 0 biasanya masih kerjasama jual-beli putus gitu...dan semuanya pakai agunan tentu saja pak..lagi2 kalau nama kita sudah bagus baru bisa free..insya Allah..