Balita Adalah Guru Kita

Salah satu momen yang paling menyenangkan bagi saya yang tinggal jauh dari keluarga adalah kejutan2 ketika betemu dengan anak-anak, baik ketika saya pulang kampung, maupun ketika mereka datang setelah menempuh perjalanan 8-10 jam dengan bus malam.
Mendengar mereka bercerita mengenai hal2 hebat yang mereka lihat dan mereka dengar selama berpisah dengan ayah mereka adalah salah satu hal yang paling menyenangkan.

Ada cerita sedih yang mengharu biru yang seharusnya mereka ceritakan dengan berurai air mata, tapi hebatnya malah mereka ceritakan dengan riang gembira.

Saya sering bertanya kepada istri, kenapa wajah cantik puteri terakhir kami yang ke-3, Zahra namanya sering terlihat luka2 kecil seperti luka2 digaruk karena digigit nyamuk, atau luka karena dicubit kakak perempuannya..? " Iya, kadang kakaknya kalau sedang berantem atau rebutan sesuatu suka mencubit pipinya , dan Zahra sendiri juga kalau nangis hebat suka mengusap-usap air matanya dengan keras dan kukunya kadang kena pipi jadi ada bekas2nya begitu..."
Ketika saya tanyakan hal itu kepada kakaknya , Icha namanya dengan santai dia menjawab "Zahra sih, sukanya nakal melulu, dan kalau di sekolahan temen2 aku pada suka sama Zahra dan mau cium2 pipinya yang kecil, tapi Zahranya tidak mau jadinya pada cubit Zahra juga"
Hehe..gadis kecilku sudah bisa bohong ya..yang sering cubit dia, eh temen2nya dituduh ikut2an juga, kataku dalam hati, karena memang kakanya ini kadang2 galak terhadap adiknya.

Umur Icha 5.5 tahun, sekolah nol besar, dan Zahra 4 tahun. Seharusnya Zahra masih Play Group, tapi karena di TK favorite di kota kami tidak ada play groupnya, dan dia juga maunya sekolah bareng kakaknya, akhirnya kami memasukkan dia ke nol kecil, dan kalau sedang mengantarkan sekolah sering gak tega karena dia terlihat yang paling kecil dan paling muda di kelasnya, tapi keberaniannya sungguh hebat, tidak minder, meski dia banyak diam, karena barangkali bingung mau ngajak cerita apa dengan temen2nya.

Ada hal yang sangat menginspirasi saya, yakni ketika pada suatu hari saya menjemput dia di gerbang sekolahnya, dari kejauhan saya perhatikan pintu kelasnya yang masih tertutup dan beberapa saat lagi kelas itu akan terbuka, jam 9 tepat sekolah bubar. Dan terlihat di depan pintu anak2 nol besar sudah menunggu untuk masuk kelas karena sekolahnya bergantian. Pagi buat 0 kecil dan siang buat 0 besar.

Pagi itu saya melihat pemandangan yang membuat hati saya mendidih rasanya, tepat ketika pintu terbuka dan gadis kecil-ku terlihat berhimpit-himpitan karena berebut keluar duluan, ternyata apa yang dikatakan Icha benar, gadis2 nol besar itu menunggu untuk bersalam-salaman dengan adik2 kelasnya yang usai belajar, dan bukan cuma salam2an saja, banyak yang ingin mencium2 pipi kanan-kiri gadis2 kecil yang mungkin adik2,tetangga,atau saudara2..sebuah pemandangan indah yang membaut saya tersenyum...damai sekali..

Dan tibalah giliran gadis kecilku keluar dan terlihat dia paling kecil diantara temen2nya, padahal tas sekolah yang di gendong sama.hehe..aku melihatnya dengan geli..dan seperti yang sudah2 karena dia paling kecil dan mungkin terlihat paling cantik dan lucu, makanya kakak2 kelasnya menyerbu untuk menciumnya juga...tapi karena berebutan tidak semuanya mendapat bagian, dan terlihat Bidadari Kecilku itu berontak dan tidak pengin dicium2 oleh kakak2nya...

Dan rupanya berontaknya itu membuat sang kakak kelasnya ada yang murka, karena tidak mendapat giliran mencium pipinya yang putih dan kecil, dan uups..karena kesel barangkali tangan gadis nol besar itu mampir di pipinya, dan tiba2 dicengkeram pipi Gadis Kecil itu dengan kuku2nya...

Senyum kedamaian di dadaku tiba2 berubah, menjadi angkara murka, ingin rasanya saya berlari dan menjewer anak nakal itu dan mengadukan kepada ibu-nya atau gurunya, dan tiba2 gadis kecilku berteriak, membuyarkan rencanaku untuk menjewer anak nakal itu.
"Ayah..!" yang terlihat surprise melihatku menjemputnya
"Zahra, sakita nggak pipinya" kataku sambil medekap dan saya perhatikan kuku2 kakak kelasnya membekas merah dipipinya..
"Enggak...enggak sakit..temen2 mbak Icha sukanya pada gemes, maunya cium2 Zahra terus"
"Zahra enggak apa2 kan..." kataku sekali lagi sambil mendekapnya didadaku..
"Enggak, Kok ayah disini. Ayah, aku mau minum susu" tanpa dia sadari aku menangis dalam hati, karena momen2 dia dijemput ayahnya seperti ini hanya terjadi beberapa minggu sekali...oke ada saatnya aku akan terus menunggumu sampai kamu besar dan tidak diganggu lagi sama temen2...bisikku...

Dan ketika sampai dirumah, seperti biasanya dia kembali ceria tanpa sedikitpun terlihat sedih atau mengingat-ingat kejadian yang baru saja terjadi...dan yang heboh malah Bapak-Ibunya.
"Ibu, tadi Zahra ternyata emang dicubit-cubitin sama temen2 kakak kelasnya, persis seperti yang diceritakan kakaknya, pokoknya Ibu harus ngadep ke guru atau kepala sekolahnya, dan kalau mereka tidak bisa menjaga anak kita, kita pindahkan saja kesekolah lain.!" kataku masih geram.

Dan tidak berapa lama Istri saya sudah kesekolah dan mengadu ke gurunya..meski gurunya janji mau menjaganya namun kita masih sangsi, sehingga hingga beberapa hari kemudian anak kami dijaga bener terutama ketika istirahat dan pulang sekolah...tapi yang ajaib anak saya tidak sedikitpun kapok untuk ceria pagi hari tetap bernyanyi-nyanyi ke sekolah..dan ketika ketemu dengan temen yang biasa mencubitnya, yang pagi itu malah menciumnya dia terlihat biasa-biasa saja...bahkan ketika beberapa hari kemudian Zahra di cubitin lagi, karena terlihat pipinya merah lagi ketika dijemput sekolah dia masih terlihat biasa..tidak ada sedikitpun rasa sedih,dendam atau terluka hatinya...meski ketika istirahata tadi mungkin dia menangis ketika dicubit.
Dan ketika itulah baru kami sadar...

Ini adalah pembelajaran yang sangat hebat bagi kami..! Bukan kami yang bijaksana, tapi kamilah yang salah besar akan mencampuri dunia anak2 mereka yang indah.
Anak kecil selalu bersikap sebagaimana fitrahnya ciptaan Allah yang sempurna. Kalau kita ingin melihat seperti apa sebetulnya kondisi fitrah manusia, kita bisa mengamati kehidupan anak balita. Anak2 seusia itu akan selalu merasa bahagia,senang,tanpa beban, dan total dalam mengerjakan sesuatu.

Saat bermain dia akan bermain, saat menangis dia akan total 100% menangis, dan kemudian dia akan tertawa lepas lagi. Dia Anak-anak selalu berada di present moment , selalu terfokus pada apa yang terjadi saat ini, tidak perlu resah memikirkan apa yang terjadi nanti dan besok, tidak gundah gulana akan apa yang telah terjadi tadi atau kemarin.

Dan saya pikir, justru inilah yang harus kita pertahankan dalam hidup kita, yakni tetap pada fitrah kita yang selalu tidak ada prasangka negatif kepada sesama, memaafkan mereka bahkan sebelum mereka mohon maaf atas kesalahannya, siang bermain riang,gebira,tertawa,sedih,menangis tapi malam harinya bisa tertidur lelap dengan senyum tersungging di wajahnya...namun seiring berjalannya waktu lingkungan kitalah yang telah membuatakan mata hati kita sehingga cemas,galau dan sedih senantiasa mendominasi hati kita.
Selamat dan berbahagialah kepada anda yang telah bisa kembali kepada fitrahnya.
Rasanya pasti enak sekali ya..? kalau kita bisa kembali menuju fitrah dan punya hati yang ikhlash dan stabil seperti mereka.
Tiba2 saya ingat Mas Erbe Sentanu, yang pernah mengulas hal ini dan bahkan menuliskannya dalam buku Quantum Ikhlash...
Malam menjelang tidur, kami mendengarkan cerita2 dan bercanda dengan mereka sebelum mereka terpejam.
"Di sekolah temen2nya baik2 enggak.."
"Iya temen2 sayang sama zahra dan suka sama pipi zahra"
"Ada yang jahat enggak..?" saya juga mungkin bersalah mengajukan pertanyaan ini,tapi saya inign mendapat respon dari dia..
"Enggak ada" katanya, dan inilah jawaban tingkat tinggi yang belum tentu orang dewasa bisa mengatakannya...
Mulai saat ini banyak2lah belajar dari balita2 kita. Perhatikan bagaimana mereka ribut dengan kakak atau temen2nya, kita biarkan sepanjang tidak berbahaya, dan kita lihat 1 atau 2 jam kemudian..mereka sudah melupakan semuanya...ya ternyata tidak perlu jauh2 belajar menata hati, cukup dari mereka saja kita sudah mendapat kelimpahan ilmu kehidupan, dan itu bukan sembarang ilmu, itu bukan kehendak mereka, tapi karena mereka di beri ilmu langsung oleh Sang Pencipta tanpa perlu belajar...

Semoga anda terinspirasi..
Salam Hangat..
Hadi Kuntoro

NB:
1.Seminggu terakhir ini saya tidak posting2 artikel karena ada musibah yakni Adik Ipar Kami yang terkecil, usia 24 meninggal dunia, namanya Ahmad Mustollah, karena kecelakaan di Wonosobo. Mohon bantuan mendoakan ya...Terima Kasih
2.Akhir November ini akan keluar produk selimut baru yang Insya Allah akan heboh sekali, karena sangat ditunggu-tunggu dan motifnya adalah NEW SPIDERMAN dan NEW BARBIE anda yang sudah merasakan manisnya menjual barang langka ini saya beri kesempatan untuk indent mulai dari saat ini..silahkan kunjungi ke http://rajaselimut.com/ dan cari kontak person yang ada disitu.
3.Di Blog Jenderal TDA http://roniyuzirman.com/ ada voting pemilihan blogger favorite, saya sarankan anda mengunjunginya dan memberikan vote disana, terima kasih kalau anda memilih saya, karena nanti saya akan mendapat hadiah hehe..kalau hadiahnya banyak (permen 10 kg, misalnya) nanti malah saya bagikan kepada anda loh...hehehe..tapi ambil sendiri.

2 komentar:

andriaji mengatakan...

Assalamualaikum wr.wb

Salam kenal Pak Hadi...
Terima kasih atas sharingnya, mata saya berkaca-kaca membaca tulisan Bapak, jadi ingat putri saya yang lagi lucu-lucunya yang saya tinggalkan dulu untuk sementara...

Hampir sebagian besar tulisan Bapak sudah saya baca, karena saya ingin belajar dari Bapak terutama tentang wirausaha.

Tetap menulis Pak Hadi, bersama menebar rahmat. Salam buat putra-putrinya yang lucu.

Wassalamualaikum wr.wb

Setiabudi mengatakan...

Assalaamu'alaikum Pak Hadi..

Turut berbela sungkawa.

Semoga Alloh SWT meridhoi adik ipar Pak Hadi dan memberikan kekuatan kepada yang ditinggalkannya.