Bekerja Keraslah Semampu yang Ibu Suka...

Ketika masih bekerja dulu, saya termasuk jarang pulang kampung ketempat Ibu. Hehe..panggilan Ibu ini bukan panggilan yang umum, dulu semasa kecil panggilan Ibu di kampung hanya cocok untuk keluarga priyayi, guru, pegawai dll..

Hingga sekarang saya memanggil beliau Ma’e atau Mbo’e, panggilan yang terakhir ini sebenernya enggak umum di kampung saya, yang lingkungannya berdialek Banyumasan, dan panggilan untuk ibu yang umum adalah “mboke” pakai huruf “k” yang medok, sedangkan saya bukan pakai “k” tapi pakai tanda pepet.

“Mbo’e” adala panggilan untuk ibu yang umum dipakai di daerah Purworejo, Jogja, Solo dan sekitarnya, yang terkenal pakai bahasa “Bandekan”.

Tempat kelahiran saya memang di kawasan karesidenan Banyumas, tapi orangtua dan tetangga-tetangga di kampung saya, berasal dari Purworejo, yang seratusan tahun yang lalu merantau ke Pegunungan Karangkobar sebagai saudagar, bedol desa dari Daerah Kabupaten Purworejo membuka kampung sendiri di Karangkobar, Banjarnegara.

Karena 90% semuanya pedagang yang merantau dari Purworejo, maka kampung saya ketika lahir dulu namanya kampung Sudagaran. Ibuku asli Karangkobar tapi dari bagian pelosok desa, namanya Binangun.

Hehehe..kok jadi cerita sejarah ya..saya hanya pengin nerangin kenapa saya memanggil Ibu saya Mbo’e dan bukan Mboke, atau Ibu.

2 Hari yang lalu saya pergi ke sahabat saya sejak SMA dulu , yang sering saya sebut Maestro-nya Sapi, namanya Handoko (Siapa temen saya ini pernah saya ceritakan dulu tahun 2006, dan postingannya ada di LINK INI : Akhirnya Sang Sufi Turun Gunung-1)

Saya lagi berangan-angan lagi untuk memelihara sapi entah kapan waktunya dan langkah awalnya saya mulai dari latihan menanam rumput, dan bibit rumput yang bagus saya minta ke Handoko ini, yang kakaknya memiliki padang rumput luas banget buat sapi-sapinya, nama rumputnya dikampung terkenal dengan namana “King Grass” jenis rumput gajah, rumput yang paling disukai sapi.
Habis cari rumput kami diskusi yang topiknya sangat menarik, makanya saya tulis disini, dan inilah inti dari tulisan saya “Orang tua lebih baik bekerja atau diam di rumah..?”

Meski bukan saudara sedarah, antara keluarga saya dan kelaurga Handoko ini sudah deket sekali, hingga ibunya sudah seperti Ibu saya sendiri, dan saya sering memanggilnya emak. Hingga saat ini, meski cucunya sudah kuliah tingkat 2, beliau masih jualan grosir sembako yang cukup besar di pasar Karangkobar.

“Nyong kawit miyen ora tau melarang mae nyong kerja padahal mae mlakune bae angel, awit lara flu tulang miyen, apamaning saiki wes sangsaya tua, tapi selama mae isih semangat dan karep kerja tetep tak dukung, tekan saiki mae isih kerjasama bagi hasil karo nyong (saya dari dulu enggak pernah melayang ibu saya kerja, padahal ibu jalannnya saja susah, sejak sakit flu tulang dulu, apalagi sekarang sudah semakin tua. Tapi selama Ibu masih semangat dan memiliki keinginan kuat untuk bekerja saya tetap mendukung, dan sampai sekarang saya dan ibu ada kerjasama dan sistimnya bagi hasil)” Kata Handoko.
“Malah Adik-adik perempuan saya yang protes, dan mengatakan saya semena-mena dengan Ibu dan memperbudak orang tua katanya, tapi saya malah ngomong sebaliknya justru karena saya sayang orang tua-lah saya menyuruh ibu tetep bekerja. Fisik tetap bergerak, pikiran terus terpakai, dan inilah cara yang baik menurut saya agar beliau tidak cepat pikun dan semoga dengn dan dengan seijin Allah, cara ini justru memperpanjang usia beliau” Kata Handoko lagi.

“Kowe bener Han (kamu betul Han)” kata Ibu saya..“Dulu, Toro (Panggilan nama saya di kampung), Amak (Panggilan untuk kakak saya Edi Santosa), Yoyok (Adik saya) berulang kali melarang saya bekerja" Kata Ibu mulai bercerita,

"Kebutuhan ibu untuk sehari-hari berapa, buat makan, jalan-jalan dan sebagainya dihitung, dan nanti akan dikasih oleh mereka, anak-anak secara patungan, dan saya diminta diam saja dirumah"

"Saya seneng sekali mereka ngomong begitu, tapi kenyataanya enggak mudah loh...saya lebih seneng ke pasar, meskipun jualan sepi misalnya, dingin, hujan angin dan sebagainya, daripada dirumah diem, nonton tv, nungguin cucu, tidur,...justru itu membuat badan saya pegel-pegel dan dan enggak enak” Kata Ibu.“Ibu punya temen yang biasa bareng-bareng jualan di pasar, anaknya sekarang jadi pengusaha sukses, kaya, begitu sayangnya sama ibunya sang Ibu yang sudah tua diminta untuk tidak pergi ke pasar lagi." Pandangan ibu terlihat menerawang

"Padahal sang Ibu meski sudah tua masih tetep sehat, disuruh dirumah, di jagain perawat khusus, dan Los tempat beliau berjualan di pasar di jual ke orang lain dengan maksud agar sang ibu bener-bener enggak bisa ke pasar lagi"

"Apa akibatnya...sekarang temen ibu itu malah linglung...kadang perawatnya tahu-tahu kehilangan dia, dan ketemu-ketemu sudah di pasar...subhanallah...kasihan sekali..” Kata Ibu sambil berkaca-kaca...
“Itu contoh baik bagi kita-kita yang orangtuanya pada kerja di pasar, lah kalau orangtua biasa jadi pegawai gimana ya..?” Kata saya memancing diskusi lagi..

“Nha itulah yang ibu enggak ngerti...mungkin mereka punya keastikan tersendiri, yang punya kebun ya bisa ke kebun, ikut-ikut acara amal/sukarelawan, mengunjungi anak-anak, main ke cucu, tapi ya emang kalau anak-anak dikunjungi paling senengnya sehari dua hari selebihnya bingung mau kemana mau ngapain...” kata ibu yang dulu kalau main ke Jakarta semangat 45 mau semingg or dua minggu, tapi nyatanya pagi tiba sore sudah cari-cari jadwal pulang..hehehe...

“Ada temen ibu yang lain, yang kalau di pasar tempat jualannya di samping Ibu persis, si Ibu ini Janda kaya raya dan gak punya anak, tabungannya aja ada kalau 500-1 Milyaran kali, tapi ya tetep ke pasar..lha dirumah mau ngapain, suami sudah enggak ada, jadi kadang jualanya kayak main-main, beli barang 100 misalnya kadang saya ambil dan saya bayar 90 beliau mau saja meski sambil misuh-misuh..cah edan kamu..” kata Ibu sambil tertawa...
“Besok kalau dia mati, dia akan hibahkan hartanya ke Masjid katanya..” Lanjut Ibu..

Seru ya...obrolan ini, dan saya teringat ketika saya di Jepang dulu. Disana meski sudah jadi nenek-kakek, mereka tetep pada bekerja. Bersih-bersih kaca stasiun, jadi team pembersih kamar-kamar di hotel atau asrama-asrama, menjadi team kebersihan di taman-taman kota....padahal kadang saya lihat sudah ada yang bungkuk-bungkuk segala...sementara di Indonesia susah nyari orang bungkuk, karena sebelum bungkuk sudah pada meninggal....hehehe...jadi kayaknya memang ada relasi antara aktivitas dan harapan hidup ya..

So saya kepada anda para pembaca blog ini, apapun hebatnya posisi keuangan dan kemapanan anda sekarang, kalau orangtua anda memang masih memiliki keinginan untuk beraktivitas yang produktif menurut mereka biarkan saja...
  • Meski anda eksekutif muda yang sukses, enggak usah malu, dan biarkan Ibu anda tetap berjualan baju bekas...seperti ketika anda miskin dahulu.
  • Biarkan tubuh renta ayah anda tetep memanggul jualan bakso atau mendoraong gerobak keliling kalau memang beliau masih mau.
  • Berilah ayah anda modal untuk buka bengkel sepeda atau radio tua kalau ayah anda memang punya hobi kotak-katik sepeda atau radio tua...
  • Biarkan Ibu anda dengan kebaya tuanya tetap ke kebun dan pulang memanggul kayu bakar, tidak usah diganggu aktivitasnya dengan memberikan setumpuk uang diatas meja dan meminta ibu anda dirumah saja...
  • Biarkan ayah anda menjadi sopir jemputan anak-anak sekolah kalau memang beliau masih menghendakinya, meski jabatan anda adalah presdir di perusahaan mulitnasional..
  • Belilah mobil tua, dan biarkan orang tua anda asyik mengotak-atik menyalurkan hobinya, biarkan beliau bernostalgia seperti ketika masih muda..
“Berbakti kepada orang tua adalah urusan anak , orang tua dan Sang Pencipta, tidak usah mendengar suara orang lain, yang mereka kadang akan menilai kamu begini begitu"

"Berbakti pada orang tua identik dengan memberinya segala sesuatu yang membuat beliau cukup anteng dirumah dan segala sesuatu yang diinginkanya nya sudah berada didekatnya, dan mereka akan menganggap durhaka hanya karena kamu membiarkan orang tuamu yang sudah renta tetep bekerja"

"Biarkan saja apa kata mereka....dan membiarkan orangtuamu beraktivitas seperti keinginan yang mereka suka itulah tanda bahwa kamu berbakti kepadanya...kadang terbolak-balik ya...” kata Ibu..


Ibu...selama ibu masih suka, bekerja keraslah semampu yang Ibu suka...semoga Allah memanjangkan umurmu dan makin barakah usiamu..Amiin.....

Semoga Anda terinspirasi...

Salam Hangat.

Hadi kuntoro
http://rajaselimut.com
http://hadikuntoro.blogspot.com

Telah Hadir "Prototype" HASUKO DISTRO

Dear Pembaca,
Kalau dalam artikel sebelumnya saya telah menceritakan perjalanan saya mulai dari “peletakan batu pertama” di usaha baju muslim, kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya yang uptodate, dan hingga saat ini tengah berlangsung yakni membuka toko-toko perlengkapan tidur, yang sebut saja namanya sementara HASUKO DISTRO.

Sedikit berbeda dengan usaha kerudung dan busana muslim, Hasuko Distro ini dari awal pendiriannya memang sengaja kami persembahkan peluang-peluang besarnya kepada anda, para sahabat, baik yang saat ini ada kontak kerjasama bisnis maupun yang baru mau akan (kata-katanya kok ruwet..baru..mau..akan..) menjalin kontak bisnis dengan saya.

Konsep Hasuko Distro ini adalah dalam bayangan saya adalah kerjasama sederhana, mudah, enjoy, saling menguntungkan, tidak membebani perasaaan, saling menghormati, saling terbuka, bareng-bareng belajar...pokokoknya yang sama-sama memebuat kita saling plong lah...(hehehe..ruwet lagi kata-katanya..).

Bila anda akan mengambil peluang kerjasama dengan seseorang atau lembaga di forum-forum pameran-pameran Franchise, Bisnis Oportunity (BO) atau yang sejenisnya, biasanya belum apa-apa anda sudah di sodori banyak syarat misalnya bayar franchise fee, bayar royalti, harus punya tempat strategis, luasnya minimal sekian meter persegi..dll..maka saya akan melakukan hal yang sedikit berbeda.

Untuk awal-awal ini enggak usahlah ada fee-fee-an, tempat tidak harus strategis mau di kampung, didalam gang, di tengah pasar, dijalan protokol, di kompleks perumahan, di gunung, di desa, di ujung jalan, di segitiga emas Senen, Segitiga Emas Sudirman, Segitiga bermuda..(yang ini ngarang..hehe) tidak menjadi masalah..

Luas tempat juga enggak usah terlalu diambil pusing, 2x2 meter juga boleh, menyulap ruang tamu, mengubah teras rumah, numpang di toko mertua, merombak bekas pos ronda yang tidak terpakai, atau anda akan menyewa atau membeli ruangan di mall..silahkan..

Yang jelas komoditi yang akan kita jual nantinya adalah perlengkapan tidur yang levelnya menengah-atas, berkwalitas dan berkarakter kuat.

Detailnya yang akan kita jual apa saja..?
Produknya adalah Selimut, Sprei, Bantal, Handuk, Bed Cover, Piyama, Kimono Tidur (Yukata), shiki pad, Tatami, dll....apakah anda sudha kebayang..?

Seharusnya sih saya musti membuat bisnis plan, menentukan visi, misi dll..tapi kok kayaknya ruwet banget ya...so langsung action sajalah...

Baca artikel saya yang pertama “Mulai dari yang terkecil, mulai dari yang termudah” dan saya tambahin “mulai dari sekarang

Agar terbayang nanti step-step kita seperti apa, silahkan anda lihat ilustrasi dibawah ini.Bagian yang saya beri tanda kotak ini sebelumnya adalah ruang kosong, bagian dari markas Rabbani, yang isinya kursi-kursi dan barang-barang yang mungkin digunakan mungkin juga tidak...dan memang tempatnya kurang strategis karena jalan di depannya adalah jalan kecil, searah dan tidak banyak kendaraan lalu-lalang.

"Daripada pusing-pusing memikirkan sewa tempat untuk mewujudkan Prototype Hasuko Distro kenapa tidak itu saja yang kita manfaatin...?" pikir saya.

Kita akan cari sebanyak mungkin cara agar orang mau datang ketempat ini...Insya Allah..dan saya YAKIN pasti ada cara..
Sekitar 5 bulan yang lalu, yakni sekitar bulan Oktober 2008, mulailah kami berusaha mewujudkan langkah pertama dari rangkaian "Impian Besar" kami.

Dan akhirnya lahirlah tempat kecil yang sederhana, dan apa adanya. Muncul toko yang saat ini saya sebut HASUKO DISTRO, meskipun hingga detik saya menulis artikel ini, toko itu belum punya papan nama...(lahir tanpa nama..hehehe)

Hasuko Distro ini nantinya akan difokuskan untuk melayani penjualan baik Grosir maupun Eceran, dan mumpung masih embrio...dan semuanya masih kami mudahkan, alangkah menariknya bagi anda untuk bergabung dengan kami.

Manfaatkan sekecil apapun potensi tempat anda yang tidak strategis sekalipun misalnya, anda buat Cabang Hasuko Distro di kota atau di desa anda, nanti pelan-pelan, dan bareng-bareng kita improve, nanti tempat anda kita ekspose juga di website, dan di media-media dimana kita beriklan..dan kita susun aturan-aturan, SOP, dll bareng-bareng kita rumuskan, kita sepakati dalam "Kebersamaan dan semangat berbagi" (kayak kampanye DPRD saja ya..)

Saya tidak menjamin apakah ini nanti akan jadi besar banget atau akan mati prematur...tapi saya YAKIN PASTI ADA JALAN & HIKMAH yang akan kita dapat dari memulai hal-hal yang kecil seperti ini.

Tidak mustahil loh...melihat anda yang sedemikian semangat, ada konglomerat lewat dan tiba-tiba oleh Allah hatinya di pertautkan dengan anda, cuman gara-gara melihat action kecil anda ini..? Bisa-bisa saja kan...?

Yang jelas potensi/kemungkinan anda berhasil apabila join dengan kami akan jauh berlipat-lipat besarnya dibandingkan apabila anda hanya duduk dan diam sebagai penonton kami...

Apakah anda tertarik dengan "Mimpi Besar" ini..? Silahkan kontak-kontak ke email saya ...

Salam FUNtastic..!

Hadi Kuntoro

http://www.rajaselimut.com
http://www.hadikuntoro.blogspot.com

Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-VII (TAMAT)

Ini adalah sambungan dari tulisan saya sebelumnya, yakni :

Tempat penjualan baju muslim yang ideal adalah lokasinya harus strategis dan mudah di jangkau, dan tentu saja tempat yang seperti itu tidak murah baik dibeli atau di sewa.

Kalau budget tidak memadai, kita bisa melirik alternatif lain, meski tidak strategis asal kita kreatif melakukan promosi Insya Allah hasilnya bisa ngalahin yang tempatnya strategis tapi tanpa promosi loh.

Di toko kami yang ke-5 ini, Yoyok kreatif sekali melakukan promosi misalnya :
1. Disemua pintu masuk menuju kota Wonosobo dipasang Baliho.2. Menjadi sponsor untuk even-even keagamaan, misalnya ada acara di pesantren kami ikut jadi sponsor, acara buka puasa gratis ramadhan.3. Menjadi Sponsor untuk film-film bertema religius yang diputar di gedung film di kota kami, kerjasama ini cukup sederhana, yang punya gedung bioskop kan selalu butuh spanduk-spanduk buat promosi film, cukup kita belikan kainnya saja yang murah, dan kita minta agar nama toko kita di cantumin disitu, misalnya ”Disponsori oleh Almasyhur Distro..” gampang kan..?4. Mengadakan acara-acara lomba foto berkerudung, acara-acara seperti ini kalau dilakukan rutin bagus loh...jaman sekarang kan foto bisa dengan HP, so jadi simple kan, sehingga pesertanya membludak....cukup berikan hadiah dengan total nominal 1 juta, efeknya akan luar biasa loh...

5. Membuat iklan-iklan di radio yang unik dan menarik. Iklan sengaja dibuat tidak datar, tapi ada kesan lucu-nya sehingga siapapun yang mendengar akan ingin mendengar lagi, dan strategi ini di kampung cukup efektif, untuk membuat positioning pada para pendengar radio dimana kami beriklan...

Contoh iklan kami, bisa anda download versi MP3-nya di Rapidshare .......

http://rapidshare.com/files/192512037/iklan_radio.zip

saya yakin ini bisa dijadikan contoh yang bagus buat anda yang membuka toko-toko di daerah...kalau di Jakarta barangkali iklan radio sudah enggak begitu efektif lagi..

Selain strategi untuk mendongkrak penjualan retail, kita juga menerapakan berbagai macam strategi untuk menjual grosir, misalnya

1. Membuka grosir secara online di www.rabbani.asia yang melayani pembeli di seluruh dunia, tercatat konsumen-konsumen yang rutin dari Malaysia, Australia, Qatar dll senang berbelanja ke kampung kami, karena lebih cepat dan simple, dan stock-nya cukup lengkap, termasuk juga pedagang-pedagang dari jakarta..aneh ya..?(Dari Pojok kecil di kampung ini kita bisa melayani permintaan rutin ke malaysia, ke Australia dan Qatar...bisnis ke seluruh dunia makin mudah..rasanya unia memang sempit sekarang ya..)

Sahabat-sahabat saya di TDA (www.tangandiatas.com) yang memiliki toko dan sudah familiar internet lebih suka belanja ketempat kami, karena mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berbelanja di agen-agen besar yang dekat dengan mereka.

Karena cukup ketik apa yang akan di beli, kirim lewat email, faks, atau sms, dapat konfirmasi order dari kami, transfer maka 1-2 hari kemudian barang sudah sampai ke depan pintu...mudah kan..?(Gudang untuk stock grosir, Utamanya melayani Jateng&DIY, tapi sering juga kirim ke Jakarta dan sekitarnya, ke Malaysia dan pernah juga ke Australia dan Qatar)

Ongkos kirim dari tempat kami ke Jakarta Murah, dan mereka juga tidak perlu capek-capek datang...hemat waktu, dan ini ternyata menjadi point yang amat penting saat ini.

Yang masih jadi berstatus sebagai karyawan dan sekaligus punya bisnis toko busana muslim biasanya problem utamanya adalah waktu buat belanja. Anak buah belanja mungkin belum bisa, dia sendiri mau belanja harus nunggu hari Sabtu or Minggu, dan di protes anak-anak lagi..hehehe..karena bisa butuh waktu ½ hari, barang belum tentu lengkap, ongkos taksi bolak-balik berapa...

Akhirnya mendingan mengetik order dari kantor ketika free, email atau chatting beres deh...dan ongkos kirim dari Wonosobo ke Jakarta ternyata lebih murah daripada ongkos taksi dari Distributor terdekat ke tokonya...dan barang diantar sampai pintu rumah.Jadi tidak perlu membuang waktu...bener-bener revolusi bisnis ya...Jarak dan Waktu sekarang sudah di gulung menggunakan Mouse...hehehe...inilah keajaiban bisnis jaman sekarang.

2. Memberikan fasilitas yang memudahkan orang-orang untuk membuka toko. Siapapun yang akan membuka toko busana muslim dan kerudung di daerah-daerah seputar kami, mendapatkan fasilitas konsultasi gratis mulai dari step pembuatan toko hingga penyediaan alat-alat/pajangan untuk display.

Dan tidak sengaja belakangan ini menjadi tambahan bisnis baru bagi kita, yakni saat ini kami berjualan juga segala bentuk manekin buat display produk...yang barang ini cukup sulit ditemukan di kota-kota yang dekat dengan tempat kami, kalaupun ada harganya mahal sekali.Karena order kami ke pabriknya di tangerang dalam partai lumayan besar, sehingga kami bisa mendapatkan harga yang sangat bagus untuk bisa di lempar ke pasar lagi...bisa-bisa Beli di Jakarta lebih mahal daripada beli di kampung loh...menarik kan..?

Saya ingat para petani yang melakukan model menanam TUMPANG SARI, mereka menanam padi sekaligus kedelai misalnya, kadang masih ditambah lainnya lagi misalnya sawahnya di taburin benih ikan...ternyata di bisnis juga seperti itu ya...Kalau anda membuat toko, warung atau warnet atau apalah usaha yang lainnya, ketika anda kesulitan mencari sesuatu barang di kota anda, bergembiralah...kesulitan anda ini bisa jadi peluang loh...percayalah...

Mudah-mudahan cerita ini bermanfaat juga bagi anda, dan langkah kami masih panjang, tahap berikutnya dari usaha baju muslim ini adalah tahap menduplikasikan bisnis kami, atau dalam istilah Jepang saya kenal istilah ”YOKOTEN”.

Ingat tulisan saya paling awal, yang versi 1..? Buatlah yang kecil dan mudah, buat jadi bagus dan sistemnya jelas, setelah itu duplikasikan ketempat-tempat lain, maka sesuatu hal yang tadinya impossible pun menjadi possible.

Sebagaimana pada kisah ketika saya ke Jepang, Mengecek asset yang tadinya seminggu atau sebulan bisa jadi 2 jam, membuka 100 cabang bisnis yang teorinya butuh waktu 12 tahun bisa dilipat hanya menjadi 1 tahun saja...Wallahu A’lam..

Demikian rangkaian tulisan ini...semoga bermanfaat

Salam Hangat...
Nikmati petualangan bisnis anda hari ini..

Hadi Kuntoro
http://rabbani.asia
http://rajaselimut.com
http://hadikuntoro.blogspot.com

NB :
  1. Kalau anda tertarik dan ingin bekerjasama dengan kami silahkan hubungi kontak-kontak yang ada di website kami http://www.rabbani.asia atau langsung kontak ke ownernya, Hadi Sancoyo (Yoyok) di 0812-1579893, 0813-27000950 atau di email yox_s@yahoo.com
  2. Saat ini, selain menjalin kerjasama dengan Rabbani, ternyata banyak produsen-produsen besar juga yang sudah bekerjasama dengan kami, semisal Produk Dannis dari Surabaya, Albis Design dari Bandung (Bisa jadi kalau anda belanja ditempat kami stock lebih lengkap dan lebih murah daripada ambil di pabriknya..nah loh..bingung kan..?)
  3. Kalau anda tertarik ingin bermitra dengan kami, nantikan informasi kemitraan yang akan kami sampaikan pada acara Milad-3 TDA, tanggal 28 Feb - 1 Mar 2009 di Gedung BPPT, Jl.Thamrin, Jakarta.

Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-VI

Dulu di kantor, kalau ada pekerjaan misalnya ada project besar, rasa-rasanya enggak ada masalah, karena didukung dana besar dan team yang sudah tahu pekerjaan masing-masing, tapi kalau nanti anda memiliki project, yang project itu milik anda sendiri, maka ceritanya akan lain...ternyata enggak mudah ya punya bisnis...hehehe...tapi ini sangat-sangat menarik...dan anda akan mendapatkan cerita itu di artikel kali ini.Ini adalah sambungan dari tulisan saya sebelumnya, dan link-nya adalah
(LINK-Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-V)

Untuk membuka toko yang ke-5, usaha yang cukup besar bagi kami, tidak semulus yang direncanakan, dan menarik sekali untuk diceritakan.

Banyak hal besar yang sebelumnya benar-benar tidak kami pikirkan, misalnya untuk mengisi interior saja dari rak-rak, tata lampu dll, tadinya kita pikir angkanya 10-15 juta sudah cukup, eh ternyata butuh sampai 40an, belum ditambah ditambah renovasi bangunan, membuat baliho-baliho, nambah daya listrik…whua...pokoknya seru..uang sudah enggak ada, jadinya lucu deh…setiap ada pengeluaran kami langsung ngitung-ngitung berapa bunga tiap bulan yang harus kami bayarkan..hehehe…Setelah eksterior dan interior selesai, tempatnya beres dan lega, ternyata kami kebingungan ngisinya..

Barang-barang dari pabrik di Bandung datang 1 truk, dan kelihatan banyak banget ya..? tapi sebenernya tidak ada apa-apanya ketika barang itu kami tata di rak-rak baik rak utnuk retail maupun rak buat persediaan grosir, karena kami membawahi Agen se Jogja dan Jateng, sehingga stok kudu banyak..Mau opening besar-besaran...barang kok cuman sedikit..? malu-maluin kan..?
Akhirnya kami tarik barang-barang yang ada di toko-toko kami sebelumnya, dan ini menjadi problem tambahan lagi..karena toko-toko yang sekarang running malah melompong, sedangkan toko yang baru karena belum opening ya belum ada transaksi...menarik kan..?Bukan cuma itu yang diluar perhitungan, Biaya besar yang lagi-lagi lebih besar dari perkiraan kami adalah acara opening Ceremony, tadinya kami berpikir seperti di kota besar saja, opening cukup pakai snack saja, tapi usulan dan masukan dari keluarga selain snack, makanan juga wajib bagi tamu undangan, karena ini di desa bukan di kota, kata kakak ipar kami.

Menutup akses jalan raya, karena di tengah jalan itu kami dirikan panggung ternyata juga butuh biaya lumayan, karena kami juga harus meminta bantuan aparat untuk menertibkan arus kendaraan.

Malam-malam sebelum pembukaan, ketika dekorasi sedang dilakukan muncul problem juga, ada warga yang merasa terganggu dengan acara itu, protes, intinya mengapa kami mau mengadakan keramaian kok tidak meminta ijin dan tidak melibatkan beliau....hehehe..ada-ada saja ya...untunglah Yoyok tahu persis bagaimana meredam sekaligus mengambil hati dari orangyang protes ini..Oya, Ikonnya Kerudung Rabbani, Mbak Aci (Astri Ivo) juga sengaja diundang di acara ini, dan ini kami maksudkan agar memberikan efek heboh kepada masyarakat sekitar kami, yang selama ini hanya melihat artis dari layar televisi. Beliau terbang dari Jakarta dan mendarat pagi-pagi sekita jam 7 di Yogyakarta, sehingga perlu ada team penjemput yang harus berangkat dari Wonosobo Subuh.Tidak lupa Pejabat-pejabat daerah juga kami undang juga untuk acara pengguntingan pita meresmikan toko kami (hehehe...ini ada efeknya juga loh..kan ibunya jadi tahu..dan nanti akan cerita ke ibu-ibu yang lain).Selain itu kami undang juga group Nasyid dari Bandung beserta semua crew Rabbani termasuk Ownernya (Pak Amri Gunawan dan Ibu Nia Kurnia)...Bener-bener momen acara yang tidak kami bayangkan sebelumnya...sampai saya stress sendiri, meski saya bukan pelaku utama, tapi hanya aktor di belakang layar, dan pelaku utamanya adalah Yoyok...sedemikian khawatirnya saya....hingga saya melakukan pelanggaran atas kebiasaan buruk yang sudah saya tinggal sekitar setahun waktu itu...yakni merokok lagi heheh...(ssst ...itu berjalan sampai saat ini, dan saya sekarang sedang berusaha untuk berhenti lagi mengingat fatwa ROKOK=HARAM sebentar lagi keluar...kalau sudah di nyatakan haram ya enggak bisa saya tawar-tawar lagi kan..? heheheh..ini sebenernya aib yang enggak boleh diceritakan disini ya, tapi biarlah…agar tulisan ini mengingatkan saya dan saya akan senyum-senyum ketika membacanya 20-30 tahun lagi..hehehe )

Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang berdirilah toko kami yang ke-5...alhamdulillah...
Lokasinya tidak berada di pusat kota, kira-kira 500m dari pusat kota, namun cukup strategis tempatnya karena berdekatan dengan tempat tinggal kami sekeluarga.Ada kata-kata menarik dari Yoyok, adik saya “Tempat usaha yang tidak dekat dengan pasar/pusat keramaian justru tempat yang menarik, karena orang yang datang 99% adalah orang yang tertarik dan memang mau beli produk kita, bukan hanya melihat-lihat saja, dan seni kita menggiring mereka ketempat kita itulah hal yang sangat menarik” optimis sekali kan..?
Keramaian acara ketika pembukaan toko kami ini ternyata ada dampaknya juga di kemudian hari.
So saya menyarakan kepada anda, kalau memang dana anda cukup untuk membuat bisnis yang gede, pada saat pembukaan, lakukanlah opening ceremony yang heboh, dan nanti efek ramainya dan efek getok tullarnya pasti akan menggema terus menerus
Semoga tulisan ini menginspirasi anda, dan tulisan ini masih akan berlanjut dan selanjutanya kami akan ceritakan bagiamana strategi kami untuk menaikkan penjualan retail dan grosir kami.

Kami juga akan ceritakan bagaimana toko ke-5 di kampung ini akhirnya melanglang buana menjadi toko yang mengekspor baju-baju muslim dan kerudung ke berbagai negara.

Baca sambungannya di Link ini:

Salam Hangat...
Nimati petualangan bisnis anda hari ini..

Hadi Kuntoro
http://rajaselimut.com
http://rabbani.asia
http://hadikuntoro.blogspot.com

Nb:
Insya Allah minggu-minggu ini, salah satu agen kita akan membuat Outlet Selimut Jepang Hasuko di daerah Yogyakarta. Insya Allah outlet-outlet ini akan kami copy-copy kan dengan kepada partner-partner kami yang lain di seluruh Indonesia...dan ini akan kami lakukan setelah outlet2 percontohan bener-bener telah kami selesaikan konsepnya...

Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-V

Mulailah dari yang terkecil dan termudah bagi anda, anggap bisnis sebagai adventure atau permainan biasa, karena kalau baru memulai kok langsung gede, ketika mengalami kerugian maka bisa jadi kita akan trauma, dan takut untuk memulai lagi..

Artikel ini adalah lanjutan dari tulisan :
(Link: Mulai dari yang Kecil, Mulai dari yang Mudah-IV)

Toko kami yang ke-4 ini bener-bener kami jadikan ajang untuk ber-improvisasi, baik cara promosinya maupun mengatur tata letak interiornya.
Misalnya :
1. Kami beriklan di Radio, dan suara Astri Ivo mengiklankan toko kami sehari 3 kali di radio-radio yang rating-nya paling bagus di kota kami, dan anggaran untuk ini ternyata cukup hanya Rp.300.000-400.000/bulan di setiap radio...(Murah ya, iklan radio di kampung..)

Berapa kami harus membayar Astri Ivo untuk beriklan..? Jawabannya GRATIS...dan perjalanan kami bisa mendapat iklan gratis ini bisa dibaca pada blog saya 3 tahun yang lalu.
Dan bagaimana Mbak Aci (panggilan untuk Astri Ivo) bisa dibaca pada Link dibawah ini :

2. Tata lampu juga kami atur, seperti toko-toko yang modern di jakarta, banyak sekali lampunya, dan ada efek-efek pencahayaan3. Letak meja kasir berada di depan, di pintu masuk, ilmu ini saya jiplak dari tokonya Brad Talk, dengan menempatkan kasir di depan maka ada kesan toko rame sekali, karena orang yang antree bayar, meski hanya 2 orang misalnya akan terlihat dari luar seperti kerumunan, dan ini menarik perhatian orang untuk datang.4. Lantai toko kami beri karpet dan tempat duduk panjang yang empuk, dan orang akan betah karena mereka bisa mengaso lesehan di lantai atau sandaran di bangku panjang, padahal dalam ilmu retail katanya, kalau bisa menahan orang selama 20detik di toko kita, maka kemungkinan seorang customer untuk membeli barang adalah 80%...(dan fasilitas lesehan ini bisa menahan mereka lebih dari 15menit..hehehe lebih gede lagi kan kemungkinanya)Dan masih ada strategi lain lagi yang kami terapkan, dan anda bisa membacanya di postingan saya 3 tahun yang lalu juga :


Aktor di lapangan yang melakukan itu semua adalah adik saya Yoyok (Waktu itu Yoyok juga masih ngantor di Bank-nya) dan istrinya Obi, sedangkan Istri saya, dan anak-anak masih tinggal di Bekasi, dan saya masih ngantor di Karawang.

Step membuat toko ke-1,2,3,4 sudah kami lewati dan ini membuat kami berani mengambil peluang ketika produsen kerudung terbesar saat ini Rabbani, di Bandung mengeluarkan ide untuk membuka distributor-distributor (di Rabbani di sebut Markas) kerudung Rabbani di seluruh titik-titik strategis di Indonesia, dan kami termasuk generasi awal di Rabbani yang termasuk nekad, karena untuk menjadi Markas seperti ini membutuhkan dana besar, yang impossible bagi kami.

Kalau uang di kantor saya tabungkan, dan kami hanya makan nasi+tempe selama 10tahun, barulah kami bisa endapat dana sebesar itu..hehehe..

Tapi enggak tahu kenapa kami nekad sekali, dan lagi-lagi kami menjual ide kami kepada Investor-investor, dan yang paling besar diantaranya adalah saudara kami yang memiliki rekening koran “nganggur” di bank yang bisa kami pinjam.

Ya..inilah pertama kalinya kami nekad menerapkan strategi BODOL (Hehehe...ini istilah paling terkenal di telinga temen-temen EU, Berani-Optimis-Duit-Orang-Lain), dan inilah babak baru perjalanan bisnis kami yang memanfaatkan PRK (Pinjaman Rekening Koran) dari dua bank Nasional terbesar di kota kecil kami.
Untuk mewujudkan mimpi ini kami bener-bener habis-habisan mengeluarkan segenap upaya kami. Yoyok mengajukan resign ke Bank yang menjadi sumber utama nafkahnya, dan saya nekad memulangkan anak dan istri ke kampung, berpisah dengan saya, yang masih di Bekasi...Subhanallah...ini adalah langkah paling berat dan paling gila serta tidak habis di mengerti oleh saudara-saudara kami di kampung...mau apa sih sebenernya kami-kami ini..?

Step-step Yoyok keluar dari tempatnya bekerja, pernah saya ceritakan juga di blog ini, link-nya salah satunya ada dibawah ini

(Link: Step-Step Adikku Resign dari Bank-nya)
(tulisaannya berseri dan saya tulis di bulan Maret sampai April tahun 2007):

Kami menyewa tempat yang cukup besar, ada kalau 200-250 M2 kayaknya, dan nilai sewanya cukup aduhai menurut kami, dan akhirnya berdirilah toko kami yang ke-5 yang di Wonosobo terkenal sebagai toko Rabbani. Tempat ini adalah Distributor utama produk-produk kerudung Rabbani untuk daerah Jateng dan DIY, sekaligus sebagai pusat retail sentral kerudung dan busana muslim.Dana dari pihak ke-3 yang kami alokasikan untuk toko ini cukup besar, dan setiap langkah dalam perjalanan untuk membuka tempat ini ternyata memerlukan anggaran yang tidak sedikit, yang kadang-kadang tidak kita pikirkan sebelumnya.Misalnya untuk opening ceremony saja anggaran yang dikeluarkan jauh lebih gede daripada anggaran untuk resepsi pernikahan 3 pasang penganten di kampung..hehehe...mumet deh..Bagaimana mumet dan hebohnya proses pembukan toko kami yang ke-5 yang menghadirkan Artis dengan Ikon kerudung paling terkenal di Indonesia itu akan kami tulisakan di postingan saya selanjutnya...

Ternyata sebagaimana kita bekerja dulu, ketika kita menerjuni dunia bisnis, kita harus dinamis untuk improve-improve terus,

"Hati-hati dengan Zona Nyaman, meskipun kamu sudah full TDA loh..." Kata sahabat saya dari Yogyakarta yang sudah sukses, namanya Pak Bambang Triwoko (http://betigaklaten.wordpress.com)

"Kamu harus tetap menciptakan hiu-hiu terus, supaya kamu terus kepepet, karena kalo kepepet ide-ide baru terus akan muncul.." Katanya..

Semoga Tulisan ini menginspirasi anda, dan nantikan sambungan dari tulisan ini ya...

"Kalau bisnis kita sebagai petualangan, maka ini akan memberikan spirit luar biasa kepada diri kita. Selamat menikmati petualangan bisnis anda"

Salam FUNtastic..!

Hadi Kuntoro
http://www.rajaselimut.com
http://www.rabbani.asia
http://www.hadikuntoro.blospot.com

NB :
Setelah di pakai oleh dokter-dokter di Rumah Sakit Siloam Tangerang, kini Selimut Jepang sedang di uji untuk di pakai di RS.Sardjito Yogya. Hasil uji dengan mesin cuci di Rumah Sakit, ternyata tidak ada sedikitpun bulu yang rontok.

Ketika coba keringkan dengan pengering yang ada pemanas hingga 80% selimut kami rusak. Kami sudah info agar jangan dikeringkan pakai pemanas, tapi karena memang disengaja oleh Pihak RS ya gak apa-apa, karena standard pengeringan memang ada 2, Hot & Cold, saat ini sedang si coba dikeringkan pakai pengering tanpa pemanas...moga-moga bisa sukses ya...Amiin