BERKUNJUNG KE ISTANA PAK HAJI

BERKUNJUNG KE ISTANA PAK HAJI ALI

(Episode Pak Haji)

Hari Jum’at 7 Oktober 2006 merupakan salah satu moment tidak terlupakan dalam sejarah memulai bisnisku, karena pada malam ramadhan itu saya di beri kehormatan untuk datang langsung kerumah P.Haji Ali sesepuh TDA.

Barang2 dangan P.Haji ayng dititpkan ke saya Alhamdulillah sudah mulai kenceng omsetnya, dan Alhamdulillah kini setiap minggu sudah bisa setor ke P.Haji dan setiap setor saya selalu menyelakan waktu untuk dan minta doa restu ke P.Haji agar didoain agar kelak zakat kami bisa seperti P.Haji yang zakatnya saja bisa untuk bikin gedung2 sekolahan (kayak apa biangnya ya kalo zakatnya saja segitu).

Pinjem uang 1-2 juta saja biasanya susah kok sekarang saya bisa pinjem barang2 sampai puluhan juta ke beliau dan bayarnya boleh kapan saja asal barang sudah laku…bener2 kebaikan beliau belum bisa saya balas saat2 ini.

Jangankan membalas..merepotkan malah iya….

Berawal dari istri yang ditelepon dari kampung Jumat siang jam 11an, yang mengabarkan beberapa barang P.Haji sudah habis, tolong hari ini juga ambil ke tanah abang lagi sambil setor ke P.Haji dan pagi2 sabtunya barang harus sudah berangkat ke kampung…

Mendadak amat….?

Istri telepon ke saya, kalau jam 11 ke Tanah Abang, kayak apa capeknya sendirian, panas naik kereta ke senen, nyambung bajai, disambung jalan kaki, pulangnya nanti bawa karung yang biasanya besar lagi,puasa lagi…istri menyerah pasrah…enggak deh…

“Coba, telepon P.Haji agar dititipain saja ke beliau nanti malam kita ambil kerumah pake mobil…” kata saya

“Ah kurang ajar bener kita, masak nyuruh orang tua yang sudah banyak berbaik hati sama kita…kecuali kalo belinya cash2 terus, baru kita pede telepon…”kata istri.

“Pokoknya kamu telepon saja mau nggak mau kan urusan nanti, jangan2 beliau mau dan malah seneng..” aku mendesak istri saya saja yang ngomong.

(Curang juga ya…sebenernya kalo aku disuruh nelepon juga nggak akan mau…hehehe…dasar curang…)

Istri saya akhirnya saya jorog-in agar telepon P.Haji. Dan Ternyata Pak Haji dengan senang hati mau membawa pulang dan nanti aku dipersilahkan mengambil di rumah di daerah pondok kelapa.

Alhamdulillah….maafkanlah kami yang kurangajar ya Pak Haji…

Akhirnya malam2 jam 21.30 sampailah kami dirumah P.Haji. Pasukan saya lengkap bersama para troublemaker2 kecil kami yang tercinta.

Rumah P.Haji ada dikawasan yang sepi (apa krn malam..?) rumah yang buesar dan halaman yang luas lengkap dengan pohon2 buah, taman2 dan kolam2 ikan menjadi pemandangan yang sangat langka di kota jakarta ini.

Apalagi masih jelas terdengar bunyi jengkerik yang keras bersaut2an diluar…sebuah rumah tinggal idaman setiap orang yang berasal dari kampung seperti saya…serasa seperti di rumah saya yang deket2 kebun2.

Di pojokan taman ada pos penjaga (securit) yang lumayan besar, P.Haji juga memboyong seorang tukang pijit yang pinter dan kebetulan berasal dari kampungku (wonosobo).

Tulang pijit itu diberi fasilitas yang baik dan menempati salah satu ruangan di pos jaga untuk buka praktek, simbiosis mutualismen yang baik….

Sayang saya tdk sempat berkenalan dengannya…

Obrolan kami seputar pengalaman2 bisnis pak haji, dan wejangan2 bisnis kepada kami....

”Kalo nanti ada saat yang tepat, saya akan mempertemukan anda dengan pemilik Shafira” kata beliau....

Saya tidak berhenti mengucapkan terima kasih dan mohon maaf, karena seperti biasa anak2 saya banyak ulah, mulai dari rebutan minum,numpahin gelas sampai ngompol di kursi ukinya yang bagus....tapi beliau tertawa2 saja bahkan terlihat senang karena rumah itu sepi sekali...

”Pada Kemana P.Haji? Ibu, anak2....” tanyaku

”Di rumah yang satunya, saya hanya sekali2 saja singgah disini dan biasanya hanya sampai Isya, tapi akhir2 ini saya kok keterusan dan sering nginep rasanya betah disini..” kata beliau

Jadi rumah segede ini ada lagi ya..?, kataku dalam hati...dapatnya halal lagi...

Jam 11 Malam kami pamitan pulang setelah ngambil dagangan 1 karung dan setor sedikit hasil titipan P.Haji di toko kami.

P.Haji mengantarkan sampai dihalaman dan berdiri hingga kami tidak terlihat...bener serasa tamu besar...rasanya seneng...

Dan itu pulalah yang telah saya juga terapkan di toko saya di kampung, kalau ada pelanggan pulang, ikutlah keluar dari toko, bantulah membawa barang smapai ke mobil atau motor, atau kalau jalan kaki pastikan dibawa dengan ergonomis.

Ketika pelanggan pamitan, berdirilah tegak,senyum,ucapkan terima kasih, jangan tengak-tengok, tataplah pelanggan kita hingga sang pelanggan hilang dari pandangan mata.....

Apa anda sudah menerapkannya..? kalau belum catat dan aplikasikan itu...Insya Allah Dia akan balik lagi ke kita someday...

Salam FUUNtastic

Hadi Kuntoro

www.hadikuntoro.blogspot.com

1 komentar:

The House of MAGIC mengatakan...

Membaca tulisan Mas Hadi, rasanya seneng banget, bisa merasakan atmosphere-nya

Mengetahui bahwa di negara kita yang serba sulit ini masih ada orang semacam Pak Haji ALI rasanya seperti hujan di kemarau panjang, sejuk rasanya.....coba kalo Pak Haji Ali mau mencalonkan diri sebagai president RI.....insya Allah negara kita jadi makmur...
Heheh...apakah saya terlalu naif? hanya berfikir hitam dan putih saja?
Tapi rasanya bener2 ingin seperti beliau yang bisa membantu banyak orang dari caranya yang sederhana.

Saat inipun sy masih merintis usaha, masih mencari yang paling cocok buat saya dan keluarga, sehingga bisa mentas dan yg paling penting adalah bisa bantu orang-orang yg kita cintai, bantu banyak orang disekeliling kita yg banyakan kurang beruntung hidupnya. Insya Allah....amiiinnn.....

salam FUUUNNtastik
Enggar Retnoningsih
http://www.findmagicinyou.blogspot.com