DUNIA PARA TDB DI NEGERI KITA
Saat2 yang membahagiakan kalo kita menjadi orang yang full TDB (tangan di bawah) atau orang gajian adalah pada pekan atau hari-hari menjelang gajian sudah dekat.Apalagi kalo kita ingat bulan lalu kita banyak overtime sabtu bahkan minggu masuk, harian juga lembur 2-3 jam..bakalan besar nih rejekiku...Kalo tanggal gajian hari minggu akan lebih indah lagi karena hari jumat biasanya transferan atau uang gaji sudah bisa kita terima alias maju atau advance 2 hari..Mmm..indah sekali...
Taapi....itu biasanya tidak lama. Usai 1 sampai 2 minggu setelah gajian kebahagiaan itu cepat sirna..dan berubah menjadi saat2 mengenaskan.Setelah bayar telpon,handpone,listrik,air,nicil motor,mobil,nicil rumah,bayar anak sekolah,..ternyata setelah bolak-blaik dihitung kok itungannya tinggal beberapa hari untuk bertahan hidup, sampai2 kadang kita tidak berani menghitungnya, nanti malah stress...kata temen2 dan kadang2 saya sendiri...nanti akan lebih sedih lagi kalo tiba2 ada saudara datang, atau orang kampung datang, atau temen yang ”ada perlu”...
Tahun demi tahun saya lewati dengan cerita yang sama..Ah entar kalo udah naik kelas makin tinggi kan makin happy...Ternyata enggak juga....Nyanyian2 pilu itu baik terdengar atau bisik2 ternyata sering disenandungkan dari semua strata, baik yang lulusan SMP maupun S2 yang full jadi TDB.
Tragisnya lagi nyanyian2 ratapan2 seperti itu bergulir dari waktu ke waktu jarang yang berniat menjadikannya sebagai mantera-mantera yang memberdayakan mereka mereka untuk bangkit dan melapas balok2 kayu yang memasung kaki2 mereka.Kisah salah satu petinggi top ditempat kami adalah bukti yang nyata...
Ada seorang manajer senior ditempat saya yang sudah naik mobil sedan bagus selama puluhan tahun...mengabdi sepenuh hati dari saat saya balita hingga sekarang saya beranak tiga, diperusahaan yang termasuk bonafide terhadap pelayanan karyawannya.
Pada saat beliau mendekati pensiun saya berfikir dia pasti akan senang...Beliau pasti akan menghabiskan ”golden year” nya dengan bahagia, happy ending seperti mahasiswa lulus cumlaude yang jadi rebutan perusahaan2 bonafide.Tabungannya pasti sudah banyak,pikirku, dia tinggal jalan gembira menikmati masa pensiunnya.
Hingga suatu hari beliau memanggil temen saya yang cukup dekat hubungannya dengan sang manajer senior itu.Beliau mengajaknya sharing....Beliau bercerita, pesangon yang akan dia terima sekitar 700 juta (suatu jumlah yang sangat besar menurut kami)..tapi dari tutur katanya sangat terlihat dia masih saja resah.
Saat ini dia belum punya agenda kegiatan terutama bisnis pasca pensiun.”Uang pesangon saya ini kalau saya pakai buat usaha kok ternyata mepet juga ya....” katanya sambil menghela napas panjang.Kalo saya simpan di deposito sebulan saya akan dapat 7juta-an kurang..padahal sekarang opersional sehari2 kalo dikumpulkan sebulan jumlahnya 12an juta...Belum kalau saya sakit, belum kalau ada kebutuhan unpredictable yang suka2 muncul juga...”Saya kepengin belika ruko dekat rumah saya 350juta, terus untuk ngisinya 200an juta, sisanya buat cadangan..kok kecil sekali ya...nanti kao usaha saya tidak berhasil dan saya gulung tikar bagaimana ya..?
Mendengar itu saya tersenyum kecut....kalau sang petinggi saja seperti bagaimana saya nanti ya..? bagaimana yang dibawah saya ya..? bagaimana yang labih rendah lagi ya...?Ada kisah lagi seorang Kepala seksi yang mau pensiun....Ketika 4 bulan lagi pensiun beliau sebernya sudah dibebaskan dari absensi dan dan rutinitas2 lainnya agar beliau bisa mempersiapkan pensiunnya...awalnya 1 bulan dia mencoba untuk mulai mencoba berdikari...tapi belum sampai 3 minggu dia datang dengan baju seragam lagi dan kelihatan ada rona ketskutan di wajahnya...”Wah,diluar bener2 serem dan saya pusing sendiri karena semuanya berjalan tanpa pakem, jadi terusterang saya takut untuk memulai berusaha” katanya...”
Terus rencana selanjtnya gimana pak..?” kata salah satu temen saya.”Saya akan masuk kerja saja deh..sampai hari H saya harus undur diri..sambil mikir2 usaha apa...” lanjutnya lagi, dan hingga tiba hari H beliau lulus beliau kirim email pamitan...dan ternyata dia tetep masih bingung mau ngapain....
Begitulah kisah2 seputar TDB murni di negeri kita....kalau dinegeri lain yang maju mendekati pensiun adalah masa tidak terlalu mengenaskan...
Bahkan untuk negara2 seperti Jepang, yang sudah sepuh2 itu malah diberdayakan oelh company untuk menjadi trainer2 atau motor di berbagai negeri yang ada cabang atau afiliasi perusahaannya.
Atau kalaupun dia mau dia bisa mengabdi ke negara dan digaji oleh negara dengan bayaran yang cukup meskipun pekerjaannya terlihat ”remeh” menurut kita macam petugas kebersihan,sopir2 bus instansi dll...
Jadi itulah kenyataan nasib tdb..cerita2 ini sering sekali saya dengar dari mereka2 yang full tdb karena kebetulan saya seringkali memberikan trainning macam Job Role,QCC dll kepada kepala group atau kepala line yang kadang dalam satu kelas campur ada yang usia muda,menengah dan tua...
Yang tua2 paling seneng kalo dalam trainning2 itu saya selingi contoh2 kasusnya adalah sontoh kasus di dunia bisnis..dan yang muda2 biasanya mengolok-olok yang tua yang sebentar lagi pensiun, tanpa mereka sadari bahwa merekapun akan menglami kejadian persis sama seperti yang senior2 itu..”Pak seandainya dari masuk kerja dulu bapak nabung 100ribu sampai pensiun pensiun 2 tahun lagi uang bapak sekarang sudah milyaran lho...” kata saya...sambil menerangkan itung2annya Tung Desem Waringin.Sambil terkekeh mereka ada yang berkata ”
Bapak sih ngasih tahunya baru sekarang..”
Temen2 yang masih TDB renungkanlah kenyataan2 ini yang saya yakin kita semua menyadarinya...masa2 seperti itu akan datang dan siapkah kita menghadapinya, padahal jelas-jelas tidak ada reinkarnasi di kehidupan kita ini....
Salam Hangat,
Hadi Kuntoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar