Sepulang dari Serang tiba-tiba kepingin makan siang sate tegal yang dulunya menjadi langganan waktu sering bolak-balik Jakarta saat bekerja......
Tapi tiba-tiba teringat dengan Mbak Leni dan Mas Isa yang juga orang Tegal akhirnya saya kontak keduanya pengen saya ajak makan siang sembari minta ditunjukkan di mana sate yang paling up to date saat ini
Ternyata mas Isa sangat cerdas Saya tidak langsung ditunjukkan di mana satenya tapi diajaknya ke klub-klub timnya yang lokasinya dekat dengan pintu tol
Singkat cerita kita berkunjung ke dua klub yang baru dibuka 5 bulan tidak lama setelah kami datang berdatanganlah para supervisor dan para calon-calon builder yang akan segera membuka club di Tegal
Klub Pertama yang kita Kunjungi Namanya Fameldi
Berbeda dengan klubnya Mas Isa sendiri (Mas Isa Profesi Sebelumnya adalah Tukang Parkir) 2 klub yang saya datangi itu ada di pinggir jalan Bahkan mereka adalah pengusaha pengusaha muda yang sukses Pemiliknya adalah Pengusaha Muda, Juned & Amel.
Ngobrol baru sebentar tahu-tahu para pebisnis Rumah Nutrisi di Tegal pada hadir berdatangan, Saya sangat takjub dalam waktu yang sangat singkat mereka berkumpul dan sangat antusias lebih dari 25 orang
Klub yang kedua yang kita datangi adalah pengusaha ayam daging yang omset hariannya bisa menjual daging ayam sampai 7 ton.....😱😱😱
Bukan 7 kuintal ya..... 7 kuintal itu seperti menjual 2 ekor sapi....ini 7 ton daging ayam kalau dikonversi menjadi sapi hidup bisa 14 ekor sapi......😱😱😱
Namanya Mbak Kholifah..... Memiliki sederetan ruko dan 2 ruko di antaranya dijadikan Club di belakang rukonya tanahnya masih sangat luas mungkin ada kalau 5000 meter..... Sudah ada lapangan futsalnya juga buat parkiran truk dan tanah sisanya masih luas......😱😱😱
Perhatikanlah video ini lewat kamera handphone tanah yang di tembok itu bahkan sampai tidak kelihatan tembok ujungnya kan artinya tanah itu tanah pekarangan yang sangat luas.....😱
Jika semeter 3 juta saja....kali 5000 meter sudah 15 milyar....😱
Itu berupa tanahnya doang jadi kita bisa membayangkan orang yang seperti itu kok mau membuka klub itu pasti bukan tentang uang.... berapa sih uang yang kita bisa dapatkan dari klub....??
Pemilik klub nya pengusaha muda namanya Kholifah.... Dan ternyata terjawab mengapa dia mau membuat klub...? Mengapa dia tidak merasa capek Setiap hari bangun jam 3 pagi kemudian langsung pergi ke pasar salat subuh juga di masjid pasar usai layanan ayam langsung ke klub dan memberikan pelayanan kepada customer customer di klubnya..... Ternyata bukan tentang uang namun ada kepuasan yang sangat hebat yakni kebahagiaan membuat orang lain senang...
Yang menarik adalah bagaimana mengarahkan orang yang seperti Kholifah ini mau bisnis.....???
Di sinilah peran kita sebagai leader diuji.... Di sinilah ah kita memahami kata-kata SENI
Sukses di Herbalife adalah sebuah seni memadukan diri kita sebagai pedagang sekaligus pemimpin
Perhatikan kata-kata seni....
Kenapa ada orang yang sebenarnya sangat bagus namun setelah masuk di Herbalife cukup dalam malah beliau akhirnya jadi ilfil dan meninggalkan Herbalife....??
Bila terjadi seperti itu umumnya karena kita sebagai orang yang mengajaknya kurang mengasah ilmu seni kita
Kita mungkin terlalu kaku.... Kita mungkin terlalu saklek.... Kudu koyo ngene nek ora ngene ora...!! Harus begini kalau tidak begini berarti tidak..!
Kata-kata itu menggambarkan kata-kata yang kaku
Orang yang tertarik ke Herbalife karena peluang bisnis umumnya didominasi oleh orang-orang yang merasa senang jika ada tambahan uang 2 sampai 5 juta sebulan
Jika tambahan uang 2 sampai 5 juta sudah tidak menarik lagi maka peluang Herbalife tidak cukup menarik bagi beliau
Namun tidak bukan berarti stop..!! Kita bisa melewati pendekatan yang lain dan disinilah diperlukan sebuah seni......
Pelan-pelan Mas Isa dan timnya mendekati Mbak Kholifah digali orang-orang terdekatnya dan diciptakanlah basis customer akhirnya Mbak holifah merasa senang karena mendapatkan apresiasi dari orang-orang yang diajaknya sehat dan akhirnya diarahkan membuka Club sendiri agar bisa berbagi lebih banyak kepada orang-orang yang ada disekitarnya...
Dan akhirnya klubnya dibuka... Nah inilah yang menarik.... Begitu klub itu dibuka Mas Isa dan Mbak Ani tidak langsung melepaskan begitu saja namun didampingi sampai sekitar 1 bulan.....
Setiap hari sang pemilik klub diajak untuk kelas kepo di tetangga tetangga atau kampung-kampung di sekitar Club.....
Pokoknya setiap hari kepo kepo kepo kepo kepo kepo dan kepo.....
Karena kepo itu diasah terus-menerus mungkin sudah ratusan kepo dilakukan maka dalam satu kali kepo bisa closing 3-5 orang customer
Jadi mereka jarang sekali ada kepo yang tidak closing
Benar-benar Mas Isa dan Mbak Ani menerapkan jurus seperti yang disampaikan oleh Bruce Lee yakni 1 jurus diulang-ulang terus bisa dikatakan Mas Isa dan Mbak Ani adalah adalah Pakarnya kepo saat ini
1 jurus yang dilakukan 1000 kali efeknya akan sangat luar biasa
Jurus kepo itu jurus yang sangat dahsyat namun begitu anda melakukan 5x sampai 10x tidak ada yang closing Yang diingat hanyalah kerugiannya saja setelah itu berhenti maka anda tidak akan mendapatkan apa-apa dari jurus kepo
Dan di Avengers ini ada 1001 jurus Selain cerita dari Tegal hal yang sama juga terjadi di Banten.....
Waktu di Banten kemarin in kami diminta untuk hadir di acara meeting kapten Group Team Alfa
Banyak sekali cerita yang sangat luar biasa semuanya menakjubkan diantaranya adalah cerita yang hari ini diceritakan oleh Mbak Nurul......
Salah satu peserta meeting Kapten kemaren Ternyata bukan orang sembarangan ternyata seorang pengusaha besar di daerah Cilegon yang setelah ikut slim maraton semangat sekali kemarin maju dan siap menjadi kapten slim maraton
Dan ternyata sehari setelah kita ngobrol namanya tampil di koran.....😱😱
https://www.instagram.com/p/CWSqG13BkjP/?utm_medium=share_sheet
Ternyata Sekarang Pebisnis-pebisnis konvensional banyak yang makin tertarik kepada peluang bisnis Rumah Nutrisi, semoga tulisan ini semakin menginspirasi teman-teman pebisnis di Seluruh Indonesia
Salam Sehat Sukses Mulia
Hadi Kuntoro
Mendongeng Dari Kaki Gunung Dieng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar