Haji Alay & Abdurrahman bin 'Auf Trade Centre (ATC)-II

Dear Pembaca,
Kalau anda tinggal di Bandung lama, Insya Allah tidak asing lagi dengan tempat yang fotonya saya pajang dibawah ini, sebuah Mall "Mati" yang sudah belasan tahun tidak berpenghuni, dan menjadi tempat yang sangat cocok kalau dipergunakan untuk shooting film horor.
Jendela yang pecah-pecah, keramik lantai yang hancur, ribuan sarang laba-laba, bau pesing dan pengap disetiap sudut, dan saya terbayang, untuk menghidupkan kembali mall ini tidak ubahnya menghidupkan lagi orang yang sudah mati...alias TIDAK MUDAH...bahkan sebagian besar pasti bilang Impossible...

Dan inilah tantangan yang sesungguhnya bagi seorang Haji Alay, yang kiprahnya saat ini sudah mulai terkenal sebagai juru selamat mall-mall yang ditinggalkan pengunjung dan lambat laun ditinggalkan penghuninya itu.

Ketika saya datang medio July 2008 saya menyaksikan sendiri team pak Haji bekerja siang malam tidak ubahnya sekawanan semut yang bermimpi membangun sarang raksasa yang rusak parah...

Apakah mungkin..? Bahkan orang yang sebesar beliaupun saya masih sangsi...termasuk ketika saya menanyakan kepada beliau apa nama mall itu kelak..?

"Namanya Insya Allah Abdurahman Bin Auf Trade Centre (ATC), dan ini akan Pak Haji jadikan Tanah Abang-nya Bandung...Insya Allah..." Kata beliau..

Siapa sih Abdurrahman Bin Auf, yang menjadi inspirator Pak Haji ini..? saya mencoba membuka-buka literatur, dan Subhanallah...ternyata saya menemukan seseorang yang memiliki nama besar di Dunia Islam, dan dari literatur yang saya baca, saya mencoba menuliskan sejarah orang yang menjadi Inspirator beliau ini :

Abdurrahman bin Auf (bahasa Arab: عبد الرحمن بن عوف) (meninggal 652) adalah salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal. Ia adalah salah seorang dari delapan orang pertama (assabiqunal awwalun) yang menerima agama Islam, yaitu dua hari setelah Abu Bakar.

Abdurrahman bin Auf berasal dari Bani Zuhrah. Salah seorang sahabat Nabi lainnya, yaitu Sa'ad bin Abi Waqqas, adalah saudara sepupunya. Abdurrahman juga adalah suami dari saudara seibu Utsman bin Affan, yaitu anak perempuan dari Urwa bint Kariz (ibu Utsman) dengan suami keduanya.

Kaum muslimin pada umumnya menganggap bahwa Abdurrahman adalah salah seorang dari Sepuluh Orang yang Dijamin Masuk Surga.


ABDURRAHMAN BIN 'AUF

Abdurrahman bin 'Auf adalah seorang shahabat Nabi s.a.w. yang mempunyai banyak keistimewaan, di antaranya adalah beliau diberitahukan masuk syurga oleh Allah s.w.t. ketika masih hidup serta termasuk salah seorang dari enam orang anggota syura.

Beliau dilahirkan pada tahun kesepuluh dari tahun gajah dan umurnya lebih lebih muda dari Nabi selama sepuluh tahun karena Nabi dilahirkan pada tahun gajah yaitu tanggal 20 April 571M. Dengan demikian Abdurrahman dilahirkan pada tahun 581M. Namanya pada masa jahiliyah adalah Abdu Amru dan dalam satu pendapat lain Abdul Ka'bah. Lalu Nabi s.a.w. menggantikannya menjadi Abdurrahman.

Aktivitas Dakwah dan Perniagaan

Jauh sebelum berhijrah ke Madinah seperti yang diceritakan oleh Ibnu Hisyam dalam kitab sirahnya- Abdurrahman bin 'Auf termasuk di antara para shahabat yang hijrah ke Habsyah gelombang pertama, kemudian kembali ke Mekkah dan seterusnya hijrah ke Madinah.

Abdurrahman Bin “Auf yang merupakan konglomerat di Mekkah, ketika hijrah di samping meninggalkan kota kelahirannya Mekkah juga meninggalkan seluruh harta yang dimilikinya sehingga setibanya di Madinah beliau tidak memiliki apapun harta.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, sesungguhnya Abdurrahman bin Auf telah dipersaudarakan (oleh Nabi s.a.w.) dengan Sa'ad bin al-Rabi' al-Ansari tatkala tiba di Madinah. Lalu Sa'ad berkata kepadanya: Saudaraku! Saya adalah salah seorang penduduk Madinah yang punya banyak harta, pilihlah dan ambillah.

Abdurrahman menjawab semoga Allah memberkatimu pada hartamu dan keluargamu (akan tetapi) tunjukkanlah di mana letak pasarmu..?

Merekapun menunjukkan pasar, maka beliaupun melakukan transaksi jual beli sehingga mendapatkan laba (yang banyak) dan telah mampu membeli keju dan lemak. Kemudian tidak lama berselang iapun sudah dipenuhi oleh wewangian (menikah). Lalu Rasulullah s.a.w. bertanya: "apa gerangan yang terjadi denganmu?", Ia menjawab:" Wahai Rasulullah, aku telah menikah. Baginda bertanya: apa maharnya? Ia menjawab: "emas sebesar biji kurma".

Walaupun Sa'ad bin al-Rabi' menawarkannya didasarkan oleh niat tulus ikhlas namun Abdurrahman bin Auf bukanlah tipe manusia yang memanfaatkan kesempatan sehingga beliau menolak secara halus dengan ungkapan semoga Allah memberkatimu, keluargamu dan hartamu.

Ia boleh miskin materi, tapi ia tidak akan pernah menjadi miskin mental. Jangankan meminta, ia pun pantang menerima pemberian orang selain upahnya sendiri. 'Tangan di bawah' sama sekali bukan perilaku mulia. Abdurrahman bukan hanya tahu, melainkan memegang teguh nilai itu.

Ia pun memutar otak bagaimana dapat keluar dari kemiskinan tanpa harus menerima pemberian orang lain. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Ia pun pergi ke pasar dan mengamatinya secara cermat.

Dari pengamatannya ia tahu, pasar itu menempati tanah milik seorang saudagar Yahudi. Para pedagang berjualan di sana dengan menyewa tanah tersebut, sebagaimana para pedagang sekarang menyewa kios di mal.

Kreativitas Abdurrahman pun muncul. Ia minta tolong saudara barunya untuk membeli tanah yang kurang berharga yang terletak di samping tanah pasar itu. Tanah tersebut lalu dipetak-petak secara baik. Siapa pun boleh berjualan di tanah itu tanpa membayar sewa. Bila dari berdagang itu terdapat keuntungan, ia mengimbau mereka untuk memberikan bagi hasil seikhlasnya.

Para pedagang gembira dengan tawaran itu karena membebaskan mereka dari biaya operasional. Mereka berbondong pindah ke pasar baru yang dikembangkan Abdurrahman. Keuntungannya berlipat. Dari keuntungan itu, Abdurahman mendapat bagi hasil. Semua gembira. Tak perlu makan waktu lama, Abdurrahman keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi salah seorang sahabat Rasul yang paling berada, dan menjadi konglomerat, penguasa ekonomi di Madinah.

Kegigihannya dalam berdagang juga seperti yang beliau ungkapkan sendiri: "aku melihat diriku kalau seandainya akau mengangkat sebuah batu aku mengharapkan mendapatkan emas atau perak".

SUMBANGAN DI JALAN ALLAH S.W.T.

Laba dari perniagaannya yang semakin meningkat dari ke hari tidaklah menyebabkan beliau menjadi manusia yang pelit dan kikir serta jauh dari jalan Allah. Bahkan beliau tidak segan-segan untuk menyumbangkan hartanya di jalan Allah dan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa beliau menyumbangkan setengah dari hartanya.

Hal ini seperti disebutkan Zuhri bahwa Abdurrahman bin Auf menyumbangkan setengah dari hartanya sebanyak empat ribu dirham pada masa Rasulullah s.a.w., kemudian beliau menyumbangkan empat ribu dirham, kemudian empat puluh dinar, kemudian lima ratus kuda perang di jalan Allah, kemudian seribu lima ratus tunggangan/ rahilah di jalan Allah, dan semua penghasilannya bersumber dari perniagaan.

Kemurahan hatinya untuk menyumbangkan hartanya di jalan tidak hanya berhenti dengan menyumbangkan setengah dari hartanya bahkan dalam kesempatan lainnya disebutkan bahwa beliau menyumbangkan keseluruhan hartanya.

Hal ini seperti diceritakan oleh Ibnu Abbas r.a. bahwa manakala Abdurrahman bin Auf ditimpa oleh sebuah penyakit beliau mewasiatkan sepertiga hartanya, maka tatkala sembuh beliau menyumbangkan sendiri dengan tangannya, kemudian berkata: Wahai shahabat Rasulullah s.a.w.: saya akan memberikan sebanyak empat ratus dinar ke atas semua pasukan Badar, lalu Uthman dan beberapa orang lainnya datang menemuinya: lalu orang-orang bertanya kepadanya: Wahai Abu Umar, bukankah anda orang kaya? Ia berkata: ini adalah waslah dari Abdurrahman dan bukan sedekah, dan ia termasuk harta yang halal.

Maka ia menyumbangkan sebanyak seratus lima puluh ribu dinar kepada mereka, lalu tatkala menjelang malam beliau duduk sendiri di rumahnya, lalu menuliskan sebuah memo untuk dibagikan semua hartanya kepada para muhajirin dan Anshar, bahkan beliau menulis bajunya yang dipakainya dalam memo tersebut, dan tidak ada satupun yang disisakannya kecuali dibagikan semuanya kepada kaum fakir.

Ketika menunaikan shalat shubuh di belakang Rasulullah s.a.w. turunlah Jibril dan berkata: Wahai Muhammad sesungguhnya Allah berfirman kepadamu: kirimkanlah salam saya buat Abdurrahman dan terimalah semua memonya kemudian kembalikanlah semua kepadanya dan katakan kepadanya:Allah telah menerima sedekahmu dan ia adalah wakil Allah dan wakil RasulNya maka kembangkanlah hartanya sesuai dengan kemauannya, dan kelolalah hartanya sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dan ia tidak akan diminta pertanggungjawab dan beritahulah kabar gembir (ia dijamin masuk syurga).

Disamping menyumbangkan hartanya untuk fakir miskin dan orang-orang tertentu beliau juga diceritakan merupakan orang yang paling banyak memerdekan hamba. Dalam sebuah riwayat Ja'far bin Burqan berkata: saya pernah mendengar bahwa Abdurrahman bin Auf telah memerdekan hamba sebanyak tiga puluh ribu jiwa.

Dan Abu Amr berkata: dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau memerdekakan sebanyak tiga puluh hamba dalam satu hari.

Tulisan selanjutnya mengenai perjuangan Pak Haji Alay ini akan saya lanjutkan pada sessi tulisan selanjutnya beberapa saat lagi..dan anda akan surprise sekali melihat gambar mall terbaru yang gambarnya saya ambil beberapa hari yang lalu langsung dari tempatnya dalam sebuah sessi mengasyikkan dan tidak akan pernah kami lupakan dalam petualangan & perjalanan bisnis saya

Semoga anda terinspirasi dan makin semangat, ikuti tulisan saya di :

Haji Alay & Abdurrahman bin 'Auf Trade Centre (ATC)-III

Salam Hangat

Hadi Kuntoro

http://www.rajaselimut.com/

Note :

Apakah anda masih ingat dengan tulisan saya tentang SHIKI PAD, alias alas tidur dari Jepang, yang kalau diindoneisa mirip2 kasur Palembang..? sesuai harapan Alhamdulillah pemesanan yang masuk booming, bahkan pabrik saat ini kewalahan dan meminta agar kami Inden 2 minggu untuk mendapatkan barang itu, karena mereka akan membuatkan khusus buat saya....subhanallah...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

menunggu cerita2 dan foto2 berikutnya :)
btw, beneran sampeyankan kang yang jadi koordinator TDA untuk nempatin ATECE?

Anonim mengatakan...

ow... mudah2an ATC cepat terealisasi dan dapat mencerminkan budi luhur nama yg disandangnya, amien...

Anonim mengatakan...

Wah mantap pak 'Raja' atas artikelnya oh ya aku baru review blognya para TDA kasih komen ya mas

Salam sahabat selalu
Chintya