Pengemis dan Pengamen = Partner Bisnis

Banyak barang2 di toko kami yang harganya ganjil, misalnya Rp14.900.Apakah ditempat anda juga ada yang seperti ini..? Saya tidak akan membahas kenapa kok harganya tidak dibulatkan saja.? tapi saya akan membicarakan mengenai apakah kita konsisten memberikan kembalian 100 perak kalau si pelanggan menyodorkan uang Rp15.000..?
Apakah anda akan :
1.Berusaha mencari recehan 100 perak sampai dapat
2.Memaksa pelanggan memberikan uang pas..? kalau tidak maka anda akan mohon maaf pembayarannya pas, dan nggak ada kembalian..
3.Memberikan permen padahal pelanggan nggak suka..?
4.Mengatakan bahwa recehan itu akan disumbangkan sebagai amal buat yatim piatu..?
5.Mencatat 100 perak itu sebagai hutang, kecuali pelanggan mengikhlashkan..?

Kalau sebagai pelanggan saya lebih seneng pilihan 1 dan 5. Lha wong itu uang saya kok meski cuma 100 perak, kalau emang susah cari kembalian ya jangan pasang harga aneh2. Entah gimana caranya seharusnya yang jualann yang berkewajiban menyediakan recehan. Rajin2 menukar cepekan di bank misalnya...
Dan saya salut ketika main ke Jepang, setiap saya belanja, seingat saya juarang banget saya mendapat kembalian permen, sampai recehan yang paling kecil yang gedenya hanya sebesar kancing baju, mereka selalu ada.

Tapi di Indonesia emang barangkali tidak segampang disana mencari recehan, tapi bukan tidak ada solusi lho..
Akrab dan bergaullah dengan pengamen dan pengemis!
Karena mereka bisa menjadi dewa penolong anda, karena mereka dengan senang hati akan mau menukarkan recehan2 dari cepekan sampai gopekan kepada kita, sebagai hadianya nanti kita berikan ke dia gopek atau seceng misalnya.Pengemis dan pengamen adalah tamu tak diundang yang pasti akan sering mampir di toko-toko anda terutama yang tokonya di pasar, di garasi rumah, di pinggir jalan, kecuali kalau jualan anda di Mall, jadi nggak perlu capek2 ke bank mereka akan setia datang ketempat kita.
Keuntunganya ganda, kita bisa nuker uang, dapat pahala karena memberi, dan sambil ngitung recehan yang kadang penuh 1 kaleng kita bisa ajak mereka ngobrol.

Itu salah satu hal yang sering saya lihat di kampung ketika saya menemani istri jualan di toko. Saya terharu melihat istri enjoy bisa ngobrol dengan pengemis dan pengamen, dan sayapun akhirnya ikut terlibat pembicaraaan juga sambil ngitung uang, awalnya kikuk juga, tapi lama2 terbiasa, dan tanpa di sadari hal2 sepele ini ternyata diperhatikan oleh orang2 lain yang lalu lalang dan orang2 di sekitar toko kami, sehingga menjadi promo tersendiri juga..

Tiap hari jadi banyak pengemis dan pengamen yang menukar uang ditempat kami, dan ajaibnya recehan2 cepekan yang kadang mencapai 50ribu, alias 500 keping selalu habis, dan esoknya kita bisa nuker lagi dan mereka berdatangan lagi..

Ini adalah win2 solution, kita bisa servis bagus, dan membuat pelanggan kadang2 kaget karena 100perak kok dikembalikan..kadang ada yang tersenyum..yang cepekan ini nggak usah deh...kalau begini ya alhamdulillah rejeki kita. Disisi lain sang pengemis juga seneng, karena mereka bisa mengurangi beban bawaan.

Semoga Bermanfaat
Hadi Kuntoro
http://rajaselimut.com
http://mysajadah.com
http://hadikuntoro.com

Tidak ada komentar: