Terjuna ke Dunia Bisnis = Naik Jetcoaster


Satu hal yang tidak saya lupakan saat awal-awal pernikahan saya, adalah ketika saya dan Istri main ke Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol. Kami bertekad untuk mengikuti dan menaiki apapun permainan atau wahana-wahana yang menarik disana, karena tiket masuk yang mahal dan akan rugi kalau tidak dimanfaatkan maksimal, pikir saya.

Ada satu wahana yang sangat menarik dan membuat kami penasaran. Wahana itu adalah Jetcoaster, yang di Ancol disebut Halilintar. Wahana paling heboh waktu itu yang bisa membuat orang pendiam seperti apapun bisa berteriak-teriak seperti anak-anak balita.

Jeritan ketakutan bercampur dengan kegirangan, itulah yang membuat kami tertantang untuk mencoba, bahkan bagi saya naik wahana ini “hukumnya wajib” agar tidak penasaran.

Saat giliran tiba, dada berdebar-debar, cemas, khawatir dan takut gimana rasanya ya..? Setelah alat pengaman di sematkan ke badan kami, halilintar itu bergerak perlahan, awalnya jalurnya rata, dan terdengar bunyi bergeretak saat wahana menanjak naik, ah ternyata enggak apa-apa, kenapa orang-orang itu menjerit..?

Nha...setelah naik dan berada di pncak itulah ternyata cerita serunya dimulai. Tiba-tiba gerbong halilintar yang paling depan menghilang dan sepersekian detik berikutnya giliran gerbong kita yang terhampas, terasa pusar seperti naik sampai ke ubun-ubun, dan reflek saya menjerit ketakutann, dan sebelum saya sanggup meyakinkan diri bahwa saya baik-baik saja, tiba-tiba jetcoster itu bergerak makin liar, berputar kepala dibawah kaki diatas...waduh..bisa mati nih...dan saat itu muncul penyesalan ngapain tadi naik ya...tapi belum sempat berpikir gerakannya makin liar lagi, wahana bergerak berpilin mengikuti jalur spiral....wah...untunglah kejadian itu hanya 1-2 menit saja, bisa jadi malah enggak sampai semenit, tapi rasanya lama sekali...

Bonus dari kenekatan kami naik Halilintar adalah perut rasanya mual-mual tapi enggak bisa muntah, istri pucat pasi, dan berlari ke kamar mandi, yang kepengin muntah katanya, yang kebelet Pipis yang enggak tahan mau bab..hahaha...

Itu pengalaman pertama, dan beberapa lama kemudian ada yang aneh, ketika kami “Terpaksa” harus naik wahana itu lagi, ternyata perasaaan yang kami alami tidak seheboh yang pertama dulu ya, bahkan ketika untuk ketiga kalinya saya naik jetcoaster bersama temen-temen kantor, saya malah merasa geli memandang wajah-wajah kawan-kawan yang sedang berteriak ketakutan di samping saya......

Kejadian naik jetcoaster itu mirip dengan dunia bisnis yang saya rasakan saat ini, ketika bisnis yang saya geluti masih menjadi sambilan, saat masih bekerja di kantor, melihat kawan-kawan yang sudah terlebih dulu nyemplung full bisnis, sepertinya seru sekali.

Ada saatnya mereka terdengar berteriak kegirangan dan kita kepanasan mendengar “Success Story” mereka, dan ada saatnya kita “Miris” saat mereka sedang terpuruk, dan setelah itu ternyata kok mereka baik-baik saja, dan bisa tersenyum-senyum lagi, dan bahkan ada yang cepat bisa melesat lagi, dan membuat saya iri dan kepanasan lagi..seru banget ya...

“Omset sekarang berapa cak..?” tanyaku pada seorang sahabat yang waktu itu getol berbisnis pulsa, namanya Masbukhin.
“Alhamdulillah sebulan bisa 1M sampai 2M cak....” wow...hebat sekali..padahal dia di kantor adalah juniork saya.

Kali berikutnya saya telpon, suara disana terdengar loyo, “Waduh cak, saya barusan ketipu 500jutaan, modalku dibawa kabur sama rekanan bisnisku...” saat itu saya merasakan betapa menakutkan di dunia bisnis...syukurlah saya meski sudah punya bisnis tapi masih bekerja jadi kalau ada apa-apa bisa berpegangan..kalau seperti dia gimana ya...

Setahun kemudian saya bertemu dengan dia, yang kali ini sudah naik Toyota Fourtuner, dan saya takjub mendengar dia berkata “Alhamdulillah cak, sekarang omset sudah lebih dari 1M sehari dan saya sedang mengarah untuk menjadi distributor untuk telepon ini...(sambil menyebut sebuah operator)” wah...bagi orang yang sebelumnya nyaman di dunia pegawai, terjun ke dunia bisnis itu bener-bener kayak naik jetcoaster .....banyak hal yang tidak terduga, kadang menjerit ketakutan beberapa detik kemudian tertawa bahagia.

Seru sekali ya, pikir saya...dan beberapa tahun kemudian sayapun berada di dunia yang sama dengan mereka...ya saya bener-bener berada disana....naik jetcoaster bersama mereka...

Awalnya saya ingin fokus di bisnis baju muslim, tapi setelah yakin dari A ke Z usaha kami ini di handle full oleh Yoyok adik saya terlihat baik-baik saja, dan bahkan barangklai Enggak efektif kalau saya ikut nimbrung, karena nanti akan ada dua orang pimpinan, maka saya berniat untuk fokus saja di Bisnis di seputar peralatan tidur...karena merasa passion saya berada disana...apalagi saya mendapat dukungan suplai barang full dari seorang sahabat dari Jepang yang saya sering sebut Sang Samurai yang memiliki salah satu pabrik Selimut premium quality di Indonesia.

Dan benar seperti yang saya duga, pertama full di dunia bisnis bener-bener membuat dunia bagai surga, apa yang tidak saya dapatkan di kantor bener-bener saya dapatkan diluar sana, dan naik wahana “Selimut Jepang” ini ternyata sangat menarik menurut saya...memiliki ratusan agen di seluruh Indonesia, bahkan ada beberapa yang di negeri tetangga bener-bener menyenangkan seperti naik jetcoaster yang pelan-pelan terus merangkak naik, bahkan naiknya lebih dari yang saya prediksi sebelumnya...karena baik koran, majalah, talkshow, seminar bahkan televisi-televisi ikut meramaikannya...

Pada saat mendaki naik itu sudah mulai ada perasaan waswas, nanti kalau bener-bener ini seperti naik jetcoaster dan tiba-tiba turun gimana ya....?

Tenang saja, kalau masanya itu tiba, dan saya YAKIN akan baik-baik saja, dan saya bisa pasang kuda-kuda dari sekarang dengan mencari alternatif produk yang tidak hanya dari satu sumber saja.

Sebelum selesai kami menuliskan skenario produk pendukung yang lainnya, karena karena sedang sibuk-sibuknya menata pasar yang sedang naik bak grafik eksponensial (naik ekstrim terus menerus) tiba-tiba bless....!

Bisnis selimut ini terhempas mendadak seperti jetcoaster yang turun terhempas kecepatan tinggi karena memang jalurnya menukik tajam dan berpilin-pilin.

Tiba-tiba badai krisis moneter dunia datang, order selimut dari negara maju ke pabrik rekanan kami yang semula stabil puluhan kontainer sebulan, mendadak permintaan amblas sampai titik terendah yang pernah dialami sebelumnyanya...

Padahal pasar ekspor ke mancanegara dari pabrik itu 90% dari total produksinya....hal ini membuat pabrik limbung seperti orang Jepang kebanyakan minum Sake..hehehehe...

“Tenang saja Samurai San, pasar ekspor turun tapi kita kan bisa membesarkan potensi pasar lokal yang tadinya hanya 10% dari total kapasitas anda , menjadi lebih besar lagi, Indonesia ini luas seklai loh...dan saya optimis produk anda bener-bener bisa menjadi market leader, dan pabrik tetep bisa hidup meski tanpa ekspor misalnya...” kata saya pada Samurai San
“Honto (benarkah)....?”
“Honto desu, mochiron...(bener bos...tentu saja..)” kata saya, di sela-sela acara shooting liputan bisnis selimut jepang di Trans TV, sebuah televisi yang getol banget menyiarkan informasi seputar wirausaha.

Saya berharap seusai acara TV ini ditayangkan penjualan pasti makin booming, karena efek bola saljunya makin membesar. Shooting di Trans TV tanggal 24 dan 24 Maret 2009 yang sangat sukses itu teryata belakangan menjadi cerita yang sangat indah...(Lihat acara shootingnya di LINK INI)

Acara ditayangkan pada hari Minggu tanggal 4 April 2009, dan kami menikmati acaranya ramai-ramai bersama keluarga di kampung, dan saya berharapa Samurai San juga menyaksikan acaranya, saya coba kontak-kontak beliau ingin mendapatka komentar seputar tayangan itu, ternyata nomor beliau susah saya kontak, dan ketika saya mengontak orang-orang di sekitar beliau, ternytata saya mendapat berita yang mengejutkan, ternyata sejak tanggal 31 Maret 2009, Samurai San di tahan oleh kepolisian..!

Dan inilah cerita di balik layar yang tidak terlalu saya ekspose di blog ini, tapi setelah saya pikir-pikir, akhirnya saya memutuskan untuk mempostingnya karena ini juga terkait dengan perjalanan hidup saya dalam dunia bisnis, agar tulisan perjalanan hidup saya dalam bisnis tidak ada “missing link”.

Kenapa Samurai San ditahan..?
Apa efeknya hal itu dalam perjalanan bisnis saya..?

Lanjutan ceritanya bisa anda baca di LINK INI "Apa yang terjadi pada Samurai San-I"

Semoga anda mendapatkan inspirasi dari cerita ini.

Salam Sukses Mulia..!

Hadi Kuntoro
http://www.hadikuntoro.com
http://www.rajaselimut.com

1 komentar:

Nur Setiawan mengatakan...

Dunia bisnis memang penuh resiko.. Sabar dan tetap Semangat.. Selalu bersyukur kepada Alloh SWT.
Semoga saya juga bisa melakukan nya.