Pengalaman menarik buah dari silaturahmi salah satunya adalah bisnis selimut.
Bermula ketika dari kampung Ibu berpesan agar saya membelikan obat yang sering Ibu minum karena kebetulan stok di kampung sana kosong.
Obat akan saya kirimkan melalui tetangga dari kampung yang kebetulan ke Jakarta.
Tetangga dari kampung itu akan mengunjungi kerabat dia yang kebetulan rumahnya dekat dengan rumah kami. Namanya Anto.
Dari Anto itulah bisnis ini muncul, dia adalah karyawan perusahaan Jepang yang membuat selimut.
Awalnya karena sesama TDB ya ceritanya seputar buruh...berapa gajinya, lemburan banyak nggak, bos nya enak nggak, rumah sakit gratis nggak dll..dll...
Setelah saya bertemu dan bergaul dengan sesama member TDA, barulah ngeh bahwa Anto ini menyimpan banyak peluang.
Bisnis Selimut..!! Itulah kata-kata yang memenuhi pikiranku saat itu.
Memang kalau mindset berbeda, ternyata cara pandang,tindakan dan obrolan2 yang dibicarakan jadi jauh berbeda.
Kemana2 kita bergerak pikiran secara otomatis selalu mencari-cari ’peluang’ kalau kita memang sudah niat cari peluang.
Ini sama dengan cerita ketika pertama kali membuka toko kerudung. Secara tidak sadar kami selalu memperhatikan setiap orang yang pake krudung, dan akan segara tahu, orang ini pake kerudung merk x, orang itu pake kerudung merk y, atau pake kerudung tembakan merk z misalnya...
Sejak masuk group tda Saya jadi sering diskusi dengan Anto seputar produk2 yang dihasilkan dari perusahaannya bekerja, hal yang sebelumnya jarang saya tanyakan, paling-paling sekedar formalitas saja....Setiap bulan pabrik itu menghasilkan 90ribuan selimut..! Ratusan macam model. Selimut2 produknya adalah ’high quality’ dan hanya untuk pasaran export saja.
Ada satu produk ’best seller’ di pabrik itu, yakni selimut yang berwarna hijau rumput kombinasi putih. Selimut ini rutin di ekspor ke Jepang dan Ikiya (Amerika Serikat) kata Anto. Karena konsumennya negara maju, maka kualitasnya juga dijaga sangat ketat. Produk Knowlegde dari para karyawan pun sangat bagus, ini saya dengar ketika saya mencoba menanyakan tentang keunggulan2 produknya ketika suatu hari main ke pabriknya.
”Selimut2 produksi kami adalah high quality, Anti Bakteri,anti alergi terutama penderita asma karena tidak terbuat dari kapas tapi dirajut dari benang dan akrilik sehingga warna tidak pudar dan sangat mudah dibersihkan, tidak seperti selimut biasanya yang terbuat dari kapas. Warnanya bagus tapi kalau sudah setahun akan menjadi kumal....” katanya menjelaskan keunggulan produknya.
Untuk produk2 yang ’best seller’, setiap hari bikin dan setiap minggu ada pengiriman keluar negeri, karena metode produkasinya adalah lot, maka selalu saja ada kelebihan produksi. Lot makin besar, kelebihan produksi juga makin besar. Produksi yang berlebih adalah produk bagus, bukan produk reject.
Nha..disinilah....cling..peluang itu muncul...bagaimana saya bisa mendapatkan produk yang berlebih dan rutin itu..?
Sebelum mendapat celah untuk bisa mendapatkannya, saya mendatangi grosir2 selimut dari mall2 yang besar sampai di tanah abang, memang tidak saya dapatkan satupun yang menjual selimut seperti ini. Artinya ini bener2 produk untuk eksport, Saya berpikir seandainya saya bisa jualan disini, dengan sedikit edukasi kepada pelanggan, pasti barang ini laku dan gampang di jual...pikirku.
Tapi bagaimana mendapatkannya..? ’Bos Jepang’ dari perusahaan ini begitu kuat prinsipnya untuk lebih baik menghancurkan daripada menjual barang sisa atau scrap produk. Memang setelah ketemu temen2 tda selalu saja ada masalah yang menarik yang menantang untuk didapat. Apalagi market gampang, taaapi....sumbernya malah yang susah.....
Namun Alhamdulaillah pertolongan dari Allah datang...
Ceritanya bos Jepang tertinggi di perusahaan itu punya sopir pribadi orang Indonesia, karena sering ngobrol2 dan lama2 merasa akrab dan berhutang budi akan kesetiaan sang sopir itu, akhirnya atas ijin Allah si sopir ini diberilah ijin untuk memasarkan sisa2 produknya di Indonesia.
Sang sopir yang beruntung itu memanfaatkan selang waktunya nungguin mobil bilik majikannya sambil jualan di rumah kecil disamping pabrik.
Alhamdulillah tidak lama kemudian saya diperkenalkan oleh Anto kepada sang sopir ini...dan cerita saya jualan selimutpun mengalir mulai bulan April 2006.
Pengalaman yang paling mendebarkan dari jualan selimut ini adalah ketika saya berhasil mengirim menjual selimut ke temen saya yang jualan kasur di kampung.
Awalnya temen saya ragu2.
”Selimutnya bagus,murah tapi kok warnanya semua sama..? konsumen jadi nggak ada pilihan..?” katanya pesimis, ketika saya tawari selimut dari 1 macam produksi yang berlebih.
”Saya ajarin ya...” kata saya
” Kamu jual saja selimut ini eceran dengan harga 250rb/pcs (dari saya hanya 70rb an) Kamu kan jualan kasur, yang harganya 300ribu, naikkan saja jadi 400ribu, nanti kamu iklankan kasur kamu, untuk pembelian 2 buah kasur akan mendapat bonus selimut seharga 250ribu. Nanti konsumen akan senang...gampang kan..?” kataku mencontek ilmu dari action international, yakni ilmu untuk menaikkan margin.
Kenapa dipasang harga 250rb..? Karena barang yang saya punya bisa disebut harganya gelap, karena untuk kwalitas standard yang mirip (halus,lembut) harga di toko sekitar 200an, dan kita ada kelebihan mutu yang lain, yakni anti bakteri, anti alergi Asthma, dll... bila ini kita terangkan ke customer maka mereka akan maklum kalau harganya 250an, meskipun terlihat sama dengan selimut pada umumnya, tapi ada perbedaa besar. Selimut kami dibuat dari bhan benang yang di proses denga mesin teknologi jepang, sedangkan selimut2 yang biasa pakai bahan dasar kapas.
Mendapat 1 jurus itu saja temen saya langsung order untuk sample awalnya 3 potong. Sayapun tersenyum senang karena itu pertama kalinya saya bisa berhasil menjual selimut, apalagi temen saya ini terkenal paling jago menjatuhkan lawan kalau untuk membeli sesuatu. Jadi saya bener2 merasakan kemenangan. Nggak lama setelah berhasil menjual sample 3 potong itulah ordernya muncul lagi, makin hari makin bertambah bahkan nggak lama kemudian order ½ truk, dan disusul lagi 2x lipatnya...Alhamdulillah...
Saya ikut seneng walaupun yang UNTUNG buanyak ternyata temen saya itu, saya hanya ambil margin sekitar 15%, sedangkan temen saya untuk eceran lebih dari 100% dan untuk grosiran 40%, dan semenjak itu dagangannya melonjak drastis dan sekarang menjadi toko kasur terlaris di kampung saya, bahkan terakhir saya denger produk dari dari saya itu di masukkan juga ke supplier2 yang dulu supply ke tokonya...
Mungkin supplier2nya itu heran kok temen saya itu dapat barang bagus dan murah seperti itu ya...hehehe..belum tahu dia....
Oya,saya pernah tanya, berapa sih kamu jual kasur sebulan..? total sebulan 500an kasur ada kali...wuih hebat ya..kalau dia untung 50ribu saja bersih, maka dia sebulan akan untung 25juta..!weleh..weleh...pantesan masih bujangan sudah punya 3 toko besar...pikirku
Tapi memang saya akui, kalo produk2 jepang itu memang secara quality sangat memihak pelanggan, ini saya alami sendiri karena saya juga bekerja di perusahaan jepang. Produk2 rejek yang saya yakin sekali customer tidak akan tahu/lihat dimana atau kenapa rejek-nya, tetap akan di tahan tidak akan dikirim ke customer...
Semoga anda terinspirasi dengan cerita ini, dan saya yakinkan kepada anda bahwa peluang itu bisa datang darimana-mana, makanya sering2lah silaturami ke orang2 di sekitar anda, dan kontaklah temen2 lama anda....siapa tahu ada peluang hebat dari mereka...
Oya kalo pengin liat contoh selimut yang paling laris yang saya sll kirim ke temen saya itu, anda bisa lihat foto2nya diantaranya dibawah artikel ini...siapa tahu anda bisa join bisnis selimut juga...hehe..(promosi ni ye...)
Salam FUNtastic...
Hadi Kuntoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar