BISA ATAU TIDAK BISA TERNYATA HANYALAH KEYAKINAN KITA SAJA

” Apakah Anda percaya atau tidak percaya bahwa Anda bisa, atau Anda percaya bahwa Anda tidak bisa, Anda pasti benar (henry ford)”

Kalimat ini pasti sudah pernah anda temui apabila anda sudah melewati seperempat bab pertama dari bukunya Adam Kho, MasterYour Mind, Design Your Destiny
Apakah anda pernah berhasil melakukan sesuatu hal yang tadinya menurut anda sulit, dank arena yakin itu bisa dikerjakan akhirnya anda bener-bener berhasil..?
Kalau pernah, itu bisa terjadi bukan karena sulit atau mudahnya hal yang kita lakukan, tapi tidak lain karena dari awal kita yakin bahwa kita bisa.
Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu hal yang kita yakin tidak bisa, tapi kita nekat melakukan dan akhirnya bisa..? Itu tiada lain karena factor keberuntungan saja, atau sebenernya ada keyakinan kita bisa tapi tidak kita ungkapkan.
Karena pada umumnya kalau orang sudah yakin tidak bisa maka dia tidak akan melakukan apapun.
Keyakinan untuk merasa BISA atau TIDAK BISA itu gratis..maka saran saya lebih baik kita memilih yang menguntungkan kita lha wong semuanya gak perlu bayar kok…
Saya punya contoh pribadi untuk kasus ini, yang kalau saya pikir2 kok menarik saya kilas balik.
Mungkin beberapa rekan TDAers sudah tahu kalau saya juga diam-diam juga jualan selimut, tapi saya memang tidak ekspos agak besar, karena kontinuitas ketersediaan tidak begitu bagus. Saya hanya menjual selimut sisa-sisa ekspor dari pabrik selimut yang ada di deket rumah saya. Kalau pas lagi ada barang bagus saya gampang jual tapi kalau barang sisa tidak bagus ya sebaliknya…
Pas barang lagi baguspun awalnya saya pesimis…di Karawang.? (di pabrik tempat kerja saya) tempatnya kan panas, kering..sapa yang mau beli selimut..?
Saya harus bisa, ini tantangan, waktu itu bulan April 2006 dan saya kebetulan belum membaca buku ini.
Tapi tiba2 saya teringat, saya pun punya selimut dirumah…kenapa saya make juga ya..? kan Bekasi or Karawang sama saja…?
Saya pertanyaan kenapa saya pake selimut : Saya sering kedinginan pas tengah malam (karena kebetulan di kamar pake AC) dan kamar saya dan kamar anak ada pintu tembus dan 2 kamar itu AC hanya satu.
Anak2 sukanya tidur dengan suhu rendah sementara saya suka suhu 24 derajat, kalau malam2 saya matiin anak2 refleks protes atau menangis (padahal tadinya masih merem lho) atau saya naikkan suhunya ya lama2 1-2 jam mereka nangis juga…
Nha dari situ saya berpikir saya akan membuat list siapa2 di kantor yang punya AC dan punya anak kecil…pasti sebagian besar punya problem sama.
Dari situlah daftar calon pelanggan2 muncul…orang2 pada penasaran, kok kamu tahu kalau saya punya AC?
Gampang kok tinggal tanya2 ke koperasi siapa2 yang sudah ambil kredit AC (umumnya ditempat kita kalau ambil AC lewat koperasi, harga tidak beda jauh, nyicil lagi) dari situ dapat deh nama2 orangnya.
Apakah dia punya anak..? tinggal kita deketin orang personalia data2nya lengkap disitu tahu anaknya berapa,masing-masing umurnya berapa, Nha..dapat list pelanggan potensial kan..?
Dari situlah saya tergerak, wah saya yakin bisa jual selimut ini meskipun ditempat panas….
Kendala lain muncul, siapa yang bakal njualin ditempat kerja ya..?
Terus terang kalau saya yang menjual takut ntar ada stigma yang kurang bagus, karena saya termasuk pimpinan kerja di tempat saya.
Mikir2 akhirnya ketemu juga, saya lihat anak buah saya ada yang cukup kreatif berjualan, akhirnya lewat dialah saya melempar produk selimut, dan orang2 disekitar tidak tahu kalau itu selimut dari saya.
Lucu juga saya dengan enjoy bahkan menawarkan selimut itu ke bos2 saya “Pak anak buahku ada yang jualan selimut, buagus barangnya. Rugi deh kalau bapak nggak ambil, karena itu 100% produk yang hanya dijual di Jepang, orang di bungkusnya saja tulisannya huruf kanji kok..”
Oya orang2 ditempat saya termasuk Jepang Mania, jadi kalau dipromosiin barang2 yang bau2 jepang semangat banget.
Alhamdulillah dari strategi itu terjualah 50an selimut, untung tidak seberapa karena saya lebih fokus pada unsur belajarnya. Yang untung cukup besar justru anak buah saya, karena dia tanpa modal hasilnya jauh lebih gede dari keuntungan saya, dan alhamdulillah sejak saat itu anak buah saya itu langsung tunning, ternyata bisnis menyenangkan.
Sekarang dia sudah punya toko kecil dirumahnya, dan beberapa barang yang dijual saya yang suplai..inilah keuntungan yang cukup bagus karena transaksinya cukup rutin.
Keuntungan saya yang lain, saya bisa kenal dengan orang2 di pabrik selimut itu cukup dalam, sehingga harga bisa makin di korting asal ngambilnya banyak.
Ini peluang kedua dan saya tidak siasiakan….
Saya pulang kampung, dan menemui temen saya yang jualan selimut di daerah (ditempat saya hawanya kayak di puncak, dingin..)
Temen saya namanya Udin, terkenal sebagai pedagang selimut. Awal saya kesana dia sangat pesimis bisa jual selimut saya.
Selimut saya kalah lebarnya, kalah beratnya dengan yang selama ini dia jual tapi harganya lebih mahal...wah..dia pesimis sekali.
Saya katakan padanya ”Untuk jual barang kita tidak boleh terpaku hanya pada variable2 yang awam saja, slimut saya kalah dalam berat dan ukuran, tapi jual juga hal yang lain, misalnya : lebih lembut, dicuci tidak kusut, warna tidak pudar, anti alergi dll..”
Temen saya mengangguk-angguk tapi tetep terlihat pesimis...
”Kamu ntar nawarinnya ke orang yang kaya mereka kan sukanya barang bagus” dia masih tetap pesimis juga, dengan dalih-dalih yang masuk akal.
”Oke, deh...kamu beli dari saya sample 5 pcs dengan harga saya, nanti kamu jual, kalau tidak laku jual rugi saja nanti kerugianmu aku yang nombokin...” itu jurus terakhir saya agar dia menerima, dan akhirnya dia sanggup.
Tapi 5 Pcs selimut itu ternyata emang laku tapi lebih dari 2 minggu, dengan margin sangat tipis karena memang konsumen di kampungku ditempatku masih awam untuk masalah quality.
Dan saya menyarakan agar dia memperluas pasaran sampai kabupaten lain, mula2 temen saya takut2 karena hanya terbiasa bermain di kandang sendiri.
Akhirnya saya beri dia ketakutan ”Kalau kamu tidak action kesana, nanti saya yang akan action, dan jangan salah nanti pasar selimutmu termasuk yang di kampung bisa aku kuasai lho...” (padahal saya hanya menggertak saja..)..
Inilah jurus yang paling ampuh...dia jadi semangat sekali karena ketakutan pasarnya saya ganggu, akhirnya dia melanglang ke grosir2 besar di kota dan alhamdulillah 2 bulan ini temen saya itu sudah 2 kali pesen selimut, dan sekali pengiriman hampir setengah truk tiga perempat. Untung tipis tapi karena kuantiti banyak dan cash jadinya lumayan juga.
Hari ini saya bisa pinjam uang, besok pinjaman saya kembalikan dan ada keuntungan lumayan.
Mudah-mudahan ada yang bisa anda petik dari pengalaman saya ini.

Apakah Anda percaya atau tidak percaya bahwa Anda bisa, atau Anda percaya bahwa Anda tidak bisa, Anda pasti benar (henry ford)


Salam Dahsyat
Hadi Kuntoro

Tidak ada komentar: