GROWING SUSTAINABLE vs GROWING PAIN

 *GROWING SUSTAINABLE vs GROWING PAIN*


Growing/Growth = Bertumbuh

Sustainable = Berkelanjutan

Pain = Keluhan atau Rasa sakit atau Rasa Tidak Nyaman......


Kita pasti menginginkan sebuah bisnis yang stabil bukan yang ajeg  misalnya Omsetnya 20juta....maka bulan depan 20juta...dan seterusnya 20juta... namun yang tadinya 20juta naik menjadi 25 juta...naik mejadi 30 juta...40 juta....60juta...terus..dan terus naik


Stabil yang naik dan naiiik terus...itulah yang sering-sering disebut di Bisnis kita sebagai Growing Sustainable


Semua orang pasti menginginkan seperti itu.....tumbuh dan terus bertumbuh...tinggi dan terus meninggi bahkan disaat yang lain sudah berhenti bertumbuh kita pebisnis kepenginnya terus bertumbuh......😃🤣


Namun tahukah anda....tidak semua orang faham....bahwa Pertumbuhan sebuah bisnis itu ternyata diiringi juga oleh pertumbuhan yang lain yang nyata.... yakni Pertumbuhan Penderitaan (Growing Pain) dan kadang kita tidak sadari atau mengesampingkan itu ada...bahkan kita kepengin menolak keberadaanya....


Kepenginnya yang gak turun-turun, naik terus yang diiringi naiknya mood, naiknya rasa happy, naiknya semangat, naiknya enjoy, pokoke naiknya kebahagiaan...


Lalu kenapa harus ada Growing Pain .? .. hehehe


_*Karena ternyata untuk membuat bisnis berubah terus...bertumbuh terus... itu menuntut kitapun ikut terus berubah..! Inilah faktor terbesarnya penderitaanya......*_


Tanpa disadari seiring tekad menumbuhkan bisnis itu muncul juga bentuk kasadaran bahwa kita Terpaksa Berubah kalaupun kita mengabaikannya tetep saja dari hati nurani mencul dorongan dari  untuk berubah...


Jika kita tidak memiliki tekad yang sangat kuat untuk mengubah diri kita.....sementara di kepala kita sudah telanjur mimimpikan bisnis yang terus berumbuh...maka akhirnya kita akan seperti Kucing yang terus Berlari mengejar Ekornya sendiri Rumangsane sudah semangat banget...sudah kenceng banget larinya namun jebulnya tidak kemana-mana.... lama-lama kecapekan dan ternyata bener-bener gak kemana-mana.


_Dulu tahun 2007 pada saat masih bisnis Selimut Jepang saya mendapatkan arahan dari Konsultan yang kami angkat menjadi Coach Bisnis kami, agar kami *secara sadar* menuliskan kondisi-kondisi Ideal yang kami seharusnya lakukan .....dan dibandingkan dengan  Kondisi-Kondisi Terkini yang sehari-hari kita lakukan......dan perbedaan antar kondisi keduanya ini disebut *PAIN GAP* alias penderitaan karena adanya kesenjangan....._


Kondisi Seharusnya vs Kondisi Sekarang


#1. Seharusnya Tidur jam 10an malam  ➡  Kenyatannya 1.00-2.00

#2. Bangun jam 4.00an  ➡ jebulbangun jam 06.00

#3. Sholat subuh di masjid  ➡ kenyatannyaSholat dirumah kesiangan

#4. Berangkt kerja ke NC jam 5.30  ➡ kenyatannya 6.30 baru berangkat

#5. Mengundang Customer Setiap hari  ➡ kenyatannya Jarang-jarang selalu saja ada alasan kesibukan yang lain

#6. Membaca Buku dan Datang ke Training ➡nyatanya Rasane berat melangkah ke Training

#7. Olahraga tiap hari  ➡ kenyatannya Sudah 1 bulan tidak olah raga

#8. Badan segar  ➡ kenyatannya Lesu dan loyo

#9. Sabar dan jangan menyalahkan orang lain  ➡ kenyatannya Mudah menyalahkan

#10. Anak rewel..biasa saja  ➡ kenyatannya Anak rewel sedikit saja stress

#11. Sering baca Alquran  ➡ kenyatannya Jarang banget paling seminggu sekali

Dll..dll....sebenernya masih sangat buanyak lagi...


Jika bener-bener di data ternyata *Pain Gap* itu banyak....bahkan semakin besar bisnisnya semakin besar tuntutannya untuk melakukan hal-hal lain yang sebelumnya kita nyaman untuk tidak pernah melakukannya dan Pain Gap itu terus bertumbuh sering bertumbuhnya bisnis kita....


_Seharusnya ini... ternyata, seharusnya itu.... ternyata, seharusnya ono... ternyata, seharusnya kesono....ternayta , dan itu  teruuus datang bagaikan air bah.....  ternyata-ternyata-ternyata-teryata... semuanya membuat kita  merasa bersalah, dan yang lebih hebat lagi kadang  *”saya merasa bersalah karena saya punya rasa bersalah”*_


Seharusnya saya ikut pandemi kemarin rajin belajar dan sekarang sudah normal lagi ......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya enggak belajar apa-apa selama pandemi dan sekarang saya bingung......


Seharusnya saya ikut pagi ini buka NC gasik yaaa.......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya males membuka NC dan terlambat......


Seharusnya saya tidak ngomong yang menyakitkan hati pasangan saya yaaa.......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya kemarin telah menyakita hatinya.......


Seharusnya saya merawat dengan baik yaaa.......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya kemarin belum merawat dengan baik...sekarang dia enggak melanjutkan program lagiii....


Seharusnya saya datang ke meeting yaaa.......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya termasuk malas sekali kumpul-kumpul dan mengupdate ilmu...


Seharusnya saya datang ke STS ya karena ini hari minggu dan saya bisa ke STS meskipun gak ada yang nemenin saya karena saya butuh semangat, dan sekarang saya sedih ini sudah minggu sore STS sudah selesai dan saya gak kemana-mana


Seharusnya saya (titik-titik)......  yaaa.......dan ternyata sekarang saya merasa bersalah karena saya tidak....... (titik-titik)


_*jadiii...temen-temen hadapilah Kenyataan.....untuk Growing Sustanable memang harus berbarengan dengan Growing Pain....dan anda tidak bisa menghidarinyaa.......*_


#1. Iklash akan adanya Growing Pain alias penderitaan yang terus akan datang...karena memang ini bayarannya kalau ingin berubah.....


#2. Jika datang sebuah masalah pilihlah respon sebelum bertindak, “Ini masalah hati atau kepala.?” jangan terbalik masalah hati diselesaikan dengan kepala....karena nanti akan mendatangkan Pain-Pain yang baru.....


#3. Go for it..you can do it  "Jalani sajaaa anda psti bisa melakukannya" gak usah terlalu banyak mikir, inget-inget saja tulisan di bokong mobil truk _*Don't Mother Think = Ojo Mbok Pikir = Jangan apa-apa dipikir*_


Seseorang Misalnya Posisi saat ini WT dan goal berikutnya AWT, untuk menjadi AWT maka perlu langkah-langkah baru yang mungkin rasane ribeet sekaliii karena langkahnya berbeda dengan langkah-langkah dari SPV menuju WT, Ribet temen yang yang tadinya hanya perlu nimbang-nimbang untuk diri sendiri.....dapat konsumen...eh sekarang kok ngajari orang lain nimbang...ndadak ngajari orang lain ngomong....ndadak ini...ndadak ituu......


Contoh lain seseorang yang posisi saat ini AWT berikutnya GET Team, untuk menjadi GET Team maka ada langkah-langkah baru yang rasane bikin lelah....kok sekrang harus menjadi penasehat keluarga...kok sekarang harus mnenjadi penengah dalam konflik...kok sekarang harus jadi sabar banget dan mendengarkan orang ngomong....kok sekarang harus jadi konsultan orang tua dan anak....kok harus jadi konsultan suami istri.... kok sekarang harus ke kota sana ke kota sini, ninggalin suami, ninggalin anak.... naik kereta sambil nangis, naik motor  sambil terisak-isak, ini namanya Growing Pain


Yang posisinya GET untuk menjadi MILLTEAM juga muncul penderitaan -penderitaan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya....ternyata untuk menjadi Millteam harus sering keluar kota....hari ini di kota ini...besok di kota itu...lusa di kota yang lain lagi.....bagi orang yang biasanya jadi orang rumahan itu pasti tidak nyaman....jika melakukan itu rasane gak nyaman...namun jika tidak melakukan kok ya mustahil Millteam.....dsb.......


Demikian juga yang Millteam menuju Presteam......akan muncul Growing Pain terus menerus.....


Istri-Istri resah.....kok suami sekarang lebih peduli dengan customer....ceria dan senyum bahagia dengan customer-customer dan teamnya,....dan merengut cemberut dirumah.....


Suami-suami Resah.....kok istri tidak gemati /telaten seperti dulu...dulu masak enak-enak ke pasar ....sekarang kok makannya itu2 saja.... malah kadang mentah-mentahan..... maka itupun akhirnya muncul konflik2 dalam rumah...itupun Growing Pain


Untuk Melompat dari SPV biasa menjadi SPV yang masuk EST dan bertahan terus di EST itupun tidak gampang...akan muncul Pain-Pain yang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.....


Semoga Kuliah pagi Ini Bermanfaat....

Hadi Kuntoro


_mendongeng dari lereng gunung Dieng_

Tidak ada komentar: