PAK HADI KOK BERMAIN BISNIS KAYAK GITUAN THO..? KENAPA ENGGAK IKUT GERAKAN BELI INDONESIA PAK...?

Dari judulnya saja itu sudah seperti menyihir saya untuk konsentrasi menjawabnya....banyak pertanyaan dari sahabt-sahabat baru maupun senior, lewat medsos yang mengalir kadang bahkan saya menjawabnya beberapa bulan kemudian. Namun tidak untuk yang ini, karena judulnya saja sudah menarik hehehe.... TANYA : Dear pak Hadi, sekarang ini kan sedang digalakkan dan marak dimana-mana ada slogan kampanye #beliIndonesia. Pertanyaan saya, pak Hadi kok getol dan semangat sekali membuka Rumah-Rumah Nutrisi, Memebuka kursus Pola Makan, dan setelah masuk di dalamnya ternyata produknya sendiri adalah produk luar negeri, bukan "made in Indonesia" bahkan itu produk Amerika. Sedangkan pak Hadi sendiri kalau saya lihat ke belakang ternyata dulu adalah salah satu member Komunitas TDA (Tangan Di Atas) yang notabene sebuah komunitas yang isinya pengusaha-pengusaha yang aktif mencanangkan program #beliIndonesia. Mohon maaf saya bertanya cukup jauh agar mendapat penjelasan langsung dari sampeyan Senior Saya. JAWAB : Maturnuwun mas Bro, pertanyaannya sangat bagus karena beberapa tahun di awal usaha sebenernya pernah ada perang batin, persis seperti yang sampeyan tanyakan. dan saya bersyukur karena pertanyaan itu membuat saya menuliskan jawaban di blog ini , dan nanti bisa dibaca rekan-rekan lain yang mungkin juga penasaran seperti sampeyan, namun mau tanya enggak enak...heheh, Sebenere sejarah kami memutuskan disini ceritane puanjaaang dan menjelaskannnya bisa makan waktu lama membacanya dua hari enggak cukup hehehe...namun saya agak melompat-lompat yaaa agar lebih singkat yaa.... Tahun 2008 ketika "Bisnis Utama" kami *SELIMUT JEPANG ( Baca www.hadikuntoro.com, dan www.rajaselimut.com) runtuh, tutup dan bangkrut, kami akhirnya pulang kampung, menenangkan diri dan kami berpikir pasti di kampung ada banyak jalan usaha lain yang bisa kita lakukan, dan kami menekuni beberapa usaha dari home Industri Garmen, mencoba usaha makanan kecil sampai menjadi supplier kayu ke pabrik-pabrik di Jakarta, Not Bad laah...usaha tetep bisa berjalan bahkan sampai hari inipun yang garmen masih ada. Namun di tahun 2010 ada peristiwa menarik, saya ketemu kawan lama saya, dan seingkat cerita dari obrolan itu saya konsumsi Herbalife dan 4 bulan kemudian saya turun 27kg. Untuk diketahui saya sebelumnya memiliki problem obesitas alias kelebihan lemak dan bergelut dengan penyakit yang membuat saya harus makan bermacam-macam obat setiap hari, dan belakangan saya faham penyakit itu adalah satu resiko dari penyekit kelebihan lemak jahat. *_Di titik itu saya mulai berpikir, wah SAYA BUTUH PRODUK INI JANGKA PANJANG, sekaligus saya juga berpikir, "Jika saya butuh produk ini maka semua orang juga pasti butuh, karena pola makan yang saya anggap normal-normal saja, apa-apa yang saya anggap tidak masalah ternyata itu MASALAH BESAR, dan saya yakin masalah saya juga dialami oleh banyak orang dan makin kesini makin banyak. 10th sampai 20th lagi ini adalah PELUANG PASAR YANG BESAR...hiii... saking besarnya bahkan merinding waktu berpikir saat itu...."_* Kemudian saya melihat *apakah ada produk-produk lain "Made in Indonesia"* yang sama atau paling tidak mirip dengan itu..? Di komunitas-komunitas bisnis yang kita ikuti, ada yang berbisnis jamu, suplemen, herbal-herbali tanaman-tanaman obat...dan sayapun pernah beberapa kali merasakan produk mereka dan beberapa diantaranya bagus sekali, namun produk-produk mereka itu masih berkutat seputar Pengobatan, penyembuhan, Jamu dan Suplemen...yang tidak bisa dimakan seperti nasi setiap hari.... yaa... sedulur-sedulut kita belum ada yang menggarap sektor BISNIS NUTRISI. Di tengah-tengah mengerjakan usaha-usaha yang lain kamipun terus belajar memperdalam ilmu nutrisi dimanapun ada forum dimana kami bisa belajar, dan kamipun terus mempelajari pola-pola distribusinya. Saya memiliki Kakak seorang dosen di IPB sekaligus Team Penasehat Presiden juga untuk pangan dan energi, yang sebentar lagi menjadi Profesor (Inshaa Allah tahun 2018 ini) pun beliau awam, dan tidak bisa menunjukkan rekomendasi di pojok mana ada produksi pangan di Indonesia yang berupa *NUTRISI untuk tubuh manusia*. Walaaah...sayang banget kok belum ada yaa....lha saya lulusan Teknik Mesin mau mikirin produksi seperti itu butuh waktu puluhan tahun...sementara saya spesialisasinya ming bisa jualan saja..heheheh.... Dari situ saya makin faham, peluang ini kalau tidak digarap serius oleh orang Indonesia justru akan berbahaya... karena faktanya demand atau permintaan pasar produk yang seperti ini makin lama makin besar ...makin kesini makin besar...TIvi, koran, forum-forum...bahkan sekarang pemerintahpun getol aktif mengkampanyekan GERMAS... setelah BPJS jebol anggarannya.... kita di era ini belum bisa melawan...karena trend memang mengarah ke Bisnis Industri Wellness, dan Pasarnya sangat besar, dan Indonesia dengan 250juta penduduk dengan pemahaman pola makan yang masih minim seperti saya adalah TARGET MARKET YANG BESAR. Orang butuh ilmu edukasi pola makan, dan butuh edukasi-edukasi makanan-makanan apa yang SEHARUSNYA dimakan dan apa-apa yang sebaiknya dihindari... orang Indonesia yang seperti ini masih sangat awam. Dan dari berbagai training-training dan banyak buku-buku yang saya baca, isi dari semua produk-produk ini masuk akal dan bener-bener komplit menjawab semua pertanyaan besar saya...bahkan kumplit dari yang saya butuhkan...ilmunya teruuus berkembang...dan kami masih sangat awam. Hari demi hari saya makin yakin, ini sebuah pasar yang sangat besar DEMAND-nya BESAR bahkan ini peluang raksasa yang tidak kalah dengan bisnis minimarket-minimarket yang hingga detik ini masih terus bertumbuh menjamur.... kita sudah ditinggalkan oleh peluang itu...lewat begitu saja... jangan sampai peluang inipun melewati diri saya begitu saja.... *_Jika tidak ada orang Indonesia yang BERKOMPETEN dan memiliki ISTIKOMAH DAN KESERIUSAN YANG TINGGI di bisnis ini, maka ini berbahaya...._* Sekarang kita sudah memasuki MEA, masa perdagangan bebas, dimaana negerti tetangga kita Malaysia, Singapure, Thailand, dll dari seluruh pelosok penjuru bisa dengan mudah menjalankan bisnis di Indonesia. _Di negara lain Nutrition Club atau tempat kursus pola makan seperti ini terus menerus bertumbuh, mereka memiliki pengalaman yang lebih lama dan mereka memiliki mindset bisnis yang jauh lebih matang, sehingga hanya menunggu hitungan tahun yang singkat dengan mudah mereka bergerak ke Indonesia karena PASARNYA ADA, dan DEMAND BESAR...dan mereka akan membuka Rumah-Rumah Nutrisi mereka disini, maka habis peluangnya.... dan SELESAI. Pasar disini akan dikuasai mereka, uang-uang keuntungan, royalti, dll..dll...dan segala benefit akan mengalir lancar ke mereka dan tanpa halangan... 100% uangnya akan lari ke mereka._ Namun jika kita memiliki kompetensi maka kita bisa membendungnya, yaa...itu semua bisa dibendung jika kita bergerak dari sekarang, berlari mengejar kompetensi seperti yang mereka miliki. Jika jalur produk ini di Indonesia digarap serius oleh orang-orang Indonesia maka konsumsi-konsumsi orang Indonesia akan produk ini, keuntungannya tidak 100% mengalir keluar negeri, namun kita bisa menekan beberapa % bahkan kita bisa menahan lebih dari 50% sehingga yang mengalir keluar makin minim. Dan tidak hanya itu, jika skill kita bagus bahkan kita bisa bermain diluar kandang, kita bisa berekspansi ke negara mereka dan mengalirkan hasil keuntungan-keuntungan dari konsumsi orang luar negeri mengalir ke Indoensia, ini artinya ada devisa yang masuk. Mungkin anda masih penasaran, "Looh pabriknya di Amerika sono, tetep saja uangnya mengalir sangat besar kesana lha wong mereka produsennya...?" Jawabnya "Itu Benar dan itu memang bener-bener diluar kontrol kita saat ini, namun harus diingat yaa produk ini PASARNYA ADA. Faktanya orang-orang butuh produk seperti ini, orang-orang butuh sehat, seperti yang saya butuhkan dan kini alhamdulillah kami dapatkan, dan kedepannya siapapun yang membuat RUMAH NUTRISI atau NUTRITION CLUB apakah itu wonge dewe atau orang dari negara manapun mereka akan tetap membelinya karena untuk saat ini BELUM ADA PILIHAN produk bikinan dalam negeri yang seperti ini. Android, Smart TV, Mobil, Motor, Kulkas, Mesin Cuci, Komputer...adalah contoh-contoh barang-barang yang berubah fungsi menjadi kebutuhan primer yang kita belum bisa membuatnya...dan kita tidak bisa membendung agar orang JANGAN BELI ITU sebelum ada pilihan lain buatan sendiri yang menggantikan itu semua.... #BeliIndonesia berlaku untuk produk-produk dengan kualitas "lumayan" yang sudah di produksi di Indonesia, asal kualitaase bagus orang Indonesia itu loyal-loyal kok dengan produksine sedulure dewe #BeliMobilIndoensia itu kita ikuti jika Indonesia sudah bisa bikin mobil sendiri macam korea dan Malaysia #BeliAndriodIndoensia itu kita ikuti jika Indonesia sudah bisa bikin android dewe #BeliNutrisiIndonesia itu kita ikuti jika Indonesia sudah bisa bikin nutrisi sendiri _Jika belum...yang kita bisa upayakan adalah CEGAT & KUASAI jalur distribusinya, kita berjuang agar "Link Chain Supply" atau rantai pasokannya kita kuasai..._ Saat ini itulah jawaban saya, waktu demi waktu semua terus berubah, saya berharap akan ada produk sejenis yang kualitasnya sama, syukur-syukur lebih baik, dan di produksi konco-koncone dewe.... Maturnuwun Hadi Kuntoro Mendongeng dari kaki gunung Dieng www.hadikuntoro.com

Tidak ada komentar: