Baru turun Musholla teman2. Hujan lebat sekali, baru reda terus pulang.
Waktu itu usia nc baru semingguan, dan mbak Anik sempat mengeluh krn br ada customer 11 orang.
Rupanya mbak datang sepertinya mengkhawatirkan pula dg kondisi nc sy yg katanya bagus (tp sdh ada customer berapa)
Mungkin gitu ya mbak Ning?
Saya bilang: barusan sy ngomong sama istri, nggak usah kepikiran dg jumlah customer atau bahkan BEP.
Ingat awal kita niat dg kegiatan ini unt saling menolong dan belajar hidup sehat. Sekarang hasilnya seleluarga sdh mulai dg belajar hidup lebih sehat.
Mbak Ning dan P. Waho manthuk2.
Semua fasilitas pendukung kegiatan ini anggap saja suatu alat atau apalah yg bisa menghasilkan Pahala (berharap) bukan semata unt menghasilkan uang.
Waktu itu istri saya menarik nafas panjang sekali mbak Ning.
Sebenarnya saya pernah bicara di Mushola, "pilih punya mesin Pahala apa pilih punya mesin uang?"
Waktu itu Mbak Ning dan P. Waho mulai serius mendengarkan saya.
Begini Mbak, barusan tadi pagi bu Anik tak bilangi "kita jadikan NC ini mesin pahala Mah, kalaupun di kemudian hari mesin pahala ini bisa menghasilkan mesin uang, itu bukan urusan kita tapi urusan Allah"
Tapi gini mbak Ning, janganlah NC sy ini di pakai ukuran. Kepada teman2 yg baru punya ruang tamu atau ruang tamu mertua, segera saja mulai unt kegiatan NC. Seperti pesan Mas Yoyok, "segera buka hc / nc begitu pulang sekolah karena anda hanya perlu modal sekaleng Shake" pesan ini sangat dalam menurut saya.
Sy pernah disanggah jama'ah saya di Musholla" ya iya lah Pak Haji punya Musholla, mesin pahala yg cukup canggih menurut sy"
Terus saya tanya "di rumah anda punya 'kendi / ceret' berapa? Jawabnya masing2 punya satu. Ketika sy tanya ditaruh dimana, dia jawab kendinya di meja makan dan ceretnya dialmari karena hanya dipakai saat ada tamu unt bikin teh. Seandainya ceret diisi air dan ditaruh di teras dan ditulisi "silahkan diminum air bersih" (masih sangat mungkin krn ini di desa dan digang kecil yg banyak dilewati bapak2/ ibu2 kesawah). Kira2 setiap ada yg meminum air tsb, anda sdh menolong orang apa belum (kalau nggak tega menyebut mesin pahala).
Wuih mbak Ning langsung memotong cerita saya. "Memang bisa Pak, mesin pahala bisa menghasilkan mesin uang?" Sekarang silahkan teman2 yg menjawab.
Waktu itu ya sy sdh cerita banyak dg mbsk Ning dan P. Waho. Kirain sdh di sharing ke teman2.
Lainnya ya mengalir saja, sptnya yg datang ke NC itu sebagian besar bukan dr nimbang SG. Tapi bu Anik itu masih semangat sekali nimbang dan SG.
Iya teman2 yg istimewa itu apanya. Setiap bu Anik bilang blm ada lagi custemer baru, saya hanya ingatkan " sing iklas, iklas, iklas, dan nikmati saja".
Benar saja, coba japri bu Anik dan tanya sdh punya vp berapa? Pasti bu Anik nggak tahu.
Mungkin tahapan menuju iklas ya.
O iya pertanyaan mbk Ning tempo hari saya jawab "tergantung niat dan keiklasan kita mbak" kali itu sing manthuk2 P. Waho dan mbak Ning. Terus bilang dpt ilmu dr P. Yoto nanti saya share gitu" sambil pamitan pulang.
Sekarang customer 27 dan yg menyenangkan setelah hari ke 11 mayoritas mandiri ngeShake dirumah.Ada cerita menarik dr pemakai produk Skin mulai yg komplain krn wajah jd menghitam (boss kapal) sampai bakul bumbu yg belanja Skin 500vp. Besuk Sabtu saja ya ceritanya, ketemu orangnya kangsung / saya ajak soalnya.
Sekarang coba teman yg sdh bisa mengirim sekolah ke Magelang, sharing di sini.
Saya belum bisa soalnya.
Komplainnya nggak sampai retour produk. Wajahnya menghitam 'kan jadi malu krn setiap hari ketemu orang2 di TPI. Waktu saya ajak di GO mbak Wuri sdh dijelasin juga dg dr. Wida. Bu Anik juga selalu menjaga komunikasi "ini harus berhasil mbak" rencana diajak juga ke Kudus, Sabtu.
INFO MODERATOR KULIAH :
Suyoto & Patriani
#Join herbalife = 25 Nov 2015
#SPV = 1 Feb 2016
#des2015 =509VP#jan2016 =5596VP
#feb2016 =3172VP
Bulan januari kemarin, Di posisi SC beliau sudah belanja 5596VP....
Produknya habis, dan bulan ini sampai tadi siang sudah 3172...!!
Rupanya mbak datang sepertinya mengkhawatirkan pula dg kondisi nc sy yg katanya bagus (tp sdh ada customer berapa)
Mungkin gitu ya mbak Ning?
Saya bilang: barusan sy ngomong sama istri, nggak usah kepikiran dg jumlah customer atau bahkan BEP.
Ingat awal kita niat dg kegiatan ini unt saling menolong dan belajar hidup sehat. Sekarang hasilnya seleluarga sdh mulai dg belajar hidup lebih sehat.
Mbak Ning dan P. Waho manthuk2.
Semua fasilitas pendukung kegiatan ini anggap saja suatu alat atau apalah yg bisa menghasilkan Pahala (berharap) bukan semata unt menghasilkan uang.
Waktu itu istri saya menarik nafas panjang sekali mbak Ning.
Sebenarnya saya pernah bicara di Mushola, "pilih punya mesin Pahala apa pilih punya mesin uang?"
Waktu itu Mbak Ning dan P. Waho mulai serius mendengarkan saya.
Begini Mbak, barusan tadi pagi bu Anik tak bilangi "kita jadikan NC ini mesin pahala Mah, kalaupun di kemudian hari mesin pahala ini bisa menghasilkan mesin uang, itu bukan urusan kita tapi urusan Allah"
Tapi gini mbak Ning, janganlah NC sy ini di pakai ukuran. Kepada teman2 yg baru punya ruang tamu atau ruang tamu mertua, segera saja mulai unt kegiatan NC. Seperti pesan Mas Yoyok, "segera buka hc / nc begitu pulang sekolah karena anda hanya perlu modal sekaleng Shake" pesan ini sangat dalam menurut saya.
Sy pernah disanggah jama'ah saya di Musholla" ya iya lah Pak Haji punya Musholla, mesin pahala yg cukup canggih menurut sy"
Terus saya tanya "di rumah anda punya 'kendi / ceret' berapa? Jawabnya masing2 punya satu. Ketika sy tanya ditaruh dimana, dia jawab kendinya di meja makan dan ceretnya dialmari karena hanya dipakai saat ada tamu unt bikin teh. Seandainya ceret diisi air dan ditaruh di teras dan ditulisi "silahkan diminum air bersih" (masih sangat mungkin krn ini di desa dan digang kecil yg banyak dilewati bapak2/ ibu2 kesawah). Kira2 setiap ada yg meminum air tsb, anda sdh menolong orang apa belum (kalau nggak tega menyebut mesin pahala).
Wuih mbak Ning langsung memotong cerita saya. "Memang bisa Pak, mesin pahala bisa menghasilkan mesin uang?" Sekarang silahkan teman2 yg menjawab.
Waktu itu ya sy sdh cerita banyak dg mbsk Ning dan P. Waho. Kirain sdh di sharing ke teman2.
Lainnya ya mengalir saja, sptnya yg datang ke NC itu sebagian besar bukan dr nimbang SG. Tapi bu Anik itu masih semangat sekali nimbang dan SG.
Iya teman2 yg istimewa itu apanya. Setiap bu Anik bilang blm ada lagi custemer baru, saya hanya ingatkan " sing iklas, iklas, iklas, dan nikmati saja".
Benar saja, coba japri bu Anik dan tanya sdh punya vp berapa? Pasti bu Anik nggak tahu.
Mungkin tahapan menuju iklas ya.
O iya pertanyaan mbk Ning tempo hari saya jawab "tergantung niat dan keiklasan kita mbak" kali itu sing manthuk2 P. Waho dan mbak Ning. Terus bilang dpt ilmu dr P. Yoto nanti saya share gitu" sambil pamitan pulang.
Sekarang customer 27 dan yg menyenangkan setelah hari ke 11 mayoritas mandiri ngeShake dirumah.Ada cerita menarik dr pemakai produk Skin mulai yg komplain krn wajah jd menghitam (boss kapal) sampai bakul bumbu yg belanja Skin 500vp. Besuk Sabtu saja ya ceritanya, ketemu orangnya kangsung / saya ajak soalnya.
Sekarang coba teman yg sdh bisa mengirim sekolah ke Magelang, sharing di sini.
Saya belum bisa soalnya.
Komplainnya nggak sampai retour produk. Wajahnya menghitam 'kan jadi malu krn setiap hari ketemu orang2 di TPI. Waktu saya ajak di GO mbak Wuri sdh dijelasin juga dg dr. Wida. Bu Anik juga selalu menjaga komunikasi "ini harus berhasil mbak" rencana diajak juga ke Kudus, Sabtu.
INFO MODERATOR KULIAH :
Suyoto & Patriani
#Join herbalife = 25 Nov 2015
#SPV = 1 Feb 2016
#des2015 =509VP#jan2016 =5596VP
#feb2016 =3172VP
Bulan januari kemarin, Di posisi SC beliau sudah belanja 5596VP....
Produknya habis, dan bulan ini sampai tadi siang sudah 3172...!!
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar