SYAMAL&VINEETA RAI - 6 : FOKUS KEPADA ORANGNYA, BUKAN FOKUS PADA PEMBELIANNYA

Pada tulisan sebelumnya kita sudah menggambarkan apa yang dimaksud NIAT YANG BENAR, dan di tulisan ini kita akan lebih detail membahas ACTION YANG BENER itu yang kayak apa...?

Tulisan ini adalah buah pemikiran saya, yang terinspirasi dari pertemuan dengan Mr.Syamal.

====================

NIAT YANG BENAR + ACTION YANG BENAR = PERTUMBUHAN


Presteam Syamal dan Venita, berasal dari negara bagian yang miskin di India, yakni Uttar Pradesh

Menurut penuturan Syawal di kotanya dia tinggal pendapatan masyarakat rata-rata 1000 dolar per tahun....😱 Yakni hanya sekitar 15 juta per tahun atau sekitar Rp.1.250.000 per bulan

Saya cari-cari di internet ternyata benar, pendapatan rata-rata diputar parade sekitar 83.000 Rupee setahun, dan satu Rupee sekitar Rp 185  berarti angkanya cocok dengan yang dikatakan Syamal

Pendapatan rata-rata orang di Wonosobo 2 sampai 2,5 juta perbulan

Dengan pendapatan hampir dua kali lipat di Uttar Pradesh ternyata tidak mudah menjual Herbalife..... Bayangkan Shake sekaleng saja harganya Rp 581ribu harga retail di ujung tahun 2023 ini

Tentu saja di India seharusnya jauh lebih sulit.... Bener gak ..?

Namun yang menarik dari daerah-daerah miskin di India inilah justru Herbalife berkembang sangat pesat di sana....

Setiap kali kita meeting Presteam yang membahas strategi bisnis di Indonesia India selalu menjadi rujukan... Dan tidak habis-habisnya saya merasa penasaran

Beberapa staf dari corporate Herbalife Indonesia bahkan berkunjung ke sana, dan setelah pulang saya banyak ngobrol dengan mereka, kok bisa pada pebisnis India itu menjual Shake kepada masyarakat di sana....?

Ada penjelasan yang sangat menarik, yakni di India  masyarakat itu ternyata ada golongan-golongannya atau sering disebut kasta-kasta

Dan masing-masing kasta itu ternyata ada batasan-batasannya...

Dan nutrition Club ternyata menghilangkan semua batasan-batasan itu, semua orang mendapatkan penghargaan yang sama, semua orang mendapatkan sapaan yang sama, senyuman dan keramahan yang sama satu sama lain

Oke penjelasan ini menarik.... Namun masih belum menjawab pertanyaan saya.... Yakni mengenai harga... Kenapa orang-orang dari daerah yang miskin itu mampu membeli Herbalife..? Mampu membeli  Shake misalnya yang harganya pasti tidak jauh-jauh dari harga di Indonesia....?

Kok Kuat...???



Uttar Pradesh adalah sebuah negara bagian di India yang letaknya di sebelah utara

Kalau kita lihat melalui informasi yang ada di internet pendapatan rata-rata bulanan orang-orang yang ada di sana adalah separuh dari pendapatan rata-rata orang di Wonosobo

Jadi temen-temen bisa menebak, pendapatan rata-rata di kota Anda pasti umumnya lebih tinggi atau maksimal ya sama dengan orang-orang di Wonosobo

Ketika hal itu kita tanyakan kepada Mr.Syamal jawabannya sangat-sangat menarik.....

Kita harus memiliki "CORRECT ACTION" atau "cara melakukan bisnis yang benar"

Bisnis Herbalife berbeda dengan bisnis pada umumnya, misalnya  jangan disamakan seperti jualan baju, atau jualan makanan

"Orang menggunakan Herbalife karena adanya edukasi"

Tanpa adanya edukasi kecil kemungkinan seseorang terus-menerus akan konsumsi

Penjualan produk untuk PERTAMA kalinya biasanya MUDAH. 

Seseorang membeli dari anda mungkin karena  penasaran, mungkin karena sangat tertarik dengan apa yang anda sampaikan, mungkin juga tertarik kepada cerita testimoni anda, mungkin juga karena menghormati Anda lalu dia beli, mungkin juga karena merasa sungkan jika tidak membeli, mungkin juga karena ada rasa cemas atau takut karena anda telah menjelaskan hasil Timbangan (WE) di mana semua hal yang ada pada dirinya begitu buruk....😄 atau mungkin juga dia merasa kasihan kalau tidak membeli.....

Jadi penjualan yang pertama bukanlah sebuah indikasi bahwa anda sukses melakukan penjualan

Anda bisa dikatakan sukses jika customer yang bersangkutan melakukan pembelian ulang atau (Repeat Order atau sering orang suka menyebut RPO)

Orang membeli Herbalife kembali pasti bukan karena Rasa Penasaran,  rasa sungkan, dsb .. mereka membeli kembali karena ADA EDUKASI

Edukasi edukasi yang sederhana mungkin anda bisa menunjukkan bahwa timbangannya berubah, atau mungkin anda bisa menggali testimoni bahwa badannya sudah lebih nyaman, tidurnya lebih nyenyak, kulitnya nampak lebih cerah, dsb.... Mereka mendapatkan edukasi terutama testimoni dari dirinya, makanya mereka membeli kembali....

Dan lama-lama edukasi edukasi Terus masuk ke dalam pikirannya akhirnya customer itu menjadi customer jangka panjang atau Long Life Customer

Lihatlah di sekeliling kita, Kenapa orang-orang di sekitar kita pada akhirnya terus menerus menggunakan pasta gigi, terus menerus menggunakan sabun mandi, shampo, dll .. itu semua karena adanya edukasi..

Zaman dulu orang-orang bisa hidup tanpa produk-produk itu

Apa edukasi yang paling dasar....?

Yang orang-orang harus paham adalah bahwa Herbalife adalah Makanan Terbaik yang menjadi Pengganti  (Meal Replacement) Sebagian dari makanan kita

Jadi kita berbicara bahwa Herbalife adalah makanan pengganti, bukan penambahan makanan dari yang sudah ada

Orang-orang yang kurang mampu mereka sudah memiliki pola bagaimana tetap bisa bertahan hidup dan bisa makan dengan income yang rendah

Jika Herbalife menjadi tambahan pengeluaran, tentu saja mereka keberatan

Orang yang pendapatannya sebulan 2 juta rupiah, mereka sudah bisa menyesuaikan diri tetap bisa makan dengan kondisi 2 juta sebulan.....

Bagaimanakah caranya agar mereka tetap bisa konsumsi Herbalife dengan pendapatan 2 juta sebulan itu...??


Disinilah tantangan kecerdikan kita sebagai pebisnis diuji.....🤔

Sebagai contoh : 

Anda adalah seorang pebisnis yang memiliki jaringan penjualan ayam goreng fried chicken semua gerai ayam goreng adalah hanya milik perusahaan anda, dari McD, KFC, Rocket Chicken dll.... Semua adalah milik anda

Ada pertanyaan menarik, sebagai pebisnis Anda ditantang untuk memutuskan,  ada daerah dengan pendapatan 2 juta rupiah sebulan sebagai pebisnis 


Apakah anda akan membuka gerai McD disana...?


Tentu saja tidak, karena kemampuan masyarakat tidak sampai, sepotong Ayam harganya 20ribu mungkin terlalu mahal, tidak banyak orang yang mau beli, dan bisnis anda akan rugi.

mungkin anda akan membuka gerai yang cocok untuk daerah seperti itu semacam rocket chicken, semua proses dibuat hemat mulai dari bahan baku hingga proses menggoreng akhirnya ayam bisa dijual hanya 10ribu Rupiah.

Untuk daerah pendapatannya lebih rendah lagi, mungkin strategi anda akan menggunakan gerai-gerai yang lebih kecil, lebih sederhana, bahkan menggunakan gerobak, seperti para penjual ayam di gang gang perkampungan, dicarinya ayam yang kecil, atau mungkin porsinya setengah atau sepertiga dari yang ada di McD, tapi tepungnya diperbanyak, harganya cukup 4 ribu atau 6 ribu Rupiah

Jadi pebisnislah yang harus cari solusi yakni mengikuti kemampuan daya beli masyarakat.

Misalkan ada seseorang yang anggaran untuk makan sebulan 1 juta Rupiah,  maka kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi orang itu

Loh ..😱 tapi kan sekaleng shake saja 581ribu, sedangkan sebulan dua kaleng, gak cukup dong...?

hehehe.... bingung yaaa.......

Cara menghitungnya begini, misalnya Anggaran makan sebulan 1 juta, dan anggap saja makan biasanya 3x dan harganya sama, maka Selama 1 bulan anggaran sarapan paginya senilai 333ribu, makan siang 333ribu, dan makan malam juga 333ribu, maka sarapan paginya dulu yang kita ganti. dan itulah yang digunakan untuk membeli Shake

Loh... Sarapan paginya kan 333ribu, lha harga sekaleng shake kan 581 ribu tetep gak cukup kan..?

Berarti kemampuan dia beli adalah sekaleng Shake tiap 2 bulan sekali..!

Loh emang boleh,  satu kaleng Shake untuk 2 bulan...?🤔

Ya boleh saja.... Sarapan 1 sendok Shake dengan 2 pisang misalnya, itu jauh lebih baik daripada sarapan saat ini pada umumnya......

Akhirnya 1 kaleng shake bisa untuk 44 kali sarapan pagi

Di sinilah pentingnya edukasi.....

Sarapan satu sendok takar jauh lebih baik daripada seumur-umur tidak pernah konsumsi nutrisi yang sangat penting seperti yang terkandung pada Shake

Apalagi nanti semakin lama semakin murah Karena kita bisa menggali COI nya, dia bisa menjadi member yang akhirnya bisa membeli Shake lebih murah lagi.

Awalnya = 581 rb

Member  = 446 rb

SC 35% =  393 rb

QP 42% = 352rb

SPV 50% = 312rb

Inilah pendekatan yang kita sebut " fokus kepada orangnya Jangan terlalu fokus hanya kepada pembeliannya"

Mungkin karena daya beli, bahkan ada orang yang hanya konsumsi teh saja, No Problem, tetaplah Bina hubungan baik dan fokus pada edukasinya, lama-lama dia akan merasakan enak di badannya, dan ajaibnya dia akan menaikkan pembeliannya

Itu adalah penjelasan bagaimana kita bisa masuk kepada masyarakat yang kemampuan daya belinya tidak terlalu bagus

Pintu masuknya adalah seperti itu.... Dan nanti sejalan dengan edukasi edukasi yang kita berikan mereka akan mencari cara bagaimana agar mereka akhirnya bisa konsumsi 2 sendok setiap kali sarapan, bahkan lama-lama sehari bisa konsumsi Shake dua kali pagi dan malam hari

Termasuk dalam pengembangan bisnisnya pun kita harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, Club-Club di Uttar Pradesh lebih dominan di rumah-rumah atau kalau di Indonesia disebutnya home Club

Dan kondisi ini sama seperti kondisi di Meksiko

Apakah kondisi yang seperti ini juga cocok dengan kondisi di Indonesia..? Anda yang lebih tahu, apa yang kami sampaikan di sini belum tentu semuanya cocok dengan kondisi negara Anda

Atau bahkan mungkin sama-sama di Indonesia satu daerah dengan di daerah lain bisa jadi berbeda

Teman-teman panjang lebar dongeng saya di atas adalah buah pikiran dari hasil ngobrol-ngobrol dengan presteam Syamal....

Masih pada ingat slide ini ya...?


4x bertemu dengan Mr.Syamsal 4x juga dia memberikan pesan yang sama yakni

Correct intention +  correct action  = Growth

Correct Action adalah fokus kepada orangnya

Tulisan saya mengenai pertemuan dengan Presteam Syamal dan Venita dari India selesai... semoga ada yang bisa dipetik sebagai pelajaran bagi anda para pembaca.

Semoga Terinspirasi


Hadi Kuntoro

Mendongeng dari Lereng Gunung Dieng

Tidak ada komentar: