Tetaplah Bertahan & Tetaplah Bergerak

Saya mendengar kisah yang sangat menarik di Radio, yakni tentang kisah seekor keledai yang terjatuh dan masuk kedalam sumur.

Alkisah dalam sebuah perjalanan rombongan kafilah di padang pasir, ketika rombongan itu hendak melanjutkan perjalanan setelah beberapa saat beristirahat, tiba-tiba terdengar teriakan dari sebuah lubang, salah seorang kafilah mendekati lubang itu, dan terlihat salah seekor keledai mereka sedang panik karena terporosok kedalam lubang, yang ternyata sumur tua yang sudah kering.

Kaget, Rasa kasihan, kecemasan terlihat diwajah2 mereka, karena sumur itu cukup dalam dan mereka tidak memiliki tali yang cukup untuk menolongnya, kalaupun tali2 di keledai2 mereka disambung2 tetap mustahil dan tidak akan kuat mengangkat keledai itu.


Setelah bermusyawarah bebrepa saat akhirnya diputuskan agar keledai itu dibunuh saja karena kalau ditinggal begitu saja dia akan mengalami penderitaan panjang dan akhirnya mati kelaparan juga. "Mempercepat kematiannya adalah lebih baik "Kata ketua kafilah, dan serentak dikomando agar para anggota melemparkan batu2 dan pasir kedalam sumur agar si keledai segera mati kena batu dan terkubur pasir.


Lemparan baru batu yang pertama membuat si keledai berteriak-teriak kesakitan, demikian pula batu2 ke-2, 3 dan seterusnya. Kepanikan makin dirasakan ketika pasir2pun mulai digrojokkan keatas tubuhnya. Dalam kepanikan,ketakutannya itu si keledai melompat kesana-sini menghindari batu-batu itu. Air mata mengalir, tubuh kesakitan, kulit kecet dan dan darah mulai menetes, namun secara naluriah sang keledai terus saja berusaha melompat kian kemari menghindari lemparan2 batu itu dan urugan2 pasir, hingga tidak terasa ketika hari muali petang, sang keledai bukannya mati, tapi malah semakin liar gerakkannya dan tanpa disadari ternyata dasar sumur itu makin lama makin dangkal, dan akhirnya hal itu disadari para kafilah, dan akhirnya mereka baru sadar bahwa ternyata apa yang mereka lakukan justru bisa menolong si Keledai, sampai akhirnya dasar sumur semakin pendek-semakin pendek..dan Hap...si keledai akhirnya malah bisa melompat keluar dari sumur, dan para kafilah bersyukur dan sangat terharu karena si keledai bisa selamat.


Teman-teman, kisah ini saya bagikan pagi ini kepada Ibu, dalam sessi telepon pagi yang hampir 1jam. Pagi2 setelah subuh Ibunda menanyakan apakah saya sedang sehat & bahagia pagi ini..?Hal yang sering beliau lakukan.Perkembangan bisnisnya seperti apa..? Dan hal yang paling membuat saya kadang tercekat tidak bisa bicara lagi adalah kalau ibu berkata bahwa dia kadang masih suka mengkhawatirkan rencana saya untuk full TDA suatu saat nanti, beliau menambahkan kata2 permintaan maaf, karena beliau kadang setuju dan mendukung rencana keputusan saya, tapi kadang sebaliknya, "Maaf ya, ini membuat kamu bingung, tapi itulah yang ibu alami saat ini, tapi kalau kamu emang mantep ibu merestuimu, dan ridlo dari Ibu adalah Ridlo dari Allah Juga"


Saya menangkap isyarat pagi ini, bahwa ibu sedang resah dan secara tidak langsung menanyakan apakah saya bener2 makin mantap..?


Saya sampaikan cerita diatas kepada Ibunda, dan saya bawa beliau ke masalalu kami. Ibu menikah dengan ayah saya tahun 1968, dan ketika usia beliau 16tahun. Tahun 1970 anak pertama hadir (kakak saya), dua tahun kemudian saya lahir, dua tahun kemudian adik saya perempuan, dan terakhir adik saya Yoyok tahun 78. Jadi umur 26tahun Ibu sudah memiliki 4 anak, dan tahun 1979 ketika menginjak usia 27tahun ayah kami meninggal...and the story begin...cobaan demi cobaan baik cobaan lahir maupun cobaan bathin hadir dan akrab menjadi santapan beliau sebagai single parent..bahkan ibu tidak menikah lagi hingga akhirnya kami selesai kuliah...Apabila memakai logika, adalah hal yang tidak masuk akal seperti ibu saya kok bisa menyekolahkan 4 orang anak, namun itulah kenyatannya...dan alhamdulillah..pagi ini saya dan Ibu larut dalam cerita nostalgia kami beberapa tahun yang lalu..dan tiba2 kami tertawa haru...dan obrolan panjang saya dengan Ibu Pagi ini sungguh menjadi sarapan pagi yang sanggup atmosfer pagi hari ini menjadi begitu indah...


Saya pernah ceritakan kisah masalalu kami di postingan berjudul...http://hadikuntoro.blogspot.com/2006/10/sekilas-kisah-sedih-di-masa-lalu.html


Semoga anda yang saat ini sedang mendapat giliran memasuki episode perjalanan yang anda rasakan semput,sulit dan terjal, bahkan barangkali serasa sedang terperosok kedalam sumur seperti cerita keledai diatas,Jangan pasrahkan diri kita kepada nasib, tapi pasrahkan kepada Allah, dan Tetaplah Bergerak...


Cacian, makian,kesediahan,hinaan, sedih,cemas,galau,gundah dsb adalah batu2 dan pasir yang menimpa anda, saat ini barangkali anda menangis,menjerit,keringat mengucur atau bahkan darah mengalir..tetaplah bertahan..karena suatu hari nanti pasti semuanya akan usai...teruslah berjalan meskipun gelap..karena karena setalah muncul fajar kegelapan anda akan sirna..


Semoga anda Terinspirasi..


Salam Hangat


Hadi Kuntoro


NB:

Ketika menulis ini, dalam sebuah polling "Pemilihan Blogger Award" saya menduduki peringkat ke-2. Kalau anda mau mengikuti polling dan akan memilih saya, silahkan Klik ke http://roniyuzirman.com/ dan pilhlah "Hadi Kuntoro" pada palling di halaman pertama kolom kanan bagian bawah, atau ikuti saja langkah2 ini...

Ini adalah bagian dari kampanye terbuka di komunitas TDA (www.tangandiatas.com). Apakah anda sudah menjadi member..?

1 komentar:

Vita mengatakan...

Pak Hadi, bila ada waktu luang saya nyicil blog walking, dan kali ini sempat baca kisah perjuangan Pak Hadi dan Ibunda yang luarbiasa. So inspiring, sangat menguatkan semangat.
Pantas deh, saya vote untuk Pak Hadi, jangan lupa dibagi permen nya kalaulah menang, hehehe...