Kisah: KEBERANIAN UNTUK FULL TDA (baca : Tangan Di Atas)
Kisah seorang member tda ini sangat menyentuh dan memberikan inspirasi dahsyat dan membangun motivasi yang sangat kuat di dalam diri saya. Karena kekuatannya inilah saya upload pengalammnaya di blog ini agar anda para pembaca juga ikut terkena sapuan motivasinya....
Selamat membaca.
Assalaamu'alaikum WW.
Pak Hadi Yth,
Hal ini berawal dari tahun 2003, dimana saya ikut Entrepreneur University asuhan Pak Purdie. Disana saya tergoda, terjangkiti dan terkontaminasi oleh virus Entrepreneur yang membuat saya berpikir bahwa jalan hidup saya selama ini sudah salah arah. Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, tapi bagaimana mungkin, karena secara realita, saya hanyalah karyawan sebuah perusahaan penerbangan yang kalau bisa menabung 500ribu saja per bulan, maka baru dalam waktu 10 tahun saya bisa memiliki uang 60 juta, itupun ternyata dunia penerbangan tidak selamanya mulus...
Kemudian saya dan istri sepakat untuk memulai usaha, bertepatan dengan mulai sekolahnya anak saya yang pertama, istri memutuskan untuk keluar kerja. Kami memulai usaha jual - beli lada bangka, dimana saya belanja lada putih khas P. Bangka kemudian dijual lagi di JKT. Setelah itu dengan sisa uang tabungan, saya menyewa sebuah kios yang cukup luas senilai Rp. 19juta/tahun yang ditujukan untuk gudang lada, lalu bagian depannya saya berjualan Mie Ayam Jamur "Bunda". Semua hal tersebut diatas saya lakukan dengan landasan kata-kata Pak Purdie, bahwa bisnis itu harus seperti masuk kamar mandi, masuk aja, mikirnya nanti didalam,... jadi sewa kios 19jt/thn pun cuek aja, karena secara hitung2an kasar masih masuk.
Musibah mulai datang, saat lada bangka saya kena tipu, dengan cara yang klasik, awalnya mereka membayar dengan Giro Bilyet kosong, setelah saya komplain baru mereka transfer. begitu seterusnya ketika mereka mulai menjadi 'langganan' saya. rupanya yang mereka lakukan adalah membiasakan diri kami terhadap pola pembayaran dgn Giro,.. sehingga pada suatu saat mereka tidak membayar full, hanya 10%, kemudian dibayar lagi 5 juta, 1juta, 500rb, sampai kemudian menghilang tak tahu rimbanya.... . Hal ini menyebabkan warung Mie ayam saya terpaksa ditutup karena kekurangan biaya, padahal kami sudah mulai mendapatkan pelanggan setia, karena menurut mereka, rasa mie ayam kami berbeda.
Musibah tidak hanya sampai disitu, saat Boss saya di kantor melarikan diri dengan membawa hampir semua asset kantor, dan meninggalkan semua karyawannya tanpa gaji, hingga praktis kami sekeluarga hidup tanpa penghasilan tetap selama hampir 1 tahun.
Butuh beberapa saat bagi kami untuk berdiri tegak dan bersikap ikhlas, karena memang sudah tidak mungkin bagi kami untuk mengembalikan uang kami.
Kami hidup minus, berhutang sana-sini, tambal sulam... saya pun akhirnya 'terpaksa' kembali bekerja sebagai karyawan. tapi mimpi untuk menjadi pengusaha tak pernah hilang, karena saya selalu mengupayakan untuk bekerja di perusahaan dengan bidang usaha dimana saya nantinya belajar dan kemudian bisa berusaha sendiri.
Saya amat bersyukur didampingi oleh seorang istri sholehah, yang bersabar atas ujian yang menimpa kami, bahkan menurut saya Istri saya adalah barometer ibadah saya, yang selalu mengingatkan saya saat saya mulai melemah terhadap kerasnya tempaan diluar sana.
singkat kata, Allah terus menjaga rezeki keluarga kami, dengan secara tiba2 saya diterima bekerja disebuah perusahaan nasional, dengan posisi dan gaji yang teramat lumayan. namun hal itu hanya berlangsung 3 bulan. Dikantor saya terkena fitnah, dan 'dibuang' dari posisi saya, saya sebelumnya Manager, dan karena hal tersebut langsung di downgrade ke posisi staff biasa tanpa melewati level supervisor dan gaji dipotong 60%.
Saya bertahan 1 bulan sekedar untuk menjaga perasaan istri saya, dan juga melatih kesabaran saya, karena Allah menguji hamba-Nya dititik terlemahnya. Dan menurut saya titik terlemah saya adalah kesabaran saya. Jadi kini saya merasa telah 'menang' karena telah berhasil bersabar atas ujian saya.
Jadi mulai tanggal 15 NOv besok saya resign dan memutuskan untuk menjadi pengusaha dengan hanya bermodal tabungan 1 juta rupiah dan restu dari istri saya, untuk memulai bisnis yang ditawarkan oleh teman saya yaitu bisnis konveksi kaos kecil2an. Kenapa saya bisa se-pede itu? barangkali itu yang menjadi pertanyaan Pak Hadi,..
Dalam perjalanan hidup saya yang sudah saya ceritakan diatas, bahkan kami bisa hidup tanpa pegangan apa2 selama hampir 1 tahun saja sudah menjadi tanda bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang tengah kesusahan, apalagi kini saya sudah memiliki pegangan yaitu uang 1 juta, dan pola pikir yang sudah banyak berubah akibat tempaan persoalan, dan juga memiliki sandaran yang teramat sangat hebat, teramat sangat dapat diandalkan, 'Sesuatu' yang Teramat Kaya, Teramat Pemurah, Maha Penolong, dan mudah dimintai Pertolongan, yaitu Allah Azza Wajalla.. tentu saya menjadi sangat yakin bahwa kini kami akan baik2 saja..
Orangtua saya sudah tahu dan hanya bisa mendoakan, sedangkan mertua saya hanya tahu bahwa kami sedang 'sulit' tanpa tahu secara pasti apa yang terjadi, karena istri saya meminta saya agar tidak membocorkan keadaan keluarga kami untuk menjaga kehormatan saya sebagai suami.
Jadi dengan mengucap "Bismillahirrahmani rrahiim.. " saya bertekad menjadi pengusaha...
semoga Allah berkenan menjaga keluarga kami dari kefakiran dan kekufuran... Aamiiin
Mohon maaf apabila tidak berkenan.
Wasalaamu'alaikum WW
Erzandi
2 komentar:
Assalamu'alaikum pak Hadi,....saya seperti melihat ke dalam cermin ketika membaca tulisan pak Hadi ini,...saya ingin kontak ke pak adi, InsyaAllah, dengan ridhoNya, mudah2han kita bisa bersinergi.
NB: Saya minta no.contact pak Hadi ya,
ato kalo' tidak keberatan, mohon pak
Hadi bisa menghubungi saya.
Erwin
021-77883605 (home)
021-7989000 ext.496 (off)
081383881576
68722704 (Flexi)
Pak Hadi, Bisa minta kontak no. pak Erzandi.
Salam, Erwin
Posting Komentar